20. Ulah Kalvin

2.2K 90 2
                                    

CERITA  INI AKAN PINDAH KE AKUN Nurhalisaicha3


Happy reading🐰

"Di mana Sakila?" tanyanya setelah sampai di kelas gadis itu.

Nita, Gadis yang di tanya itu mendongak acuh dengan mata malas. 

"Ke ruang guru," Jawab Nita, lalu gadis itu melanjutkan kegiatan membaca Novelnya, begitu acuh pada cowok yang berstatus sebagai pacar sahabatnya.

Arthur mengeram kesal, dengan jawaban singkat dari Nita, dia berfikir tidak ada yang berubah dari gadis itu setelah putus dari sahabatnya Ryan.

Arthur bergegas keluar tujuannya sekarang mencari gadis itu di ruang guru.

"Thur," panggilan seseorang, membuat langkah cowok itu berhenti.

"Kalvin berantem ama Tristan di kantin," Ucap cowok itu dengan nafas tersengal-senggal, seperti habis lari maraton.

"Shit,"umpat Arthur, membalik arah, kali ini dia bisa bertemu Sakila lain kali karena sahabatnya itu berulah lagi.

•••

Tristan, Anak kelas XII IPS 2. Sudah banyak yang tahu jika Tristan dan Kalvin merupakan rival.

Arthur sampai di kerumunan orang-orang yang sedang asik menonton tanpa ada keinginan untuk melerainya. Cowok itu mencari ke beradaan Ryan dan Sandi namun nyatanya Nihil, yang berarti Kalvin berkelahi tanpa di temani dua kurcaci itu.

Cowok itu melihat mangkok bakso yang sudah pecah, dia tahu. sekarang masalah apa ini.

Arthur melangkah mendekat.

"Berhenti bodoh," ucap Arthur.

"Cowok kayak dia nggak bakalan gue ampuni," ujar Kalvin begitu emosi, sambil menduduki perut Tristan dan memukulnya.

"Shit, stop bodoh," ucap Arthur, menarik paksa tangan Kalvin yang saat itu melayang ingin memukul.

Kalvin terhenyun ke belakang akibat tarikan paksa Arthur, emosinya naik.

"Brengsek," umpatnya, maju ingin menerkam Tristan yang saat itu berusaha berdiri. Namun, dengan sigap, Sandi dan Ryan beserta Aldi entah datang dari mana, menahan Kalvin dengan Ryan berada di depan, dan sandi berada di belakang memegang tangan cowok itu.

"Keep calm boy, emosian amat lo," ucap sandi.

"Bacot," Dalam satu hentakan, pegangan tangan Sandi padanya lepas, dia menyeka sedikit darah dari bibirnya dan melangkah pergi.

Arthur, cowok itu menenteng Tristan berdiri, dia juga emosi.

"Lo salah cari lawan, lo ganggu teman gue, jangan harap tenang," tekan Arthur.

"BUBAR-BUBAR,"Teriak Ryan.

Semua orang disana merasa kecewa, pertunjukan telah selesai.huuuuu

"Gara-gara Anak tengil itu, gue nggak jadi makan bareng sakila," kesal Arthur.

•••

"Dinda," ucapnya kaget.

Gadis itu menatap tidak percaya, dia bertemu dengan cowok yang sudah lama ia cari dan sekarang berada di hadapannya.

Sakila sesegera mungkin mengambil buku-bukunya yang berjatuhan.

"Sorry, saya buru-buru," ucap Sakila.

Angkara, cowok itu menahan kepergian gadis itu, dengan merentangkan tangan kirinya.

" gue kangen," ucapnya.

Sakila langsung menepis tangan di depannya, dan berjalan cepet seperti sedang lari kecil.

Merasa sudah jauh, dia berhenti dan bersembunyi di balik tembok, memejamkan matanya dengan memeluk buku-buku yang ia bawa.

Perasaaan serasa di aduk-aduk melihat kehadiran cowok itu, yang merupakan masalalu darinya yang sangat ia rindukan, namun apa rindu itu masih ada sampai sekarang? Apakah hati itu masih miliknya. Sakila masih memejamkan mata, sampai ada yang seperti meniupi wajahnya.

Dia membuka matanya, kaget melihat cowok itu dengan tiba-tiba berada di hadapannya dengan senyum manisnya, siapa lagi kalau bukan Arthur.

Dengan sekali tiupan dari Arthur membuat sadar dengan posisinya yang di kurung oleh tangan cowok itu.

Dengan berjongkok, akhirnya dia bebas dari kurungan itu dan berdiri di samping tangan yang mmengurungnya, dan membuat Arthur berdecak sebal, dengan Sakila yang tersenyum.

"Kenapa lari-lari, gue liat dari jauh," percakapan di mulai dari Arthur.

"Buru-buru, mau bawa buku ini ke kelas," bohong nya.

"Tapi, ini bukan arah kelas lo," ucap Arthur. Sakila ketahuan bohong, dia menunduk menyembunyikan wajah.

Cowok itu mengangkat alisnya, ingin tahu apa yang membuat gadis di depannya ini berlari.

Sakila melihat sekitarnya. Mencoba menemukan alasan yang logis.

"Sakila," Teriak seseorang dari arah berlari Sakila tadi.

Melihat keberadaan Arthur, membuat gadis yang tadi berteriak menciut untuk memarahi Sakila, karena lama sekali membawa buku ke kelas. Dia sekretaris kelas Sakila, tadi ia pergi bersama Sakila ke ruang guru, namun tidak pergi bersama akibat Sakila yang masih ada urusan dengan guru mata pelajaran itu.

"Lo udah di tungguin sekelas, gara-gara bawa buku pacarannya," ucap gadis dengan sedikit kekehan.

Arthur mengangkat alisnya, menatap gadis itu, lalu beralih ke Sakila dan mengacak kepalanya.

"Tuh dengar jangan bawa bukunya pacaran, yaudah bentar pulang bareng," ucapnya Arthur dengan kekehan, dan mengacak rambut gadis  itu membuat Sang empu-nya berdecak kesal.

"Arthurrrr," Teriaknya

Arthur melangkah meninggalkan gadis itu dengan teriakan kesalnya, sampai dia tidak terlihat di belokan lorong tersebut.

•••

"gue kira nak baru tuh di kelas kita, ternyata dia di kelas IPS." ucap kinan sok sedih.

"Jadi, populasi cogan anak IPS bertambah dong?" tanya Amel antusias.

"Parahnya  dia sekelas dengan Arthur," ujar Kinan, sambil menoleh ke arah Sakila yang sedang menyibukkan dirinya membaca Novel, milik Nita.

"Lo kenal kil?" Tanya Amel.

Gadis itu mendonggak, menatap Kinan dan Amel secara bergantian, lalu menggeleng.

"Gue kira lo kenal, soalnya gue dengar dia sepupu Arthur," ucap Kinan.

"Sepupunya bukan berarti Sakila kenal, bahas cowok mulu, tugas lo aja belum kelar-kelar," ketus Nita. Satu kalimat keluar membuat Kinan dan Amel diam.













VOTMENT GUYS-!

SALAM

XOXO

ARTHUR IS MY BADBOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang