Hidup seakan bagaikan rinai hujan yang turun
Terkadang ia membawa kebahagian
Terkadang ia mengantarkan kesedihan
Terkadang ia melahirkan kerinduan
Mengapa kau terlalu sulit ditebak arahnya?
Apa yang sebenarnya kau ingin hadirkan wajai hujan?
Akankah ada pelangi di akhir sana?
Ataukah hanya kedinginan yang mencekam?
--- --- ---
Hujan baru saja berlalu. Tetes-tetes air hujan masih bergelayut di tepian daun pepohonan di pemakaman itu. Matahari yang bersinar redup menerobos lembut. Mencoba sedikit menghangatkan bumi di penghujung hari itu dengan sinar jingganya.
Angin semilir yang bertiup membawa langkah seseorang mendekati sebuah pusara di pemakaman itu. Tanah pusara itu masih merah dan basah. Hanya semerbak wangi taburan bunga yang kini masih berjejak setelah semua telah meninggalkan sekeping jiwa di tempat peristirahatan terakhirnya. Orang itu perlahan mendekat dan kemudian menatap sayu batu nisan dengan pandangan yang begitu sulit tergambarkan. Cukup lama dia terdiam disana ditemani kesunyian. Wajahnya yang menatap kosong makam itu begitu sulit untuk digambarkan.
Tapi tiba-tiba punggungnya bergetar hebat, dan pecahlah sudah air mata yang sedari tadi telah ia tahan. Dia jatuh terpuruk kini di atas tanah merah itu. Tak ada lagi kekuatan yang susah payah coba ia bangun selama ini. Lepas sudah semua topeng yang ia mainkan. Kesedihan telah meluruhkan pertahanan hatinya. Kini disaat orang-orang yang ia sayangi telah meninggalkan dirinya, apakah dirinya akan kuat menghadapinya sendiri?
Orang itu tampak mencoba mengatur emosinya. Perlahan ia mengangkat wajahnya dan mengusap air mata yang telah membanjiri wajah pucatnya. Tidak. Dia harus kuat. Dia harus berubah. Karena hidupnya kini takkan mudah jika ia lemah terhadap hatinya. Dengan sebuah ketegaran, ia mencium batu nisan itu sesaat. Kemudian ia menatap batu nisan itu untuk terakhir kalinya, dan dengan sebuah keyakinan dan tekad baru di hatinya, ia berdiri dan pergi dengan langkah pasti.
Itu terakhir kalinya orang itu terlihat disana. Dan kemudian makam itu seolah tak lagi terperdulikan orang-orang terkasihnya. Seolah semua telah meninggalkan jiwa yang terkubur disana sendiri, tanpa ada pernah lagi kerinduan yang datang menghampiri.
----- 3am -----
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Change (Tamat)
Teen Fiction7 tahun telah berlalu sejak pertemuan terakhir mereka, meninggalkan masa remaja yang ceria. Ify kini telah tumbuh menjadi wanita muda yang lebih dewasa. Setelah lama meninggalkan Indonesia, Ify memutuskan tuk kembali membawa sebongkah kerinduan yang...