Never Change - Part 7 : Kejutan

405 26 7
                                    

-----------------3am------------------

"Wah, Via pasti seneng nih di kasih kerudung banyak gini. Makasih yak idenya," ucap Rio sembari keluar dari sebuah toko pakaian muslim itu. Ify di sampingnya tersenyum senang.

"Gue juga baru sadar kerudung Via kebanyakan item semua. Bener kata lo, hidupnya Via perlu lebih dicerahkan dikit biar lebih warna-warni, hehehe" sambung Rio lagi.

Setelah berputar-putar beberapa jam di sebuah mall, Rio kini telah menenteng sebuah tas belanja berukuran tanggung berisikan hadiah yang akan ia berikan kepada adiknya, Sivia. Dengan ditemani Ify yang menurutnya lebih mengerti selera cewek lah, Rio bisa yakin tak salah memilihkan kado yang cocok untuk Sivia.

"Kado udah, titipan Mama udah, sekarang tinggal mesan kue nih. Di bawah ada toko kue yang enak, kita mesan disana aja yak. Yuk Fy" ajak Rio lagi. Tapi saat Rio menoleh, Ify tak lagi berada di sampingnya. Ia berbalik dan melihat Ify terdiam di depan eskalator. Rio berbalik menyusulnya.

"Ada apa Fy?"

"Kak, liat deh, kasian amat kucingnya itu," ucap Ify sembari menunjuk ke arah eskalator. Terlihat seekor anak kucing tengah berusaha menaiki eskalator, namun karena ia menaiki tangga turun, meski telah berlari cepat, kucing itu tak jua bisa sampai ke atas dan tertahan di tengah eskalator. Ify yang pada dasarnya menyukai kucing, seketika merasa kasian. Ify mencoba memanggil-manggil kucing itu namun kucing itu tak jua mau turun menghampiri.

"Tolongin gih, Kak. Gue banyak bawaan nih," ucap Ify ke Rio.

"Hah? Gak ah, geli gue."

"Ah cemen bener sih, lo Kak, sama kucing aja masa takut?" ledek Ify.

"Enak aja cemen!" Rio agak tengsin juga dibilang cemen oleh Ify. "Oke, bentar ya gue samperin tuh kucing."

Rio pun menaiki eskalator menuju lantai atas. Saat melewati kucing itu Rio berusaha memanggil kucing itu agar menghentikan aksi bodohnya. Tapi kucing itu tetap saja berusaha naik dengan tangga eskalator turun itu. Setelah Rio tiba di atas, ia kembali turun ke bawah untuk menghampiri kucing malang itu. Kasian juga pikir Rio, pasti kucing itu kebingungan menghadapi teknologi manusia. Tapi disaat Rio telah hampir mendekat, kucing itu malah berbalik dan melompat turun dari eskalator, kembali ke lantai bawah lalu lari menghilang. Sedangkan Rio hanya bisa memandang kucing itu menghilang dengan tatapan gondok setengah ingin membunuh.

"Sialan tuh kucing! Mau gue tolongin, eh malah dia bisa turun sendiri. Ngerjain gue emang!" omel Rio. Ify yang melihat kejadian itu hanya tertawa.

"Ya bukan salah kucingnya juga kali. Muka lo aja kali Kak, bikin takut tuh kucing hahaha," ledek Ify tertawa lebar. Rio hanya melirik Ify dengan muka merengut. Namun kemudian dia tersenyum melihat tawa Ify itu.

"Seneng ya lo ngetawain gue?!" ucap Rio galak ke Ify. Ify hanya nyengir sembari mengancungkan dua jari tanda damai. Rio mencubit pipi Ify gemas, dan ikut tertawa.

"Seneng liat lo ketawa gini Fy. Lo lebih cantik gini daripada muka suntuk lo tiap nungguin Iyel," ucap Rio lagi. Ify hanya tersenyum tersipu malu.

"Apaan sih lo Kak, lebay! Yok Kak, katanya mau mesen kue? Tapi abis itu kita makan ya, jadi laper gue banyak ngetawain lo, hehehe..." ajak Ify kemudian. Rio mengangguk, lalu mereka bergegas menuju toko kue lalu lanjut mencari restoran untuk makan siang.

---------------3am----------------

Di sebuah restoran nusantara itu, Rio yang telah menghabiskan makanannya, kini diam menunggu sambil menatap Ify yang tengah makan dengan lahap di depannya. Senyumnya terus terukir di bibirnya.

Never Change (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang