Never Change - Part 16 : Di balik Rencana

368 31 3
                                    

------------------3am---------------

Degupan musik keras memenuhi ruangan itu, mengiringi banyak keceriaan dan tawa riang para pengunjung disana. Gabriel duduk sendiri di pojok ruangan sambil mengawasi keadaan sekitar. Hari itu sebenarnya tak ada barang yang harus ia antar atau ambil, tetapi ia ditugaskan untuk mengawasi klub malam milik bos besarnya itu. Tugas yang menjemukan bagi Gabriel karena dia tak menyukai segala kebisingan itu.

Gabriel terus menatap orang-orang yang begitu betahnya melakukan party sepanjang malam disana. Dalam pandangannya, ia bisa membagi mereka dalam 2 tipe. Sebagian baginya terlalu angkuh menghabiskan waktu dan hartanya untuk kenikmatan duniawi sesaat. Sebagian lagi terlalu menyedihkan karena menjadikan tempat itu sebagai tempat pelarian dari berbagai permasalahan hidup. Tapi pada akhirnya, mereka di mata Gabriel semuanya tampak sama. Mereka hanyalah orang-orang yang tenggelam dalam sinar menyilaukan gemerlap nikmat dunia yang semu. Dan itu sesuatu yang memuakan bagi Gabriel. Dan jika saja dia bisa bertindak sesukanya, dia akan memilih hengkang dari sana. Karena baginya, tak ada kenikmatan lain yang bisa menggantikan nikmatnya hidup tenang bersama dengan orang-orang yang ia sayangi. Dan itulah yang sangat ia dambakan kini.

"Halo Mas Iyel... Mau ditemenin gak?" Seorang wanita berpakaian seksi menghampirinya dan tanpa permisi langsung merangkul lehernya. Tanpa menatapnya sedikit pun, Gabriel segera melepas rangkulan itu dan menggeser duduknya diikuti pandangan kesal dari wanita itu.

"Sombong amat sih sekarang?" ucap wanita itu sedikit kesal lalu pergi meninggalkan Gabriel sendiri.

Gabriel hanya melirik kepergian wanita itu dan tersenyum tipis. Dirinya tau, selama ini beberapa wanita penghibur itu mendekati mereka untuk mencari keuntungan lain. Gabriel tau beberapa di antara mereka juga pengguna. Sebagian lainnya bersedia menjadi pencari konsumen baru untuk mereka. Oleh karena itulah para wanita malam itu terkadang bersikap sangat manis kepada Gabriel dkk hanya demi mengharap keuntungan lebih dari bisnis menggiurkan itu.

Mungkin sebelum-sebelumnya, Gabriel yang sering kali berada di bawah pengaruh narkoba, tak begitu sadar dengan apa yang ada di sekitarnya bahkan apa yang telah ia sendiri lakukan. Terkadang malah saat baru terbangun di pagi harinya ia baru tersadar banyak menemukan bekas bibir menempel di leher atau pakaiannya. Ia hanya berharap ia tak melakukan hal buruk lainnya disaat ketidak-sadarannya itu. Dan setelah bertahan kuat seminggu itu tak menyentuh barang jahat itu, ia kini telah memiliki kesadaran 100% tanpa terpengaruh obat apapun. Dia bisa jauh lebih waspada sekarang. Sikap hangat dan kepercayaan yang diberikan Ify kepadanya beberapa hari yang lalu, benar-benar memberi kekuatan baru untuknya. Mungkin ia tak mampu menghindari semuanya kini, tapi paling tidak ia bisa menepis gangguan-gangguan kecil seperti ini. Ingatannya akan sosok Ify bagaikan sebuah pijar yang bersinar begitu terang di hatinya. Dan kekuatan inilah yang selalu berhasil menghangatkan hatinya dan menerangi pikirannya hingga dapat menguatkannya melawan segala pengaruh buruk itu.

"Yel! Bos manggil lo di atas!"

Gabriel mengerutkan keningnya sesaat. Setelah sekian lama bekerja dengannya, ia cukup jarang bertemu kembali dengan Bos besar komplotan itu. Bos besarnya itu hanya hadir saat ada pekerjaan besar yang ingin mereka kerjakan. Gabriel pun bergegas memenuhi panggilan itu dan melangkah menuju ruangan bos besarnya itu.

"Permisi. Apa Tuan mencari saya?" Ucap Gabriel sopan saat memasuki ruangan bosnya itu.

"Ah, Gabriel... Duduklah," ucap Tuan Hassel. Gabriel mendekat dengan sedikit lebih waspada.

"Ayo, kita bersantai sejenak. Kamu mau mencoba ini? Ini salah satu ganja terbaik yang kita miliki," ucap bos besarnya itu lagi menawarkan selinting ganja saat Gabriel telah duduk di depannya.

Never Change (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang