Never Change - Part 6 : Cara Lain

413 32 6
                                    

----------------------3am--------------------

Hari masih begitu pagi. Terlihat beberapa kapal Phinisi tertambat anggun di pelabuhan yang masih sepi. Tonggak-tonggaknya yang menjulang bersaing dengan keangkuhan kapal-kapal besar lainnya. Itu pelabuhan yang besar dengan berbagai aktivitasnya, seakan ingin mengingatkan kembali bahwa negeri itu pernah besar dengan sejarah kejayaan pelabuhannya di masa kerajaan nusantara dulu.

Gabriel duduk di tepi dermaga sendirian menatap hamparan laut luas di depannya. Sinar matahari baru mulai beranjak perlahan dari peraduan. Semilir angin laut menerpa wajahnya. Ia menyukai ketenangan itu. Laut membuatnya bisa melupakan segala beban hidup dan cerita masa lalunya. Ketenangannnya mendamaikan sanubarinya. Laut bagaikan sebuah penangkal hatinya dari segala keputus-asaan.

Meski masih pagi, namun peluhnya telah membanjiri bajunya. Sejak pertengahan malam Gabriel telah berada disana. Sebuah kapal besar telah merapat kemaren sore, dan pekerjaan besar yang telah menantinya tak boleh ia sia-siakan. Pekerjaan disana kadang tak menentu. Terkadang ia harus ikut bermalam di kapal-kapal pelabuhan itu dan bekerja semalaman suntuk. Terkadang ia tetap harus bekerja meski cuaca tak bersahabat baginya. Terkadang ia juga seringkali hanya bisa gigit jari menunggu pekerjaan yang tak kunjung datang. Kehidupan disana memang keras. Namun baginya, lewat kerja keras itulah segala rasa sakitnya bisa terlupakan.

Gabriel sedikit mengernyit. Luka di kakinya terasa perih. Sebuah kecerobohannya tadi telah mendatangkan petaka. Karena tak hati-hati saat meniti balok kayu yang digunakan sebagai jembatan untuk menaiki badan kapal, ia terpeleset dan hampir saja tercebur ke lautan. Kakinya tergores cukup dalam sebagai gantinya. Kini sepertinya dia harus sedikit mengalah, mencukupkan pekerjaannya sampai disana. Badannya juga telah begitu lelah. Dan dengan kondisi kaki seperti itu, Gabriel juga merasa tak dapat bekerja maksimal. Dia akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah pagi itu.

"Bang! Balik duluan ya. Hari ini saya off dulu deh," ucap Gabriel kepada seorang pekerja disana.

"Oiya, Yel. Istirahat aja dulu lo. Lagian kayaknya belum ada kapal lain yang merapat juga," sahut seorang pekerja disana. Gabriel mengangguk, dan kemudian dengan sedikit tertatih ia berjalan agak pincang keluar pelabuhan. Gabriel mengedarkan pandangan saat sesampainya di area luar pelabuhan. Tiba-tiba saja ia teringat sosok yang akhir-akhir itu sering menunggunya disana. Dia berharap gadis itu tak bersikap bodoh lagi datang tuk menunggu dirinya yang sebenarnya tak bekerja hari itu.

Sebenarnya rasa bersalah selalu menjalari diri Gabriel setiap harus tidak mengacuhkan Ify. Padahal rona wajah letih sering kali ia lihat pada gadis itu karena telah menunggunya hingga malam. Malam sebelumnya bahkan dia pernah dengan sengaja mengambil jalan lain hanya untuk menghindarinya. Entah sampai semalam apa Ify menunggu ketidak-keberadaan dirinya. Meski ia selalu menghindar tapi sebenarnya hati kecilnya selalu berharap semoga tak terjadi hal buruk pada gadis itu.

Sembari berjalan pulang keluar pelabuhan, Gabriel terhenti sesaat dan sebuah inisiatif menghampiri pikirannya. Ia berjalan menuju pos satpam di depan pintu masuk pelabuhan itu.

"Bang Toha!" panggil Gabriel kepada seorang satpam yang telah cukup dikenalnya itu.

"Oh lu Yel, udah balik lu? Kenapa?" sahut satpam itu.

"Kena accident dikit nih,"sahut Gabriel sembari menunjukkan kakinya yang terluka. "Bang, tau kan ada cewe yang akhir-akhir ini biasanya agak sorean suka nongkrong disini? Kalo ada dia, bilangin gue gak kerja ya," ucap Gabriel. Rupanya dibalik sikap tertutupnya, Gabriel masih mau memikirkan Ify. Dia tak tega jika gadis itu dibiarkan begitu saja.

"Oh, yang suka nyariin lu itu ya? Ngapain sih lu ngehindarin dia terus? Kan cantik Yel," goda Bang Toha.

"Gak papa, bilangin aja gitu ya. Kan kasian kalo sampe malam nungguin tapi orangnya gak ada," sahut Gabriel lagi.

Never Change (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang