Never Change - Part 12 : Kembali

382 30 9
                                    

-------------------3am-----------------

"Ngapain lo kesini lagi?!" Emosi Rio begitu tersulut saat melihat Gabriel telah berdiri di depan pagar rumahnya.

"Maaf, tapi gue kesini cuma mau ketemu Ify."

"Buat apa lagi lo datangin Ify hah?! Buat lo sakitin lagi? Buat lo bikin nangis lagi?!" terdengar lagi bentakan kasar Rio kepada Gabriel.

"Gue gak ada urusan dengan lo!" jawab Gabriel tegas, sedikit terpancing emosi.

"Ini rumah gue, semua jadi urusan gue! Jadi gue berhak ngusir lo!"

"Gue cuma mau ngomong baik-baik!"

"Gue gak percaya sama lo! Kemaren aja Ify sampe sakit parah dan masuk RS abis ketemu lo, tau gak lo?! Jadi, pergi lo dari sini sebelum gue ngehajar lo!"

Percekcokan Rio dan Gabriel terus terdengar hingga Ify mengikuti Sivia ke depan rumah. Dan saat telah berada di teras rumah, langkah Ify terhenti. Ify sedikit terperangah melihat kehadiran Gabriel disana. Tampak penampilan Gabriel kini telah sedikit berubah. Kumis dan jambangnya telah tercukur habis membuatnya terlihat lebih muda kembali. Pakaiannya juga tampak lebih rapi tanpa penampilan kusam dan berantakannya setiap bekerja di pelabuhan. Namun yang membuatnya begitu terperangah adalah tatapan Gabriel yang kini telah menyadari kehadirannya dan langsung menatapnya penuh. Sesaat pandangan mata Ify dan Gabriel bertemu. Ify menatapnya dengan sedikit perasaan takut. Hatinya masih berdegup kencang, takut kejadian menyakitkan yang lalu terulang kembali dan membuat luka hatinya terkoyak lagi.

"Ify... Aku mau ngomong dengan kamu," ucap Gabriel kepada Ify. Sikap Gabriel itu membuat hati Ify sedikit kembali tersentuh. Ada tutur kata dan sinar mata yang berbeda disana yang bisa ditangkap Ify. Kini tak ada lagi mata yang menatapnya dingin dan cercaan kasar yang terlontar. Yang ada hanya ucapan lembut dengan tatapan penuh permohonan. Seperti itulah sosok Gabriel yang ia rindukan selama ini dengan sikapnya yang teduh menghangatkan hati.

"Gak bisa! Pergi lo!" tolak Rio dengan kasar terus mengusir Gabriel dari sana.

"Ify, aku mohon beri aku waktu!" mohon Gabriel lagi. Namun Rio tampak terus mendorong Gabriel keluar dari halaman rumah itu. Hati Ify sesaat bergejolak, antara ingin memberi kesempatan lagi kepada Gabriel atau memutuskan untuk tetap menjauhinya. Tapi melihat Rio dan Gabriel yang tampak sudah ingin baku hantam itu, akhirnya hati nuraninya yang selalu membisikkan kebaikan lah yang menang. Ify segera maju dan menahan tangan Rio.

"Lepasin dia Kak. Biarin Iyel masuk," ucap Ify kemudian menyela Rio dan Gabriel. Pergulatan antara keduanya sontak terhenti. Rio terdiam sesaat menatap Ify, lalu dengan enggan ia mundur dan memberi jalan kepada Gabriel untuk masuk. Gabriel pun masuk diikuti tatapan tak suka dari Rio yang telah menjauh ke arah teras rumah. Ia berhenti tepat di hadapan Ify, lalu sesaat melirik ke arah Rio dan Sivia yang terus memperhatikan mereka dari teras. Gabriel menghembuskan nafasnya sesaat dan kembali menatap Ify lekat. Beberapa saat mereka hanya saling menatap dalam diam.

"Apa benar kamu sakit, Fy?" Pertanyaan dengan nada khawatir itulah pertama kali terlontar kembali dari mulut Gabriel. Ify bisa meliat kecemasan dari sorot matanya. Apakah sosok Gabriel yang ia rindukan itu benar-benar telah kembali kini?

"Ya. Tapi sekarang aku sudah sembuh," sahut Ify singkat. Gabriel tampak menggangguk dan menghela nafas lega. Kemudian mereka kembali terdiam saling menatap sejenak, seakan ingin memberi kesempatan hati untuk saling menilai dan mulai menghadirkan rasa kembali setelah sekian lama hubungan dingin itu memisahkan mereka. Kegelisahan masih begitu kental terasa di wajah Gabriel yang sesekali masih melirik ke arah Rio dan Sivia yang terus saja mengawasi mereka dari jauh.

Never Change (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang