Never Change - Part 13 : First Date

431 28 10
                                    

-----------------------3am----------------------

"Makasih ya Fy sudah mampir kesini lagi."

"Aku yang terima kasih Mas Al, udah dikasih bahan riset banyak gini hehehe," sahut Ify senang. Ify tersenyum lebar kepada orang di hadapannya itu. Ada Mas Alvin yang kini tengah mengantarnya sampai pintu depan sekolah musiknya. Hari itu Ify memang menyempatkan diri mengunjungi sekolah Mas Alvin kembali sembari menunggu Gabriel yang berjanji akan menjemputnya siang itu untuk pergi bersamanya mengunjungi ayahnya di lapas.

"Santai aja Fy. Ilmu itu memang bagusnya dishare, jangan disimpan sendiri," sahut Mas Alvin bijak. Ify mengangguk sepakat.

"Jadi gimana? Mau gak nih lagu-lagu kamu saya garapin? Karya-karya kamu bener-bener bagus lho," celetuk Mas Alvin lagi. Ify memang telah menunjukkan beberapa karyanya kepada Mas Alvin. Setelah pertemuan menyenangkan mereka sebelumnya, Ify memang menjadi begitu tertarik untuk berdiskusi lebih banyak dengan Mas Alvin dan meminta banyak masukan khususnya mengenai karya-karya yang dibuatnya.

"Ah, jangan becanda terus gitu dong Mas. Beneran aku masih gak pede karya aku bakal disukai sama orang apa gak," sanggah Ify.

"Kalau gak dicoba mana tau kan?" sahut Mas Alvin lagi. "Lagi pula, kalau kita berkarya pake hati, nanti karya kita bakal nyentuh sampai hati juga kok."

"Ya, ada benarnya juga sih... Nanti deh Mas Al, aku pikirin. Sekarang mau fokus kelarin kuliah aku dulu, hehehe..."

"Beneran ya? Ditunggu lho ya," sahut Mas Alvin. "Jadi, kamu pulang sama siapa? Mau dianter?" tawarnya lagi.

"Oh gak usah Mas. Nanti ada yang jemput kok temen. Nah, tuh dia kayaknya baru nyampe," ucap Ify sambil menunjuk seorang pengendara motor yang baru memarkirkan motornya di parkiran.

"Itu yang jemput kamu?"

"Iya."

"Jadi sebenarnya yang mana pacar kamu? Rio, lelaki yang di RS, atau yang sekarang?" tanya Mas Alvin dengan nada sedikit menggoda.

"Ah apaan sih kok nanyanya gitu, hehehe... Aku pergi dulu ya Mas Al," ucap Ify sedikit malu sambil berpamitan.

"Ya, hati-hati Fy," pesan Mas Alvin sambil tersenyum ramah. Ify mengangguk dan tersenyum lalu segera berlari menghampiri Gabriel. Gabriel yang telah menunggunya di atas motornya, hanya menatap ke arah Ify lurus.

"Yang tadi siapa Fy?" tanya Gabriel sambil menyerahkan helm kepada Ify.

"Mas Alvin. Dia yang punya sekolah musik ini," sahut Ify singkat sambil memasang helmnya.

"Gak nyangka aku yang punya sekolah musik ini orangnya semuda itu," ucap Gabriel sembari melirik Mas Alvin yang tampak baru saja kembali masuk ke dalam kantornya.

"Iya. Mas Alvin memang hebat.. Aku kepengen deh ntar kayak dia. Masih muda tapi karya dan sumbangsihnya buat dunia musik udah banyak" puji Ify dengan wajah sumringah. Gabriel melirik Ify dengan kening berkerut.

"Kamu kayaknya kagum banget sama dia?" sahut Gabriel datar.

"Orangnya emang menginspirasi sih, hehehe... Eh, bahkan dia sempet nawarin mau produserin aku. Katanya lagu aku bagus. Jadi malu hehehe," ucap Ify sedikit tersipu.

"Mau produserin kamu atau mau deketin kamu?" sahut Gabriel sedikit sinis. Ify mendelik pada Gabriel.

"Apaan sih Yel? Ngasal deh," rengut Ify.

"Dia kayaknya senang sekali tersenyum sambil menatap kamu," ucap Gabriel lagi ketus.

"Ketus amat, Pak. Cemburu yaa???"

Never Change (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang