✔SINCE I FOUND YOU // NCT JAEHYUN [ On Revisi ]

2 - "Bite My Lower Lip"

Esna - Bite My Lower Lip

Diam-diam aku menggigit bibir bawahku
Dan perlahan-lahan menutup mataku
Aku mencoba untuk menyembunyikan debaran perasaan yang mengisi tubuhku
Ini menggelitik untuk beberapa alasan ketika aku memikirkanmu

🌹

🌹

Yang kemarin itu kemoterapi ke-enam, berarti kemoterapi terakhir yang harus Afika jalani setiap selang waktu tiga minggu. Ia harus menjalani beberapa evaluasi lagi untuk melihat kondisinya apakah sudah lebih baik atau mungkin sebaliknya.

Ultrasonografi alias USG, laboratorium darah dengan indikasi CA 125 sebagai penanda tumornya, serta metode pemeriksaan CT Scan. Semua sudah Afika lewati dengan mulus. Jarum suntik, ruangan-ruangan di rumah sakit, atau alat-alat medis yang terlihat mengerikan bahkan sudah menjadi teman dekatnya selama ini.

Pemeriksaan menunjukan bahwa hasil dari kemoterapi enam kali sebelumnya berbuah baik. Sel-sel kanker yang menggerogoti tubuhnya secara ganas sudah 'tertidur' dalam satu artian lain. Afika hanya perlu menjaga pola hidup sehat demi agar tidak memicu kondisi seperti ini terulang kembali.

Bahagia sekali ketika mendengar dirinya dinyatakan bersih dari kanker oleh dokter yang merawat. Pulang dengan sejuta harapan yang dirasanya pernah pupus kala itu. Sayangnya, Afika sudah lebih dulu cuti akademik dari universitasnya karena merasa tidak mampu mengikuti proses belajar dengan baik saat menjalani proses pengobatan.

Berhari-hari di rumah dan berkutat dengan kamar atau ruang tamu selama enam bulan. Membayangkannya saja sudah membuat Afika pusing sendiri. Bosan, sudah pasti. Tapi tidak apa-apa. Dengan begitu ia jadi lebih mudah mengontrol kesehatannya sendiri. Beristirahat dan memulihkan kembali kondisinya pasca pengobatan kemarin.

Mimpi apa Afika sampai-sampai hari ini kembali dipertemukan dengan Jaremi. Laki-laki berpostur tinggi itu datang ke rumahnya dengan alasan menjenguk sahabat. Ia sedang menguliti buah naga dan memotongnya menjadi bagian-bagian kecil. Setelah itu menggeser piringnya kehadapan Afika.

"buah naga bagus buat naikin hemoglobin, Fi. Ayo makan." ujarnya sembari mengambil posisi duduk didekat Afika.

Meja makan yang besar itu mendadak terasa sempit karena Jeremi benar-benar merapatkan posisinya pada Afika.

Setelah beberapa detik keduanya terdiam, Jeremi menyadari bahwa penyebab gadis itu menjelma menjadi patung adalah karena dirinya sendiri. Buru-buru digesernya kursi kebelakang, serta mengurai jarak agar lebih leluasa. Padahal yang tadi juga ia tidak dilakukan dengan sengaja. Lebih tepatnya yang bersangkutan tak menyadari bahwa posisinya ternyata sedekat itu.

"kakak tau darimana?" tanya Afika basa-basi sambil terus berusaha menetralkan ekspresinya.

"baca dari internet." Jeremi nyengir lebar dengan polos.