19 - "You Are The Reason"

1.3K 240 17
                                    

Calum Scott - You Are The Reason

Ku kan mendaki setiap gunung
Menyeberangi setiap lautan
Hanya untuk bersamamu
Dan memperbaiki apa yang kuhancurkan
Karena aku ingin melihat, bahwa kaulah alasannya

🌻

🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻

03/02/20

"jadi gimana, Jer? Lo masih ada niatan buat pindah agama?"

Titus yang baru kembali membawa struk berisi nominal uang hasil pembayaran tiga gelas kopi-langsung mengambil posisi duduk berhadapan dengan dua orang juniornya itu. Ketiganya sudah memiliki kesibukan masing-masing dan baru sempat berkumpul siang ini. Kedai kopi khas anak milenial ini menjadi pilihan utama karena tak ada satupun dari mereka berkeinginan untuk menyantap makanan berat.

Sebenarnya Titus sudah makan di kantor sebelum datang kesini, lain dengan Malik yang memilih untuk tidak makan karena melihat teman akrabnya itu seperti orang yang tak berjiwa.

Pertanyaan yang dilontarkan oleh si tertua itu menyadarkan Jeremi dari lamunannya. Ia kemudian tersenyum tipis seraya menarik nafas panjang.

"gue ngajak ketemu kan bukan buat bahas itu, mas." balasnya.

Benar, Jeremi yang mengusulkan untuk mereka bertemu. Ia sedang berada pada titik terberat masa-masa bekerjanya. Merasa bosan dan tak bergairah disaat kesibukannya tak dapat terurai sedikitpun.

Pertemuan dengan Afika yang kian waktu semakin berkurang menjadi salah satu faktor utama dirinya seperti ini. Ditambah lagi harus berusaha ekstra untuk mengambil hati orangtuanya yang hampir sekeras baja. Sudah berapa tahun sekarang, dan mereka masih belum bisa memberi izin secara rasional. Karena bagaimanapun juga, laki-laki itu adalah satu-satunya penerus marga Damanik dalam keluarga.

Sadar telah melemparkan pertanyaan sensitif, Titus langsung melirik Malik yang juga tengah melihat kearahnya. Mereka sepakat untuk mengganti topik secara random bahkan tanpa perlu mengangguk atau memberi kode lewat ekspresi sedikitpun. Seolah sorot mata itu sudah berbicara dengan sangat jelas.

"eh lo pesenin kita apaan, mas?" tanya Malik.

"piccolo, guys. Seperti biasanya." jawab Titus sambil tertawa.

Membuat Malik mengangguk-anggukan kepala merasa puas dengan ketepatan insting kakak tingkatnya itu. Ia yang paling paham soal kopi andalan mereka.

"oh iya, kerjaan kalian gimana? Sumpah ya gue udah eneg banget kerja disitu." keluh Titus tiba-tiba.

"kenapa emang?"

"bos gueee. Gila emang gak ada iman tuh orang tiap hari nindas anak buahnya mulu." jawab cowok berperawakan paling mungil diantara ketiganya itu dengan sedikit menarik urat. Ia paling menggebu-gebu kalau sudah membicarakan tentang atasannya di kantor yang membuat hampir semua karyawannya merasa tidak betah ada disana.

✔SINCE I FOUND YOU // NCT JAEHYUN [ On Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang