"Pertemuan pertama kami, sampai masuk OSIS"
By
Afika
🌻🌻🌻
Ospek diartikan sebagai tradisi turun temurun bagi siswa dan siswi yang baru bergabung menjadi warga sebuah lingkup institusi pendidikan. Datang bermodalkan seragam biru tua khas menengah pertama, seculun mungkin. Padahal kalau dilihat-lihat, gaya ini sudah sangat keren di sekolah sebelumnya. Tapi begitu masuk ke lingkungan yang baru, rasanya agak aneh.
Semua murid pendatang baru dikumpulkan pada satu aula untuk mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah, bekerja sama dengan anggota OSIS dan MPK—majelis perwakilan kelas. Namaku Afika Melia Fatharani. Teman-teman biasa memanggilku dengan nama depan, Afi, atau Afika. Bagian dari sekelompok pelajar berseragam biru yang kini duduk dilantai sesuai dengan regu masing-masing.
Aku pikir semua ini akan terasa membosankan sampai jam dua belas siang nanti, tapi ternyata dugaanku cukup meleset untuk itu. Satu persatu anggota OSIS memperkenalkan diri berikut jabatan mereka dalam organisasi. Disambung dengan organisasi lainnya. Mereka yang akan menjadi pembimbing untuk tiga hari kedepan dalam rangka kegiatan ini.
"hei, Afika?"
Aku menoleh, menatap salah satu teman kelompokku yang baru saja memanggil. Namanya, tidak tau siapa. Kami belum berkenalan. Yang jelas, dia baru saja melirik papan nama karton yang aku kalungkan.
"bikin yel-yel," ucapnya mengingatkan. Lalu tertawa, perempuan yang manis. "ngeliatin kakak itu mulu, naksir ya?"
Bodohnya aku karena terlalu kentara. Aku hanya menimpali dengan kekehan singkat lalu menggeleng. Tidak berusaha menyangkal karena nampaknya aku memang tertarik dengan kakak kelas yang dimaksud. Hm, oke, selamat datang diriku pada dunia percintaan putih abu-abu.
"kak Jeremi, 12 IPA."
Aku kembali mengangkat pandangan, melihat orang yang sama dan masih berusaha membicarakan topik sebelumnya.
"iya, tau. Tadi pagi kan dia ikut ngenalin diri." jawabku, mengingat dengan baik siapa nama laki-laki yang membuatku tertarik.
"asikk, kayaknya bakalan ada yang daftar OSIS nih abis ini." godanya.
Cukup menyebalkan, tapi lucu juga. Dan aku berterima kasih karena perkataannya memberiku sebuah ide.
Hehe..
Hari-hari berikutnya masih sama. Kami ditugaskan untuk melakukan ini dan itu, termasuk meminta tanda tangan kakak kelas sebanyak mungkin. Nampaknya yang satu ini juga sudah sangat melekat dengan imej perpeloncoan, sehingga dimana pun pasti ada. Tentunya aku tidak ingin kehilangan kesempatan untuk meminta tanda tangan kak Jeremi.
Dengan begitu percaya diri aku menyodorkan kertas berserta pulpen warna merah muda kehadapan kak Jeremi. Lalu mematung kaku ketika dia menerimanya sambil melempar senyum. Astagfirullahaladzim, batinku. Ini lebih dari yang dibayangkan. Wajahnya sangat sempurna jika dipandang dari jarak dekat.
Hanya sekejap itu terjadi, karena yang bersangkutan juga sudah selesai membubuhkan tanda tangannya pada kertas milikku. Jujur, aku terpesona dengan matanya. Sangat menawan, seolah ada magnet kuat yang membawaku semakin tertarik kedalamnya.
"udah nih," katanya. Lalu aku menerima kembali kertas itu dengan senang hati. "salam kenal, Afika."
Oh, oke..
Kalimat perkenalan memang terlampau biasa bagi dua orang yang baru bertemu, kan? Tapi diantara kerumunan siswi lainnya, dia hanya mengucapkan itu kepadaku. Aku sadar, bukan waktunya untuk terbawa perasaan sekarang. Karena yang lain sudah melirik kearahku dengan berbagai arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔SINCE I FOUND YOU // NCT JAEHYUN [ On Revisi ]
FanfictionApakah Tuhanku akan marah jika aku memintamu menjadi pendamping hidupku? Since I Found You © chojungjae, February 2019 ⚠ Do Not Copy / Plagiarism ⚠ • every chapter is using a little bit part of songs • So, i recommend you to hear the song while you...