35 - "Untukmu Aku Bertahan"

1.2K 205 33
                                    

Belum apa² dah nangis la aku ngetiknya grgr dengerin lagu ini, liriknya ngena banget dong plis 😭

🌻

Afgan - Untukmu Aku Bertahan

Tenanglah kekasihku
Ku tahu hatimu menangis
Beranilah tuk percaya
Semua ini pasti berlalu
Meski takkan mudah
Namun kau takkan sendiri
Ku ada disini...
Untukmu aku akan bertahan
Dalam gelap takkan kutinggalkan
Engkaulah teman sejati, kasihku
Di setiap hariku

🌻

🌻

28/02/20

"kalau begitu saya ingin kembali ke Indonesia." kata Jeremi waktu itu pada dokter yang bertugas di rumah sakit dekat kediamannya.

Sampai kapanpun deretan kalimat itu akan teringat dikepala. Entah sedang melakukan aktivitas ataupun tidak. Menimbulkan desah frustasi dari laki-laki Medan bermarga Damanik itu hingga tak ada lagi yang bisa ia lakukan selain meremas rambut atau mengusap wajah dengan kasar. Keputusan itu ia buat berdasarkan ratusan pertimbangan dalam waktu yang sangat singkat. Jeremi awam soal medis, tapi semua firasatnya mengatakan bahwa ini adalah yang terakhir. Maka berada di tanah kelahiran sendiri adalah yang terbaik.

Keluarga menyetujui keputusannya, meski harus mengorbankan pekerjaan dari diplomat itu sendiri. Tak ada yang bisa merombak kemauan Jeremi, apalagi kalau sudah menyangkut soal Afika. Seluruh jiwa dan raganya akan ia pertaruhkan hanya untuk kekasih hatinya itu.

Setelah tiba di Indonesia, Afika langsung dibawa ke rumah sakit pusat nasional tempatnya dulu menjalani pengobatan. Ia harus kembali kesana dengan diagnosa yang sama, namun lokasinya berbeda. Bukan lagi bertatap wajah dengan dokter obstetric and gynecology, kini Afika harus berhadapan dengan spesialis neuro-onkologi. Dokter yang bergelut dibidang spesialisasi persyarafan, termasuk otak, otot dan tulang belakang. Sekaligus menekuni bidang onkologi alias sub-medis yang mempelajari tentang kanker.

Lagi-lagi ia harus menjalani prosedur pemeriksaan yang sama sebelum benar-benar diagnosa ditegakkan. Hasil rontgen, MRI, CT Scan, sampel darah dengan penanda tumor yang tinggi, biopsi dan lain sebagainya. Perlu waktu sekurang-kurangnya satu bulan untuk melakukan semua itu. Begitu dibacakan oleh dokter, semua menjadi jelas. Kanker itu memang datang lagi dan kini menyebar dengan penyebutan kanker otak sekunder.

Tumor yang terdapat didalam kepalanya itu menekan sistem syaraf yang berkaitan dengan keseimbangan tubuh. Terjawab sudah mengenai Afika yang mulai sering kehilangan keseimbangan, merasa kurang fokus atau mengalami gangguan lainnya. Ia sering jatuh tanpa sebab, dan yang terakhir kemarin sampai pingsan.

Setelah melakukan serangkaian prosedur, barulah didapati stadium dari tingkat keganasan sel-sel abnormal tersebut. Untuk yang satu ini, dokter hanya mengatakan kepada Jeremi dan Doni yang kala itu mendampingi. Tidak kepada pasiennya langsung karena takut akan memperburuk kondisi psikologisnya. Dua orang itu, jangan ditanya bagaimana reaksinya setelah mendengar kata 'stadium tiga'. Keluar ruangan dengan perasaan yang sama. Doni sempat meminta izin ke toilet untuk buang air kecil, sementara Jeremi memilih kembali ke mobil dengan alasan mengambil barang yang tertinggal. Padahal dibalik omong kosongnya itu, mereka sama-sama ingin meluapkan tangis tanpa harus diketahui satu sama lain.

Tindakan lanjutan dilakukan atas dasar rasional juga tanggung jawab profesi. Dokter menyarankan Afika untuk menjalani kemoterapi lanjutan baik secara rawat inap maupun rawat jalan dengan bantuan obat-obatan peroral, berikut radiasi kepala. Tak perlu melakukan operasi, lagipula pihak keluarga tak menyetujui untuk itu. Mereka takkan tega jika membayangkan Afika harus tersadar dengan kondisi kepala yang meremuk.

✔SINCE I FOUND YOU // NCT JAEHYUN [ On Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang