✔SINCE I FOUND YOU // NCT JAEHYUN [ On Revisi ]

42 - "Cinta Sejati"

End

Bunga Citra Lestaei - Cinta Sejati

Suara sang malam dan siang seakan berlagu
Dapat aku dengar rindumu memanggil nnamaku
Saat aku tak lagi disisimu
Kutunggu kau di keabadian

🌻

🌻

11/03/20

Seiring berjalannya waktu kehidupan kembali berjalan dengan normal. Semua anggota keluarga sehat. Mama dan papa—baik dari keduanya masih bekerja ditempat yang sama. Doni juga, bedanya kali ini ia sudah berumah tangga. Istrinya sedang hamil lima bulan. Sedangkan Jeremi masih setia dengan satu hati.

Waktu itu, saat ia sedang di rumah sang istri, tiba-tiba saja papa mertuanya mengajak bicara. Walaupun bukan tipikal obrolan serius dimeja bundar. Tapi cukup berbeda karena baru kali ini papanya itu menyinggung soal pernikahan, lagi.

"kamu gak mau menikah lagi, Jeremi? Kamu masih muda loh."

"belum kepikiran, pah." jawabnya sambil mengaduk gula dalam gelas tehnya.

"kalo suatu saat kamu dapat pengganti Afika, kami gak apa-apa kok. Kamu berhak atas hidup kamu sendiri."

"kalopun menikah lagi, mungkin saat usia saya empat puluh atau lima puluh?"

"bercanda kamu, Jer." kekeh papa.

Jeremi ikut tersenyum. Kemudian meletakkan segelas teh buatannya dihadapan papa. Lalu bergabung pada kursi kosong dimeja makan itu.

"Afika pasti galau banget kalo tau saya mau nikah lagi."

"jangan sia-siakan masa muda kamu Jeremi. Kamu juga butuh pendamping, butuh pasangan hidup. Tinggal di rumah sendirian itu gak enak. Afika pasti lebih marah kalo tau kamu bakal begini setelah dia pergi." papa mulai serius lagi.

"lebih baik menduda seumur hidup daripada harus nyari penggantinya." gumam Jeremi dengan suara merendah, namun dapat terdengar jelas ke telinga orang didekatnya.

Singkatnya seperti itu. Siapapun memperbolehkan jikalau Jeremi ingin menikah untuk yang kedua kalinya. Yang terpenting adalah kebahagiaan laki-laki itu yang sempat hilang sudah ia temukan kembali. Sayangnya, Jeremi bahkan tidak goyah sedikitpun dan terus mempertahankan diri dengan komitmennya.

Belakangan, ada mahasiswinya yang terlihat sering membawa anak kedalam kelas. Itu kalau masuk kuliah, kalau tidak ya sudah, absensinya akan kosong dan mempengaruhi nilai sejauh ini. Dan Jeremi tertarik untuk menguntit. Sesekali memperhatikan, bahkan mulai mendekati jika memang ada kesempatan.

Selesai sholat di masjid kampus, ia memakai kembali sepatunya. Sebelum benar-benar beranjak, dilihatnya jam pada pergelangan tangan. Sepuluh menit lagi waktunya mengajar di kelas reguler.