39 - "Kamu & Kenangan"

1.7K 231 120
                                    

Maudy Ayunda - Kamu & Kenangan

Seusai itu senja jadi sendu
Awan pun mengabu
Kepergianmu mengisahkan duka dalam hidupku
Ku meminta rindu, menyesali waktu
Mengapa dahulu
Tak kuucapkan aku mencintaimu sejuta kali sehari

🌻

🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻

8/03/20

"istirahat ya, Afika." ucap dokter disertai senyum lalu mengalungkan kembali stetoskop setelah memeriksa tanda-tanda vital Afika.

"dokter."

"iya?"

"boleh tolong kasih tau, apapun tentang kondisi saya saat ini."

Dokter terdiam waktu Afika bertanya demikian. Pria paruh baya yang mengenakan jas putih kebanggannya itu terlihat menimbang-nimbang sebelum akhirnya membuat keputusan. Diliriknya sekilas perawat yang sedang menemani kunjungan—mengisyaratkan untuk meninggalkan mereka berdua di ruangan ini.

Setelah perawat keluar, sosok ahli yang dikenal dengan nama dokter Ilyas itu menggeser kursi disebelah ranjang pasien. Kemudian melepaskan jas putih yang sejak tadi dikenakan dan terduduk disana.

"seharusnya kamu gak perlu tau, Afika. Karena kondisi psikologis kamu bisa terganggu dan mempengaruhi kesehatan yang ada."

"tapi saya pasiennya. Saya berhak tau apa yang terjadi pada diri saya sendiri."

Dokter menghela nafas, kemudian membenarkan posisi kacamatanya. Ditatapnya Afika yang masih duduk bersila diatas ranjang. Menuntut sebuah penjelasan atas apa yang dialaminya selama ini.

Semua perkataannya memang benar. Ia berhak tau segalanya. Meski harus berperang dengan dirinya sendiri setelah informasi ini diluncurkan.

"kanker itu menyebar ke otak, pertumbuhannya tidak terkendali, dan sewaktu-waktu bisa merusak syaraf. Kemungkinannya kamu bisa sering hilang keseimbangan, gangguan motorik, bahkan kesulitan bicara."

"stadium berapa?"

"3A."

Dada Afika terasa seperti dihantam dengan keras. Mulutnya sudah terbuka, tapi tak ada satupun kata yang terucap. Ia benar-benar kehabisan tenaga bahkan ketika hanya telinganya yang berfungsi untuk mendengarkan.

"suami dan kakak kamu tau."

"apa?" lirihnya penuh luka, langsung menjatuhkan air dari sudut matanya.

"mereka tak banyak bicara demi kamu. Mereka mau kamu sembuh tanpa harus ada beban pikiran. Ini yang kami takutkan."

Sambil menarik nafas susah payah, Afika mengedipkan matanya yang sudah berair. Duduk diam menghadap keluar sambil menyaksikan rintik hujan yang meninggalkan jejak pada jendela. Setiap kali mengingat obrolannya dengan dokter Ilyas beberapa waktu lalu, setiap itu pula air matanya meluruh tanpa bisa dibendung lagi.

✔SINCE I FOUND YOU // NCT JAEHYUN [ On Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang