The Captain's Return

691 11 0
                                    

Adzima pov

Sudah 3 tahun berlalu semenjak kami mengalahkan Zalgo, dan selama itu pula Fadli sama sekali tidak pernah kembali. Aku sangat merindukannya, aku ingin bertemu dengannya lagi, dan aku selalu berharap dia akan cepat kembali. Tapi semua itu tidak ada gunanya. Kami para Destinies tetap berhubungan satu sama lain dan kami juga masih sering berkumpul di mansion milik Fadli, atau kami menyebutnya Destinies Mansion sekarang. Saat ini kami semua berada di kelas 10, namun kami sekolah di tempat yang berbeda. Aku hanya satu kelas dengan Qori, Ina, dan Tetron. Elsa, Rizki, Edno, dan Triya juga sekolah di tempat yang sama seperti kami, hanya saja mereka memilih jurusan yang berbeda.

"kring" suara bel masuk sudah berbunyi, dan kami pun duduk di tempat masing masing. Tak lama kemudian guru Bahasa Indonesia kami, Pak Dwi masuk, dan memulai pelajaran. Beliau kemudian menceritakan tentang Destinies. Tepat seperti kata Batman, kisah kami benar benar menjadi legenda. Karena itulah kami memutuskan untuk menyembunyikan identitas asli kami. Pak Dwi menceritakan kisah kami dengan sangat detil, aku tidak tau siapa yang mulai menceritakan kisah itu, namun siapapun itu, aku rasa dia mengenal kami. Selama Pak Dwi menceritakan kisah kami, aku tidak bisa fokus mendengarkan dan malah mengingat perjalanan kami, dan itu membuatku semakin merindukan Fadli.

Pak Dwi:"dan seperti itulah kisah para pahlawan yang dikenal dengan Destinies dimulai"
Pak Dwi:"ada banyak yang mengatakan kalau mereka itu seumuran dengan kalian, dan bahkan mungkin mereka ada disini bersama kita saat ini"
Aku langsung tersenyum setelah mendengar itu.
Adzima:'mereka memang ada disini kok, bahkan ada 4 orang di kelas ini'
Setelah Pak Dwi selesai bercerita, ada seseorang yang mengangkat tangan, dan dia adalah ketua kelas kami, nama dia Nauval.
Nauval:"pak, apa mereka benar benar sehebat itu?"
Tetron lalu menjawab pertanyaan itu.
Tetron:"tentu saja, mereka bahkan lebih hebat daripada cerita itu"

Ilham:"darimana kamu tau itu Tron?"
Tetron terlihat kebingungan untuk memikirkan jawabannya, jadi Qori yang menggantikan Tetron.
Qori:"karena kami semua dulu diselamatkan oleh mereka, dan mereka juga membawa kami ke markas mereka"
Etha:"benarkah?"
Adzima:"iya, dan aku sangat ingin sekali bisa bertemu dengan mereka lagi, khususnya Falco"
Aku menutup mataku dan membayangkan Fadli, lalu aku tersenyum.
Pak Dwi:"tapi bukankah dia sudah menghilang selama 3 tahun?"
Aku langsung murung setelah mendengar itu.
Adzima:"sepertinya begitu"
Ina lalu mengelus elus punggungku untuk menenangkanku. Setelah itu pelajaran pun berakhir.

Setelah Pak Dwi keluar kelas, para cewek berkumpul di sekitarku, dan ada juga yang terlihat sangat senang. Namanya adalah Nadia, dia adalah fans berat dari Destinies, dan selalu saja membicarakan tentang Destinies.
Nadia:"Adzima, apa benar kalian dulu pernah diselamatkan oleh Destinies? apa kalian pernah melihat wajah mereka? apa kalian tau siapa saja mereka?"
Aku tersenyum sambil menggelengkan kepalaku.
Adzima:"mereka semua selalu menutupi identitas mereka, jadi aku tidak tau"
Nadia langsung terlihat murung, dan aku merasa sedikit bersalah karena harus berbohong kepadanya, maaf Nad.

Nadia pov

Awh aku sangat sangat iri dengan Adzima dan yang lainya, aku juga ingin bertemu dengan para Destinies itu.

Adzima pov

Saat kami kembali dari kantin, kami melihat ada orang orang yang menyebarkan selembaran, dan banyak sekali murid yang berkumpul di sekitar mereka. Aku mengambil salah satu selembaran yang terjatuh didekatku, dan selembaran itu berisi "BERGABUNGLAH DENGAN DESTINIES" aku langsung menggenggam selembaran itu dan langsung membuangnya ke tempat sampah.
Adzima:'apa apaan ini, tidak ada satupun dari kami yang membuat ini'
Aku langsung lari ke lantai 2 untuk melihat siapa orang orang yang membuat ini, dan aku melihat Qori dan yang lain juga terlihat kesal. Aku melihat di tengah lapangan ada seseorang yang berbadan cukup besar dan memakai pakaian mirip seperti Falco, dan itu membuatku semakin kesal.

Nadia lalu berlari kesisiku dan dia juga terlihat sangat kesal.
Nadia:"dia bukan Falco kan?"
Adzima:"tentu saja, Falco bukanlah seorang penipu seperti itu"
Namun hanya kami saja yang tau kalau orang itu bukan Falco, murid murid yang lain tetap bersorak di sekitar penipu itu.
Penipu:"benar, benar, cepat berbaris, dan kalian akan memiliki kesempatan untuk bergabung dengan Destinies hanya dengan membayar 300 ribu saja"
Kami sangat kesal dengan orang itu, bahkan jika tidak ditahan oleh Ina, Tetron pasti sudah meninju para penipu itu. Kami lalu mendengar suara seekor elang, dan kami langsung mencari elang itu.

Ternyata seekor elang itu bertengger di bahu seseorang. Orang itu memakai tudung dan jubah hitam panjang sehingga kami tidak bisa melihat siapa orang itu. Orang itu juga memegang selembaran tentang perekrutan Destinies palsu.
???:"hm, kalian sedang merekrut anggota untuk Destinies ya"
Si penipu itu lalu langsung mendekati orang misterius itu, dan elang yang bertengger dibahu orang itu langsung terbang pergi.
Penipu:"benar, hanya dengan membayar 300 ribu, kamu bisa bergabung dengan kami"
???:"dan, anda itu siapa ya?"
Penipu itu lalu menjawab dengan sombongnya.
Penipu:"aku adalah Falco, pemimpin dari Destinies, dan orang yang telah mengalahkan Zalgo"
Murid murid di sekitar mereka langsung bersorak semakin keras.
???:"hm, Falco kah?"
Orang misterius itu lalu menyapu kaki penipu itu dengan kakinya secara pelan, namun penipu itu langsung terpelanting dan jatuh ke tanah, membuat semua orang terdiam, kami juga terkejut.

Orang misterius itu lalu menginjak dada penipu itu.
Penipu:"apa yang kau lakukan? cepat singkirkan kakimu dari dadaku"
???:"apa yang aku lakukan? Aku hanya membersihkan para penipu saja"
Teman teman para penipu itu lalu mengeroyok orang itu, tapi dia dapat dengan mudah mengalahkan mereka.
???:"ha! Tidak kusangka Destinies bisa selemah ini"
Penipu:"kau, siapa kau?"
???:"aku?"
Orang itu melepaskan jubah dan tudungnya, dan ternyata dia adalah Falco.

Falco:"aku adalah Falco, dan berani sekali kalian menggunakan namaku untuk hal yang sangat rendah seperti ini"
Saat melihat itu, aku langsung tidak bisa menahan kegembiraanku, dan aku sangat ingin untuk langsung berlari kearahnya, tapi Qori menahanku.
Qori:"Dzim, tenang Dzim"
Nadia:"apa dia Falco yang asli?"
Kami hanya mengangguk dengan semangat untuk menjawab pertanyaan dari Nadia. Falco lalu mengurus para penipu itu, dan para murid di sekitar lapangan tidak tau harus bereaksi seperti apa.
Falco lalu menghubungi kami semua melalui miphon.
Falco:"Destinies, setelah pulang sekolah, berkumpulah di markas"
Setelah mendengar kata kata itu semua orang langsung bersorak.
Murid:"apa itu berarti di sekolah ini ada anggota Destinies yang asli?"
Murid:"keren"
Falco pun langsung menghilang. Setelah pulang sekolah kami semua berkumpul di mansion seperti yang diperintahkan. Aku langsung berlari dan memeluk Falco saat pertama kali aku melihatnya.
Adzima:"darimana saja kamu, aku sangat merindukanmu"

Destinies: Prince of Darkness Awakening Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang