Thunder Attack

41 4 0
                                    

Nadia pov

Seperti biasanya, aku sampai di sekolah saat pagi hari. Saat aku sampai di sekolah, kebetulan sekali aku melihat Fadli turun dari mobilnya sambil memegang tongkat. Aku lalu mendekatinya.
Nadia:"pagi Fadli"
Fadli lalu melihat kearah kirinya, dan tersenyum.
Fadli:"pagi Nadia"
Nadia:"aku di depanmu"
Fadli:"owh maaf"
Nadia:"mau aku bantu ke kelas?"
Fadli:"enggak usah, aku bisa sendiri kok"
Aku langsung memegang tangannya yang tidak memegang tongkat.
Nadia:"aku memaksa"
Aku kemudian menuntun dia untuk masuk ke sekolah. Di depan gerbang, aku melihat kak Miki dan kak Mega sedang berjaga.
Nadia:"pagi kak"
Miki:"pagi juga untuk kalian berdua"

Mega:"cie yang pagi pagi udah gandengan"
Nadia:"ih apaan sih kak, Fadli sudah ada yang punya"
Mega:"tapi belum sah, masih ada banyak kesempatan"
Nadia:"udah ih jangan ngaco, aku mau masuk dulu"
Aku lalu menuntun Fadli untuk berjalan ke kelas. Aku lalu kepikiran sesuatu, dan bertanya kepada dia.
Nadia:"Fadli, bagaimana kamu bisa mengendarai mobil untuk pergi ke sekolah? Mata kamu kan...."
Fadli:"kan ada si CHRIS"
Nadia:"owh iya aku lupa kalau kita punya dia, dia jarang muncul soalnya"
Tidak lama kemudian kami sampai di kelas. Karena masih belum ada yang datang selain kami, kami berdua mengobrol tentang banyak hal.

Saat bel masuk berdering, tiba tiba Fadli mencengkram dadanya dengan begitu erat dan dia terlihat sangat kesakitan. Dia bahkan juga terbatuk batuk hingga mengeluarkan darah dari mulutnya. Aku dan Adzima langsung berdiri dan mendekati dia.
Adzima:"Fadli, apa yang terjadi?"
Namun Fadli melarang kami untuk mendekati dia.
Fadli:"aku baik baik saja, ini hanya efek samping dari darah Kronos yang aku hirup kemarin"
Nadia & Adzima:"APANYA YANG BAIK BAIK SAJA? KAMU JELAS JELAS TERLIHAT SANGAT KESAKITAN"
Fadli:"tenang saja"
Fadli lalu menekan dadanya dengan cukup kuat, kemudian dia langsung pergi ke wastafel di luar kelas, dan memuntahkan cukup banyak darah.
Setelah membersihkan darah darahnya, dia kembali ke kelas.
Adzima:"apa kamu benar benar baik baik saja?"
Fadli:"aku baik baik saja, tenanglah Adzima"

Jam pelajaran terakhir kami hari ini adalah olahraga, dan materi kami kali ini adalah tentang olahraga berenang. Karena sekolah kami tidak memiliki kolam renang sendiri, jadi kami memutuskan untuk pergi ke kolam renang umum yang jaraknya cukup jauh dari sekolah. Kami semua lalu membereskan barang barang kami, karena setelah dari kolam, kami bisa langsung pulang.
Nadia:"Fadli mana kunci kamu"
Fadli:"kunci apaan?"
Nadia:"kunci mobil, emangnya kunci apaan lagi?"

Fadli:"aku bisa berangkat sendiri kok"
Nadia:"aku tau, tapi aku tidak mau membiarkan kamu berangkat sendirian"
Fadli:"baiklah"
Fadli lalu memberikan kuncinya kepadaku, lalu aku melihat kearah Adzima.
Nadia:"Dzim, kamu juga ikut kami"
Adzima:"aku juga?"
Nadia:"aku tau, kamu sangat mengkhawatirkan Fadli bukan"
Adzima:"baiklah"
Kami bertiga lalu naik ke mobilnya Fadli, dan aku lupa kalau mobilnya Fadli adalah mobil sport dua pintu yang hanya ada dua buah tempat duduk. Setelah berpikir beberapa detik, akhirnya aku menemukan solusi yang tepat, yaitu Adzima duduk di pangkuannya Fadli. Aku menahan tertawa saat melihat posisi mereka.
Adzima:"kalau mau ketawa, ketawa aja Nad, gaada yang ngelarang kok"
Nadia:"maaf maaf"

Saat kami sampai di kolam renang tersebut, Fadli langsung duduk di kursi di dekat kedai yang ada di sekitar kolam.
Fadli:"aku gapapa, kalian ganti baju sana"
Aku dan Adzima mengangguk dan langsung pergi ke toilet untuk mengganti baju, lalu kami berkumpul di tempat yang lain. Saat kami kembali dari toilet, kami melihat Fadli sedang bercanda dengan anak anak kecil sambil makan es krim.
Adzima:"sepertinya dia akan menjadi ayah yang baik suatu saat nanti"
Nadia:"aku setuju"
Aku dan Adzima langsung melihat satu sama lain setelah kami mengatakan hal tersebut. Kami berdua kemudian langsung tertawa.

Giliranku untuk penilaian sudah selesai, aku langsung pergi ke toilet untuk membasuh badanku dan mengganti pakaianku. Sedangkan untuk Adzima, dia sudah selesai sejak tadi, dan dia sekarang sedang bersama dengan Fadli dan anak anak yang tadi. Setelah kembali dari toilet, aku langsung ikut bermain bersama mereka. Tidak lama setelah kami bermain, aku melihat langit berubah menjadi mendung, dan ada beberapa kilat yang terlihat. Tiba tiba tanpa peringatan, ada sebuah kilat ungu yang menyambar kearah kolam, tapi untunglah Ina yang berada di belakang toilet langsung membuat kubah tembus pandang di area kolam untuk melindungi orang orang yang ada di dalam kolam.

Tidak lama kemudian kami melihat ada iblis petir yang muncul di atap salah satu kios. Fadli langsung berdiri dan berteriak.
Fadli:"SEMUANYA, CEPAT KELUAR DARI KOLAM!"
Semua orang langsung keluar dari kolam, aku dan Adzima berbisik kepada Fadli sebelum kami pergi untuk berubah.
Adzima:"Fadli, serahkan saja ini kepada kami, kamu tidak perlu ikut bertarung"
Fadli:"baiklah, tapi berhati hatilah, para Komandan bilang nama iblis itu adalah Bellial, mereka bilang dia itu cukup kuat"
Nadia:"baik"
Kami lalu pergi ke belakang toilet tempat Ina dan yang lainnya berada, kemudian kami berubah.

Kami lalu langsung menghadapi Bellial. Aku melihat teman teman yang lain, dan orang orang yang tadi berada di dalam kolam entah kenapa bersembunyi di belakangnya Fadli.
Mist:"siapa kamu, dan kenapa kamu menyerang kami?"
Bellial:"aku Bellial, dan sepertinya kalian sudah tau kenapa aku menyerang kalian, mengingat kalau aku bukan satu satunya iblis yang menyerang kalian"
Sakura:"kami tau, kami hanya ingin memastikan saja"
Bellial:"kalau begitu kita sudahi saja pembicaraan ini"
Bellial tiba tiba sudah berada di depan Sakura dan siap untuk menyerangnya.
Bellial:"dan langsung kita mulai pertarungannya"
Bellial langsung meninju Sakura, dan karena dia terlalu cepat, tidak ada satupun dari kami yang mampu bereaksi.

Sakura terlempar kearah kolam karena serangan itu, dan Bellial kemudian tersenyum sambil menyiapkan serangan listriknya.
Bellial:"dengan ini satu orang tamat, dan aku tinggal mengalahkan sisanya"
Fadli:"jangan senang dulu"
Aku melihat Fadli mengetukan tongkatnya ke lantai, dan seluruh kolam langsung membeku, dan Sakura tidak jadi tercebur kedalam kolam. Tapi Bellial tetap menyerang Sakura dengan petir miliknya.
Fadli:"Sakura menghindar"
Sakura berseluncur dengan anggunnya diatas kolam es tersebut dan berhasil menghindari petir tersebut. Bellial lalu melihat kearah Fadli dengan sangat kesal, dan langsung mendekatinya.
Bellial:"bocah sialan, awas kau"
Tapi Mist lalu memunculkan banyak sekali lingkaran sihir di sekitar Bellial, dan mengeluarkan tali sihir dari setiap lingkaran sihir tersebut, dan mengikat Bellial.
Mist:"lawanmu adalah kami"

Bellial:"ha! Kau pikir tali seperti ini dapat menahanku?"
Bellial tiba tiba menghilang dan kami semua tiba tiba terlempar seperti ada yang menyerang kami. Bellial lalu muncul di depannya Fadli dan mencekiknya.
Bellial:"aku merasakan berbagai macam aura dari tubuhmu, siapa kau sebenarnya?"
Fadli:"aku tidak punya kewajiban untuk menjawabmu"
Bellial:"kalau begitu matilah dengan membawa rahasia itu"
Bellial lalu menarik petir ungu yang cukup besar dan menyambar kearah mereka berdua.

Destinies: Prince of Darkness Awakening Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang