The Holy War

25 2 1
                                    

Nadia/Angela pov

Kami semua terdiam dan tidak bisa mempercayai apa yang sedang kami lihat saat ini. Kami melihat Fadli dan Adzima hidup, dan tersenyum kepada kami. Namun mereka berada di sisi yang berhadapan dengan kami.
Angela:"Fadli? Adzima? Bagaimana mungkin kalian masih tetap hidup? Kami yakin kami sudah menguburkan kalian, dan apa yang kalian lakukan dengan Laila"
Mereka berdua tetap saja tersenyum kearah kami, dan senyuman itu sangatlah mengerikan.
Fadli:"yang mati saat itu dan yang kalian kuburkan itu adalah Falco dan Sakura, bukan Fadli dan Adzima"
Jumper:"tapi, mereka berdua juga adalah kalian"
Adzima:"mereka bukanlah kami, mereka berdua hanyalah kepribadian palsu yang kami ciptakan"

Mist:"kepribadian palsu? Apa yang kalian bicarakan?"
Fadli:"itu semua kami lakukan hanya untuk melancarkan rencanaku"
Fadli:"semua hal yang terjadi sampai saat ini itu berjalan sesuai dengan rencanaku"
Angela:"rencana? Rencana apa yang kamu bicarakan?"
Fadli:"setelah melihat semua ini, kalian masih saja tidak mengerti? Dasar bodoh"
Fadli lalu menaikan tanganya kearah kami, dan kami semua tiba tiba terlempar keluar kastil.
Rifan:"woah, apa yang terjadi? Kalian baik baik saja?"
Angela:"kami baik baik saja, bagaimana dengan kalian?"
Rifan:"Batman dan yang lainya sudah sadar, semua berkat kalian"
Angela:"tapi kami belum melakukan apapun"

Superman:"bukankah kalian sudah mengalahkan iblis yang ada di dalam kastil?"
Volpina:"belum, karena kami melihat sesuatu yang tidak bisa kami bayangkan di dalam sana"
Batman:"apa yang kalian lihat?"
Belum sempat kami menjawab pertanyaan Batman, kami merasakan ada aura yang sangat mengerikan mulai keluar dari dalam kastil. Tidak lama kemudian kami melihat Fadli, Adzima, Laila, dan para Komandan keluar dari dalam kastil. Semua orang langsung terdiam ketika melihat mereka. Fadli dan yang lainya lalu memunculkan lingkaran sihir di bawah mereka semua, kemudian wujud mereka langsung berubah. Para Komandan berubah menjadi wujud iblis penuh yang sangat menakutkan, Adzima berubah menjadi wujud dewinya namun sayap dan pakaianya mulai berubah berwarna hitam.

Laila juga berubah menjadi bentuk dewi, tapi baik sayap ataupun pakaianya sudah berubah menjadi hitam pekat. Perubahanya Fadli adalah yang paling menakutkan, kami tidak bisa mengetahui dia berubah menjadi apa, tapi kami langsung merasakan ketakutan yang sangat ketika kami melihat dia. Sayap dia yang dulunya sangat indah, dan menawan, kini sudah berubah menjadi hitam pekat, dan sangat mengerikan, bulu bulu di sayapnya banyak sekali yang rontok, dan hanya tersisa satu pasang sayap saja yang tersisa di punggungnya. Sedangkan pakaian dan wajahnya berubah menjadi seperti gabungan antara Seraphim, dan iblis, yang membuatnya sangat menyeramkan.

Batman:"Fadli, Adzima apa yang kamu lakukan di sisi sana, seharusnya kalian berada di sisi kami"
Jester:"itu benar, dan apa apaan penampilan itu?"
Fadli dan yang lainya langsung tertawa setelah mendengar pertanyaan mereka berdua.
Fadli:"apa kalian benar benar masih tidak bisa menyadarinya?"
Fadli:"baiklah kalau begitu, akan aku beritaukan kepada kalian yang bodoh ini.... "
Fadli lalu tersenyum, dan mengangkat mukanya seperti sedang merendahkan kami semua.
Fadli:"aku adalah Sang Pangeran Kegelapan, dan akulah yang menyebabkan semua kekacauan yang terjadi hingga saat ini"
Kami semua langsung terdiam kembali ketika mendengar itu.
Nadia:"tidak tidak tidak, INI TIDAK MUNGKIN!!! AKU TIDAK MAU MEMPERCAYAI INI"

Fadli:"percayalah"
Fadli:"tidak semua kebenaran itu indah, dan bersyukurlah kalian bisa mengetahui kebenaran itu sebelum kalian mati"
Fadli lalu kembali mengangkat tanganya kearah kami, kemudian dia menembakan sebuah bola hitam yang sangat besar kearah kami. Kami semua berhasil menghindari bola itu sebelum bola itu meledak, dan setelah bola itu meledak, apapun yang ada di tempat itu sebelumnya kini langsung menghilang tanpa sisa. Fadli lalu melihat kearah para Komandan.
Fadli:"kalian habisi mereka semua"
Komandan:"baik yang mulia"
Para Komandan lalu memanggil para pasukan mereka dan langsung pergi menyerang kami semua. Para pahlawan dan yang lainya kemudian melawan para Komandan dan para pasukanya, sedangkan aku masih saja diam, dan masih tidak ingin mempercayai ini semua.

Kinetic:"Angela, sadarlah, kami tau bagaimana perasaanmu saat ini, tapi ini bukan waktu yang tepat untuk melamun"
Mist:"itu benar, kita memang tidak tau kenapa Fadli, dan Adzima melakukan ini, tapi mereka pasti memiliki alasan untuk melakukan ini semua, untuk sekarang kita harus mencoba untuk tetap bertahan hidup"
Aku lalu menengarkan diriku, dan memgangguk.
Nadia:'Teman teman yang lain benar, aku tidak boleh ragu di saat yang seperti ini'
Aku lalu membantu mereka untuk melawan para Komandan dan para pasukan mereka.

Namun, Adzima tiba tiba muncul di depanku dan menyerangku.
Adzima:"lawanmu adalah aku"
Aku berhasil menghindari seranganya Adzima, dan membalas seranganya, namun Adzima lebih cepat dan lebih kuat dariku, sehingga dia bisa menghindari seranganku dengan sangat mudah, dan aku beberapa kali gagal menghindari seranganya. Selama kami bertarung, aku membuka identitasku, dan mencoba untuk berbicara dengan dia.
Nadia:"Adzima, kenapa kamu melakukan ini semua?"
Adzima:"kenapa tidak?"
Adzima:"aku akan melakukan apapun selama aku bisa tetap bersama dengan Fadli, bahkan jika aku harus melawan seluruh dunia, dan menghianati teman temanku untuk tetap bersamanya"
Adzima:"lagi pula, dengan begini aku juga bisa bersama dengan kakaku yang sangat aku rindukan"

Nadia:"aku tau kamu sangat menyayangi Fadli, aku juga menyayangi dia, tetapi tidak begini caranya, seharusnya kamu menghentikan Fadli bukan ikut ke dalam sisi kegelapan bersamanya"
Adzima lalu kembali meninjuku beberapa kali, dan aku merasa kalau tinju itu berisikan emosi emosi yang sedang dia tahan.
Adzima:"memangnya kamu pikir aku bisa melakukanya? Jika aku bisa melakukan itu maka aku pasti sudah menghentikan Fadli sejak dulu"
Nadia:"apa yang membuatmu tidak bisa melakukan itu?"
Adzima:"ramalan itu nyata Nadia, Fadli adalah Pangeran Kegelapan, walaupun dia belum bangkit dengan sepenuhnya, dan setengah kekuatanya masih berada di dalam tubuh kak Laila, aku tidak tetap tidak bisa menghentikan dia"

Nadia:"ramalan mana yang kamu maksud?"
Adzima:"ketika Pangeran Kegelapan telah bangkit, tidak ada cara lain untuk menghentikanya kecuali kita membunuhnya menggunakan Pedang Pembangkang"
Nadia:"tapi dia belum bangkit, kita masih bisa untuk mencegah ramalan itu agar tidak menjadi kenyataan"
Adzima:"ramalan itu tidak bisa dicegah, cepat atau lambat Fadli akan bangkit menjadi Pangeran Kegelapan , aku tidak mau kehilangan dia karena itulah aku memilih untuk tetap bersamanya, dan aku tidak akan memaafkan siapapun yang mencoba untuk memisahkan kami"
Adzima lalu kembali menyerangku, dan aku terlempar cukup jauh karena serangan itu.

Aku kemudian melihat Laila mendekati Adzima sambil tersenyum.
Laila:"kerja bagus Adzima, aku yakin Fadli akan sangat senang kepadamu"
Tapi kemudian Laila tiba tiba mencekik Adzima.
Laila:"tapi sayangnya aku harus tetap membunuhmu, karena jika kamu masih hidup, nyawa Pangeran Kegelapan masih akan terancam meskipun kamu sudah memilih untuk berada di pihak kami"
Namun Adzima tidak takut, dia malah tersenyum dan menutup matanya.
Adzima:"cepat bunuh aku kak, aku akan melakukan apapun jika itu untuk Fadli"
Laila:"dengan senang hati"
Aku langsung mencoba untuk berlari kearah mereka saat aku melihat Laila sudah bersiap untuk membunuh Adzima.

Tapi aku terlalu lambat, dan pedang milik Laila sudah hampir menusuk dada Adzima. Untunglah Fadli datang dan menghentikan Laila.
Fadli:"Laila, berhenti, aku tidak bisa membiarkanmu membunuh adikmu sendiri"
Laila kemudian melepaskan tanganya yang mencekik Adzima, dan aku langsung tersenyum karena aku kira Fadli sudah menolong Adzima, tapi ternyata aku salah.
Fadli:"biar aku saja yang melakukanya"
Fadli lalu langsung menusuk dada Adzima tanpa rasa penyesalan sedikitpun.
Fadli:"sekarang kita impas"
Fadli tersenyum kearah Adzima, sementara Adzima yang mulutnya sudah mulai mengeluarkan darah bukannya terkejut atau bersedih, namun dia malah membalas senyuman Fadli dengan senyuman yang paling indah dan paling manis yang pernah aku lihat. Fadli kemudian mencengkram wajah Adzima, dan melemparkan tubuh Adzima begitu saja seperti sampah yang sudah tidak dibutuhkan.
Nadia:"Adzima!!!"
Untunglah aku berhasil menangkap tubuh Adzima. Aku juga bisa merasakan kalau Adzima masih hidup jadi aku mencoba untuk mengobati lukanya. Selama mengobati lukanya aku melihat kearah Fadli untuk melihat apa sebenarnya yang sedang dia rencanakan. Tapi untuk kesekian kalinya aku kembali terkejut ketika melihat kearah Fadli. Bukanya dia merasa bersalah karena sudah melukai Adzima, dia malah sedang asik berciuman mesra dengan Laila. Amarahku langsung memuncak saat melihat itu, dan aku langsung berteriak kearah mereka.
Nadia:"KEPARAT!!!"

Destinies: Prince of Darkness Awakening Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang