Rokkisei

65 2 0
                                    

Nadia pov

Setelah Fadli menyelamatkan kak Marco, para Rokkisei datang ke tempat mereka.
Irshad:"Marco, apa kamu baik baik saja?"
Marco:"iya, terima kasih pada dia"
Kak Irshad lalu melihat kearah Fadli.
Irshad:"terima kasih ya kamu sudah menyelamatkan sahabatku"
Fadli:"sama sama kak"
Fadli:"kalau begitu saya kembali ke tempat saya dulu"
Fadli lalu kembali ke tempat kami.

3ps pov

Setelah para Rokkisei mengurus si pengganggu itu, mereka kembali ke kursi juri mereka.
Irshad:"Marco apa kamu menyadari gerakannya si anak tadi?"
Marco:"tidak, aku bahkan tidak bisa merasakan hawa kehadirannya, seolah olah dia tiba tiba muncul di belakangku"
Miki:"jangankan kamu, kami yang daritadi memperhatikan kearahmu saja juga terkejut saat anak tadi itu tiba tiba muncul"
Di saat yang sama, waktu Fadli berjalan kembali ke tempat dia, Adzima menghubungi dia melalui miphon.
Adzima:'apa kamu baik baik saja Fadli?'
Fadli:'aku baik baik saja, tapi aku tadi bergerak tanpa berpikir, sepertinya mereka akan mulai waspada kepadaku'
Adzima:'sepertinya begitu, lain kali cobalah untuk berhati hati sebelum bertindak kapten'
Fadli:'aku tau, terima kasih atas nasihatnya'

Nadia pov

Fadli berjalan kearahku, dan dia lalu menyapaku.
Fadli:"yo, maaf aku tadi meninggalkanmu"
Nadia:"bagaimana kamu bisa tiba tiba berada disana?"
Fadli:"tiba tiba apanya? Aku lari kesana"
Nadia:"kalau bohong bisa agak niat dikit gak? Kamu sama sekali gak kelelahan, dan ga mungkin ada orang yang bisa lari secepat itu"
Fadli lalu pergi ke tempatnya dan melanjutkan kegiatannya yang tadi.
Fadli:"ok ok, aku tadi penasaran, jadi aku mengendap endap kesana"
Nadia:"owh"
Aku lalu melihat dia menggoreng adonan yang sudah dibentuk bulat tadi.
Nadia:"kamu itu mau nyoba bikin apa sih?"
Fadli:"burger dari jamur"
Nadia:"rotinya?"
Fadli:"pake tempe"
Nadia:"apa kamu yakin ini akan berhasil?"
Fadli:"namanya juga percobaan"

Aku lalu menggantikan Fadli untuk menggoreng adonan itu sedangkan Fadli mengurus saus kacang yang dia buat tadi.
Nadia:"Fadli, aku boleh tanya sesuatu yang agak pribadi gak?"
Fadli:"tanya apa?"
Nadia:"kamu punya hubungan spesial dengan Adzima ya?"
Fadli:"kenapa kamu tanya seperti itu?"
Nadia:"aku tadi melihat saat kalian mengobrol cara kalian memandang satu sama lain itu berbeda dengan saat kalian bicara dengan orang lain"
Fadli:"kalau ditanya spesial apa enggak, hubungan kami bisa disebut spesial"
Aku lalu meniriskan adonan yang tadi aku goreng, dan Fadli lalu menata seperti sebuah burger.
Nadia:"jadi, kalian pacaran?"
Fadli:"kalau itu sih enggak, bahkan jika kamu tanya ke Adzima dia pasti juga menjawab kalau kami tidak pacaran"

Setelah selesai menata dan memberi saus, Fadli memberikan satu burger untuk kucoba.
Fadli:"nih, mau coba gak? "
Aku lalu mencoba satu gigitan, dan ternyata rasanya luar biasa. Aku lalu mengacungkan jempol kearah Fadli.
Nadia:"sukses"
Fadli:"syukurlah"
Kami lalu menata burger untuk para juri. Setelah kami selesai menata dan bersih bersih, kami kembali melanjutkan obrolan yang tadi, sambil menunggu waktu habis.
Nadia:"jadi, hubungan kalian berdua itu sebenarnya seperti apa?"
Fadli sedikit tertawa.
Fadli:"kenapa kamu ingin tau tentang hubungan kami?"
Nadia:"aku penasaran saja"
Fadli hanya tersenyum dan tidak menjawab pertanyaanku.

Tak lama kemudian, lonceng pun berbunyi dan semua peserta harus sudah selesai menata makanan mereka. Para juri lalu memanggil para peserta untuk maju satu persatu.
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya giliran kami datang juga. Kami menghidangkan burger tadi kepada para juri.
Irshad:"owh, jadi sekarang giliran kamu ya"
Fadli:"iya kak"
Mega:"bisa kamu beritau kami apa ini?"
Fadli:"itu burger jamur ama tempe dengan saus kacang"
Caca:"burger? Ini temanya vegetarian loh"
Fadli:"tenang saja, itu sama sekali tidak menggunakan bahan hewani sama sekali kok"
Para Rokkisei lalu mencoba burger itu, dan mereka tidak bisa berkata apa apa, dan hanya menaikan dua jempol mereka.

Aku dan Fadli lalu tos, dan kembali ke tempat kami. Kami melewati dua orang peserta yang terlihat sangat mencurigakan. Fadli lalu berhenti dan melihat kedua orang itu.
Nadia:"ada apa?"
Fadli hanya diam dan terus melihat kedua orang itu. Lalu saat orang orang itu membuka tudung sajinya, Fadli langsung menyerang dan menahan mereka berdua.
Irshad:"apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu menyerang mereka?"
Fadli:"jangan makan hidangan itu, itu racun"
Fani:"kamu tau darimana?"
Fadli:"ayah saya seorang dokter, jadi hidung saya sudah terlatih dengan obat obatan, dan racun"
Kak Fani lalu mencoba menyium aroma dari masakan kedua orang itu.

Fani:"dia benar, ada racun di makanan ini"
Peserta 1:"tidak, tidak ada racun di makanan itu"
Peserta 2:"benar, mungkin hanya aroma dari bahan makanan yang kami gunakan saja"
Fadli lalu mendorong kedua orang itu ke depan makanan mereka.
Fadli:"jika memang tidak beracun, kenapa kalian tidak memakan makanan itu terlebih dahulu"
Kedua orang itu berusaha untuk kabur dengan menyikut perut Fadli. Namun hanya satu orang saja yang berhasil lolos.
Fadli:"sial"
Orang yang lolos itu kemudian berlari kearahku, kemudian aku menendang perutnya hingga dia pingsan.
Fadli:"kamu hebat juga"
Nadia:"terima kasih"

Irshad:"wah, hari ini kamu terus saja membuat kami terkejut, kalau boleh tau siapa nama kamu?"
Fadli:"Fadli, aku Fadli"
Irshad:"Fadli, sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada kamu"
Fadli:"sama sama"
Irshad:"apakah kamu mau bergabung dengan Rokkisei?"
Fadli:"maaf kak, tapi aku tidak tertarik dengan hal hal seperti itu"
Irshad:"baiklah kalau begitu, tapi jika kamu punya masalah kamu bisa minta bantuan kami kapan saja"
Fadli:"siap"
Kak Fani lalu mendekat kearahku.
Fani:"bagaimana denganmu, apa kamu tertarik?"
Nadia:"maaf kak, aku hanya tertarik dengan Destinies, dan Falco saja"
Fani:"jadi kamu bergabung dengan Brotherhood?"
Nadia:"iya kak"

Marco:"apakah benar kalau ada anggota Destinies bersekolah disini?"
Nadia:"sepertinya begitu"
Marco:"kalau memang benar, jadi"
Marco:"YO, KEPADA FALCO ATAU PARA ANGGOTA DESTINIES YANG MENDENGAR INI, KAMI PARA ROKKISEI INGIN MENANTANG KALIAN, APAKAH KALIAN MENERIMANYA?"
Irshad:"Marco, apa yang kamu lakukan?"
Marco:"aku hanya penasaran saja"
Irshad:"mereka pasti tidak mempunyai waktu untuk bermain main dengan kita"
Marco:"benar juga"
Tak lama kemudian kami mendengar suara Falco dari seluruh speaker yang ada di sekolah.
Falco:"tes tes"
Falco:"disini Falco, dan kepada para Rokkisei yang terhormat, kami terima tantangan kalian"
Falco:"temui kami besok sepulang sekolah, di lapangan"
Setelah speaker kembali seperti semula, semua siswa langsung bersorak.

Timeskip

Semua peserta sudah maju dan menghidangkan makanan mereka, dan saat ini kami sedang menunggu hasil penilaian dari para juri.
Mega:"baiklah, kami sudah selesai menilai, dan akan saya sebutkan pasangan siapa saja yang berhasil mendapatkan nilai tertinggi"
Aku mulai merasa deg degan.
Mega:"peringkat ketiga diraih oleh pasangan Nisa, dan Hamid dari kelas 10 JSB 1"
Seluruh jurusan JSB langsung bertepuk tangan.
Fani:"peringkat kedua diraih oleh, pasangan Tetron, dan Ina dari kelas 10 TKJ 3"
Aku langsung bertepuk tangan dan bangga kepada mereka berdua.

Irshad:"dan, untuk juaranya diraih oleh"
Jantungku semakin berdetak dengan kencang.
Irshad:"pasangan Fadli dan Nadia dari 10 TKJ 3"
Semua orang langsung bertepuk tangan, dan aku langsung berteriak kegirangan.
Nadia:"HOREEE"
Aku lalu langsung memeluk Fadli tanpa sadar. Saat aku sudah mendapat kesadaranku kembali, aku langsung menjauh dari Fadli.
Nadia:"maaf, aku terbawa suasana"
Fadli:"tidak apa apa"
Nadia:'gawat, semoga saja Adzima enggak marah'
Kami dan pasangan lain yang berhasil menang, maju untuk mendapatkan hadiah kami. Setelah penyerahan hadiah, kami semua lalu diperbolehkan untuk pulang. Aku langsung mencari keberadaannya Adzima. Aku berhasil bertemu dengan dia di kelas, dan dia sudah bersiap untuk pulang.

Nadia:"Adzima tunggu, ada yang harus aku bicarakan kepadamu"
Adzima:"iya, kamu mau bicarain apa?"
Nadia:"maaf Dzim"
Adzima:"kamu minta maaf untuk apa?"
Nadia:"aku tidak sengaja memeluk Fadli, kamu dan Fadli pacaran kan? Aku enggak bermaksud untuk melakukan itu kok"
Adzima lalu tersenyum kepadaku.
Adzima:"kamu tidak perlu meminta maaf, aku enggak marah kok"
Adzima:"dan juga, aku dan Fadli tidak pacaran kok"
Adzima:"aku enggak keberatan jika kamu juga suka sama dia"
Aku melihat ke wajah Adzima, dan ternyata dia benar benar serius.
Nadia:"kamu yakin?"
Adzima:"iya, aku enggak masalah jika dia punya harem sendiri, selama aku bisa selalu disisinya, aku sudah puas kok"
Adzima lalu tersenyum yang sangat menyilaukan.

Destinies: Prince of Darkness Awakening Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang