Mysterious Island

55 3 0
                                    

Adzima pov

Kami terjebak di dekat sebuah pulau yang berada di segitiga bermuda. Fadli tiba tiba melompat ke laut dari atas kapal. Kami melihat Fadli berdiri di atas laut, kemudian dia menyentuh air laut tersebut. Setelah menyentuh air itu dia melompat kembali ke kapal untuk memberitau kami.
Fadli:"tempat ini di selimuti oleh medan kekuatan yang sangat besar, selama kita tidak menghancurkan sumber kekuatan itu, kita tidak akan bisa pergi dari pulau ini"
Kapten Jade lalu bicara kepada Fadli dengan santainya.
Jade:"persediaan di kapal hanya untuk sekitar 2 bulan"
Fadli:"tenang saja, kita tidak akan berada di pulau ini lebih dari satu minggu, 4 hari paling maksimal"

Fadli:"dan oleh karena itu, aku akan pergi untuk menjelajahi pulau itu, ada yang mau ikut?"
Aku, Nadia, Ina, Qori, Tetron, Zahwa, dan beberapa teman lainnya mengangkat tangan kami. Namun, sebelum kami pergi, Bu Annisa menghentikan kami.
Bu Annisa:"tunggu, cobalah untuk kembali sebelum malam, hutan sangatlah berbahaya di malam hari"
All:"baik bu"
Kami kemudian pergi ke pulau tersebut, dan saat kami masuk ke dalam pulau tersebut, aku sangatlah takjub, karena kami melihat tanaman dan hewan yang belum pernah kami lihat sebelumnya, bahkan ada beberapa yang harusnya sudah punah juga.
Adzima:"waw"

Fadli:"aku setuju, waw"
Kami kemudian semakin masuk ke tengah pulau, dan kami menemukan sebuah goa tidak jauh dari gunung berapi di tengah goa. Kami memutuskan untuk masuk ke dalam goa itu, dan di ujung goa kami melihat ada sebuah hieroglyph.
Ilham:"woah hieroglyph, apa ini adalah sumber kekuatan di pulau ini?"
Fadli:"bukan, hieroglyph ini berisi tentang harta karun di pulau ini"
Fahri:"kamu bisa membacanya?"
Fadli:"sedikit"
Adam:"tunggu, harta karun? Dimana?"
Fadli:"bukankah kalian semua sudah melihatnya sendiri sepanjang perjalanan ke goa ini"
Alif:"tapi yang kita lihat hanya hewan hewan, dan tanaman saja..... Owh"
Fadli:"yup, mereka adalah harta karun di pulau ini"

Fadli lalu mengecek jam tangannya.
Fadli:"owh sepertinya sudah sore, kita harus segera kembali"
Fadli lalu menjentikan tangannya dan kami semua langsung kembali ke kapal.
Nauval:"lain kali kalau mau pake teleportasi bilang bilang dulu napa"
Fadli:"maaf"
Kami semua lalu pergi untuk makan malam, dan kembali ke kamar masing masing. Di kamar, kami mencoba untuk menghubungi anggota Destinies lainnya, dan ternyata tersambung.
Arvin:'dimana kalian sebenarnya, bahkan God Eye tidak bisa melacak kalian sama sekali'
Tetron:'owh bisa tersambung ternyata'
Fadli:'maaf Arvin, kami sendiri juga tidak tau di mana kami berada saat ini'

Fadli:'kapal yang kami naiki terseret masuk ke kawasan segitiga bermuda, lalu kami semua pingsan'
Adzima:'saat kami sadar, kapal kami sudah berada di dekat sebuah pulau yang tidak kami kenali, dan di seluruh wilayah ini di selimuti oleh medan kekuatan yang sangat kuat'
Nadia:'jadi sebelum kami menghancurkan sumber kekuatannya, kami tidak akan bisa keluar dari pulau ini'
Zahwa:'itulah yang di katakan oleh Fadli tadi'
Kami kemudian mengakhiri panggilan itu, lalu tidur. Keesokan harinya kami kembali menjelajahi pulau di dekat kapal kami itu, namun kali ini hanya beberapa orang saja yang masih ikut, kebanyakan ingin bersantai di kapal.

Kali ini kami menjelajahi bagian utara pulau, karena di sanalah kami merasakan aura yang paling kuat. Kami lalu menemukan sebuah bangunan yang terlihat cukup tua.
Tetron:"woah, bangunan ini terlihat seperti sudah berumur ribuan tahun"
Fadli:"dan tidak salah lagi, sumber kekuatan pulau ini pasti ada di dalam sana"
Kami lalu masuk kedalam bangunan itu, dan kami menemukan sebuah prasasti yang memancarkan aura kekuatan. Fadli bersiap untuk menghancurkan prasasti tersebut, namun tiba tiba ada seseorang yang muncul dan langsung memukul Fadli hingga dia terlempar. Zahwa mencoba untuk menahan Fadli, tapi pada akhirnya dia juga ikut terlempar. Kami lalu melihat ke arah orang yang memukul Fadli tadi.
Lucifer:"Chimera"
Tidak lama kemudian muncul banyak sekali monster api yang membuat kami terpaksa harus keluar dari dalam bangunan.

Aku lalu melihat Fadli dan Zahwa yang sedang mencoba untuk kembali berdiri.
Adzima:"kalian baik baik saja?"
Zahwa:"sepertinya, sial siapapun yang memukul Fadli tadi, dia pasti sangat kuat"
Fadli dan Zahwa kemudian membantu kami untuk melawan para monster api milik Chimera.
Adzima:"Lucifer bilang yang memukul Fadli tadi bernama Chimera, dan para Komandan sedang melawannya sekarang"
Tidak lama kemudian kami melihat para Komandan terlempar kearah teman teman yang lain, dan Chimera langsung melihat kearah kami.

Chimera lalu membuat dinding api yang memisahkan kami dengan para Komandan, dan yang lainnya.
Chimera:"aku sudah bosan bermain main dengan mereka, aku harap kalian bisa menghiburku"
Chimera membuat bola api besar di tangannya, dan kami langsung berlari. Kami terus berlari namun Chimera masih saja mengejar kami sambil menembakan bola api miliknya. Pada akhirnya kami berlari, dan terjebak di puncak gunung berapi. Di depan kami adalah Chimera, dan di belakang kami adalah magma.
Alif:"sial, kita terjebak"
Fadli lalu menggunakan Triania, dan melemparkannya kearah Chimera, dan membuat Chimera terdorong cukup jauh.
Fadli:"apa kalian tau legenda tentang Phoenix?"

Nadia:"kenapa kamu tiba tiba membahas hal ini?"
Ithung:"Phoenix adalah burung api yang bisa lahir kembali dari abu, dan penjaga dari gunung berapi bukan?"
Fadli lalu melihat kearah magma di belakang kami lalu tersenyum.
Adzima:"tidak tidak tidak! kamu tidak sedang memikirkan hal yang gila bukan?"
Fadli:"tapi ini adalah satu satunya cara untuk membangkitkan kekuatanku"
Nadia:"siapa yang mengatakan itu kepadamu?"
Fadli:"Asta"
Nadia:"siapa itu Asta?"
Mareta:"anu, apakah kalian bisa menjelaskan kepada kami apa yang sedang kalian bicarakan?"
Zahwa:"Fadli sedang berpikir untuk melompat ke dalam magma untuk membangkitkan kekuatan apinya"
All:"APAA!!??"
Nauval:"jangan gila kawan, kamu akan langsung terbakar dan mati"

Kami lalu mendengar suara ledakan di belakang kami, dan kami melihat kalau Chimera sudah hampir sampai ke tempat kami. Saat aku berbalik ke arah Fadli, ternyata dia sudah melompat.
Adzima:"TIDAKK!!"
Aku melihat dia menjentikan jarinya, dan kami semua kembali ke kapal, bahkan para Komandan, dan teman teman yang terpisah bersama mereka. Namun, aku tidak melihat Fadli dimanapun, dan ternyata kapal kami juga di serang oleh para monster api itu. Kami melihat Ina dan yang lainnya sedang melawan mereka.
Ina:"owh kalian sudah kembali"
Zahwa:"apa yang terjadi disini?"
Qori:"kami tidak tau, tiba tiba monster ini muncul dari dalam hutan dan langsung menyerang kapal"
Bu Annisa:"ngomong ngomong dimana Fadli? Bukankah dia tadi bersama kalian?"
Adzima:"dia melompat kedalam magma gunung berapi"
All:"APAA!!??"
Tidak lama kemudian kami melihat kalau gunung berapi di tengah pulau itu meledak.

Destinies: Prince of Darkness Awakening Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang