E M P A T B E L A S

4 1 0
                                    

Mansion arsen horisson

Beberapa hari ini arsen memikirkan dimana keberadaan allena, karna setiap arsen berkunjung ke kedai tapi selalu tutup. Dan saat arsen datang kerumahnya selalu laura yang menyambutnya dan mengatakan allena sedang pergi berlibur dengan kedua sahabatnyabdan laura tidak tau kemana mereka pergi.

Setelah berfikir lama ia berdecak kenapa tak terfikirkan olehnya untuk menghubungi daniel saja untuk menanyakan keberadaan keyna. Ia juga tidak tau kenapa bisa sebodoh ini, dan untuk apa juga ia memikirkam seorang gadis. Biasanya ia tak pernah seperti ini, tidak... Arsen tidak salah bukankah mereka akan segera menikah wajar bila ia memikirkan allena.

Arsen hanya khawatir allena melakukan hal yang tidak-tidak diluar sana, karna paparazi pasti banyak berkeliaran untuk mencari tau tentang siapa allena yang hanya gadis biasa mampu menarik perhatian seorang horisson muda.

Setelah menimbang-nimbang akhirnya arsen memutuskan mendial nomor daniel diponselnya. Dalam deringan ketiga daniel mengangkata telfon arsen.

"Halo ada hal penting apa kau menghubungiku saat jam kantor berlangsung seperti ini dude?" tanya daniel langsung diseberang telfon
"Kenapa kekasihmu membawa calon pengantinku pergi selama 3hari ini? Jawab arsen dengan pertanyaan juga
" c'mon sejak kapan kau khawatir terhadap wanita, biasanya kau selalu acuh bila ada wanita yang mendekatimu"
"Cepat katakan" tegas arsen
"Santai dude, mereka hanya sedang menginap diresort baru tuan maxime didekat pantai, dan hari ini mereka perjalanan pulang. Kemungkinan besok pagi-pagi mereka..." tanpa menunggu daniel menyelesaikan kata-katanya arsen memutuskan panggilan sepihak.

Pertanyaannya sudah terjawab, besok ia harus memberi hukuman allena karna pergi tanpa sepengetahuannya, dan bodohnya lagi arsen tak pernah bertanya nomor ponsel allena.

Keesokan harinya....

Setelah allena sampai didepan rumah betapa kagetnya dia didepan rumahnya sudah ada arsen yang bersandar dikap mobil dan menatap tajam kearah allena

Setelah allena sampai didepan rumah betapa kagetnya dia didepan rumahnya sudah ada arsen yang bersandar dikap mobil dan menatap tajam kearah allena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membuat allena menganga kaget. Apa yang ada difikiran arsen pagi-pagi buta sudah ada didepan rumahnya. Kemudian allena telah sampai didepan arsen allena balik menatap tajam arsen.

"Apa yang kau lakukan disini, dipagi-pagi buta begini apa kau tak punya pekerjaan lain tuan horisson yang terhormat" cerca allena langsung
"Menunggu calon istriku, apa aku salah. Harusnya aku yang bertanya kemana saja kau selama 3hari ini"
"Kurasa itu bukan urusanmu" jawab allena sambil berlalu, belum sempat allena melangkah tangannya dicekal oleh arsen terlebih dahulu, membuat allena menabrak dada bidang arsen

"Lepaskan tanganmu" ronta allena sambil terus berusaha lepas dari cekalan  arsen yang erat
"Jangan berharap bisa lepas dariku sebelum menerima hukumanmu" arsen berkata dalam dan serius didepan wajah allena, membuat jantung allena berdetak cepat
"Apa maksutmu, aku tak merasa melakukan kes..." belum sempat allena melajutkan kata-kata bibir arsen sudah terlebih dahulu melumat bibir allena penuh hasrat. Ingin rasanya allena mendorong arsen, tapi kedua tangan allena sedang dicekal kebelakang oleh arsen .

Sehingga ia terpaksa menerima ciuma arsen, rasanya sungguh memabukkan kaki allena rasanya lemas seperti jeli ia hanya bisa memejamkan matanya, karna malu menatap wajah arsen secara langsung.

Setelah cukup merasa allena kehabisan nafas buru-buru arsen mengakiri ciuman mmdari bibir allena sambil meyeringai menatap bibir allena yag bengkak karna perbuatannya.

Allena langsung membuka matanya dan menangis tersedu, membuat arsen melepas cekalan ditangan allena. Kesempatan itu allena pakai untuk segera memasuki rumah dan segera berlari masuk kedalam kamar.

Arsen bingung harus bagaimana menjelaskan isi hatinya sekarang. Kemudian arsen mengikuti allena masuk kedalam rumah. Disana sudah ada laura menatap bingung ada apa sebenarnya kenapa allena tiba-tiba masuk dan membanting pintu kamar dengan keras.

Laura mengtuk pintu kamar allena karna pintu dikunci dari dalam, disusul arsen yang juga berada didepan kamar allena membuat laura sedikit terkejut.
"Nak arsen apa yang sebenarnya terjadi, kenapa allena menangis dan membanting pintu apa kalian bertengkar?"
"Hanya salah paham aku akan menyelesaikan ini, ma'af bisa tinggalkan aku sebentar ada yang ingin aku jelaskan pada allena"
"Hm baiklah kesalah fahaman memang harus segera diselesaikan supaya tidak berlarut-larut bukannkah minggu depan kalian menikah" ucap laura panjang lebar hanya dibalas anggukan oleh arsen

Setelah laura benar-benar pergi arsen mengetuk pintu allena dengan tidak sabaran juga. "Cepat buka pintunya, atau aku dobrak dari luar" ancam arsen pada allena. Pasalnya arsen juga bingung karna allena terus menangis tanpa menjawab panggilan ibunya dan arsen. Tak lama pintu terbuka dengan menampilkan wajah sembab allena karna menangis.

"Ma'afkan aku" hanya kata itu yang keluar dari bibir arsen
"Apa kau bilang, setelah apa yang kau lakukan padaku begitu mudahnya kau mengatakan ma'af, kau tau kau menganggapku seperti wanita murahan diluaran sana. Aku tau kita akan segera menikah, tapi tak seharusnya kau menciumku sesukamu kau menginjak-injak harga diriku arsenio horisson yang terhormat!! Kau laki-laki brengsek yang pernah aku kenal!"

Allena kembali menangis, tapi tanpa diduga arsen mendekap allena erat, seolah memberi kekuatan dan mengatakan ia tak bermaksud seperti itu. Arsen hanya khawatir akan terjadi sesuatu pada allena, karna selama tiga hari ini allena pergi tanpa sepengetahuan arsen. Diluar sana banyak rival bisnis arsen, yang bisa saja memanfa'atkan allena untuk menjatuhkan bisnis horisson grup.

Hanya saja arsen tidak tau cara menyampaikan kekhawatirannya pada allena, karna ini pertama kalinya ia menghadapi seorang gadis.

Late To Realize Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang