T I G A P U L U H T U J U H

4 1 0
                                    

Saat Allena sedang asyik menyelami alam mimpinya disiang hari, dengan tidak sabaran bibi berta mengetuk pintu kamarnya. Astaga rasanya baru sebentar Allena tertidur, ia khawatir telah terjadi sesuatu. Ia segera bangun dan membuka pintu kamar.

"Bibi, apa yang terjadi kenapa bibi panik seperti ini?" tanya Allena setelah pintu terbuka ia melihat bibi berta sedikit gelisah.

"Tuan Arsen baru saja menelfon, tuan muda ingin nyonya membawakan makan siangnya langsung kekantornya" Allena menghela nafas lelah, rupanya sifat kekanakan Arsen kembali lagi

"Baiklah bibi siapkan makanannya biar aku yang akan membawanya, aku akan bersiap"
"Tapi nyonya, tuan muda hanya ingin memakan masakan nyonya saja maafkan bibi"
"Baiklah rupanya Arsen telah berubah menjadi bayi besar yang menyebalkan"

Rupanya Allena dijemput supir suruhan Arsen, jadi ia tak perlu capek-capek mencari letak kantor Arsen, karna selama ini ia tak pernah tau dimana kantor Arsen berada.

Allena sempat ternganga rupanya kantor milik suaminya cukup besar dan juga tinggi sekali, ia mencoba masuk dan bertanya pada resepsionis disana.

"Permisi ada yag bisa saya bantu miss" tanya seorang resepsionis dengan nametage margaretha pada Allena
"Dimana ruangan Arsen, maksutku Tuan Arsenio horisson?"
"Apa miss sudah membuat janji sebelumnya?"
"Belum, tapi dia sendiri tadi yang menelfon untuk megantarkan makan siangnya"

"Maaf miss tuan Arsen sedang tidak bisa diganggu, silakan tinggalkan nomor ponsel anda disini" ucap respsionis itu sambil menyodorkan kertas dan pulpen

"Itu tidak perlu, cukup katakan pada atasanmu kalau istrinya datang membawakan makan siangnya"
"What!!! Tidak mungkin tuan Arsen menikahi wanita seperti anda"
"Apa maksutmu?" ucap Allena berang dan membuat si resepsionis itu beranjak dari tempatnya untuk memanggil security

"Ma'af miss, anda jangan mengaku-ngaku sebagai istru atasan kami. Jadi lebih baik sekarang miss keluar dari kantor ini sebelum saya memanggil security untuk mengusir anda"

"Tapi aku benar-benar istri Arsen"
"Saya tidak percaya jadi cepat anda angkat kaki dari sini" ucap resepsionis itu sambil mendorong tubuh Allena karna tidak siap tubuh Allena terjatuh kebelakang dan tiba-tiba perutnya terasa kram. Dan sesuatu seperti mengalir dipahanya.

Astaga ada darah yang keluar membasahi dressnya cukup banyak. Resepsionis itu sedikit panik, segera ia berteriak meminta tolong dan sialnya saat ini Arsen turun dari lantai atas karna supirnya mengatakan istrinya sudah sampai dikantor.

Arsen langsung berlari menghampiri istrinya yang meringis kesakitan memegangi perutnya, dan ada darah yang keluar membasahi kantai cukup banyak.

Arsen segera menggendong Allena ala bridal, dan membentak siapapun disana karna membuat istrinya menderita. Wajah su resepsionis berubah pucat , ternyata wanita yang ia bentak dan ia dorong adalah istri dari atasannya.

"Sayang apa yang terjadi" tanya Arsen cemas, karna Allena hanya meringis sakit
"Aku akan membuat perhitungan pada kalian semua bila terbukti membuat istriku celaka, bahkan aku akan memecat kalian satu persatu" setelah itu Arsen melesat menghampiri mobilnya yang kebetulan sopirnya masih stand by dimobil.

Semua mata menunjuk pada resepsionisnya, Arsen mengetatkan rahangnya karna saat istrinya terjatuh hanya dia yang ada saat ini.
"Kau dipecat!! Kemasi barang-barangmu tinggalkan katorku sekarang juga.

"Cepat menuju rumah sakit terdekat, istriku mengalami pendarahan" titah Arsen pada sopirnya yang langsung tancap gas dengan kecepatan maksimal beruntung jalanan sedikit lenggang sehingga bisa sampai rumah sakit lebih cepat.

Setelah turun dari mobil, segera Arsen berteriak meminta bantuan suster untuk segera menangani istrinya. Demi Tuhan saat ini hanya keselamatan istrinya yang ia harapkan.

Arsen menunggu diluar ruang ICU ia tidak diperbolehkan masuk, sempat ia berdebat dengan para suster tapi ia mengalah supaya istrinya cepat mendapatkan penanganan.

Tak lama seorang dokter keluar, dan mengajak Arsen keruangannya untuk menyampaikan apa yang terjadi pada istrinya.

Late To Realize Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang