T I G A P U L U H S E M B I L A N

8 1 2
                                    

Baru dapet ini langsung up.

Saat ini Amanda dan Laura telah sampai di new york dan segera menuju kerumah sakit Allena dirawat langsung dari bandara. Mereka sangat bahagia mendengar kabar kalau Allena hamil.

Amanda terkikik geli karna ia berhasil melancarkan aksinya, memang dasar putranya yang aneh. Sudah cinta mati tapi masih sok-sok an jual mahal pada istrinya.

Amanda mencoba menghubungi putranya, karna sedari tadi tak ada jawaban.
"Dasar nakal dia sendiri yang menyuruhku datang kesini cepat-cepat tapi dia juga yang tidak mengangkat telfonku" gerutu amanda sambil terus mencoba menghubungi Arsen.

"Sebaiknya kita tanya saja pada suster disini, dimana Allena dirawat aku sudah tidak sabar ingin bertemu putriku" usul laura yang juga panik tak ada jawaban dari ponsel Allena.

"Baiklah, ka benar laura faktor usia memang mempengaruhi daya ingat fikirab kita" ucap amanda sambil terkekeh begitupun laura sama halnya mereka begitu bahagia saat ini.

Bahkan Amanda memaksa suaminya membuat pesta perayaan besar untuk hadirnya cucu pertama mereka, padahal cucunya masih berbentuk gumpalan darah sebesar ibu jari.

Setelah mendapat informasi dimana Allena dirawat, mereka bergegas berlarian mencari ruang yang dituju. Bahkan mereka melupakan umur mereka yang tak lagi muda.

Setelah sampai didepan pintu kamar Allena mereka tak langsung masuk, karna mendengar Allena menangis. Amanda jadi was-was apalagi yang putranya perbuat sehingga membuat Allena menangis.

Amanda jadi tidak enak hati sama Laura sahabatnya, karna putrinya terus-terusan tersakiti oleh putranya. Hanya saja Laura belum tau semuanya, untung Amanda bergerak cepat bila tidak . jatuh harga dirinya didepan sahabatnya sendiri.

Laura dengan tidak sabaran menerobos masuk kedalam ruang rawat Allena, ia tidak terima bila putrinya menangis karna laki-laki. Cukup dia saja jangan putrinya yang disakiti oleh laki-laki.

"Sayang kenapa kau menangis, apa Arsen menyakitimu katakan, katakan pada ibu sayang jangan buat ibu khawatir" ucap laura sambil memeluk putrinya sayang.

Sementara Arsen hanya diam, ia tidak tau lagi harus bagaimana, istrinya tak menginginkan anak. Arsen tak bis sepenuhnya menyalahkan istrinya karna, Arsen lah yang membuat semua ini rumit.

Segera Allena menghapus airmatanya, karna tak mau membuat ibunya khawatir.
"Ibu ada disini, Allena hanya sangat merindukan pelukan ibu, Alle bahagia ibu Alle akan menjadi seorang ibu"
"Aku kira Arsen belum memberi kabar pada ibu ternyata ibu sudah disini Allena sangat bahagia ibu" dusta Allena karna ia tak ingin membuat harapa ibunya pupus begitu saja.

"Syukurlah sayang, tadi siang momi mertuamu menjemput ibu tanpa persiapan untuk kesini katanya kamu tengah hamil ternyata do'a ibu dikabulkan oleh Tuhan"

"Oiya Arsen, kau tak keberatan kan kalau momi membuat pesta kecil untuk cucu momi ini daddymu sudah setuju dan pestanya akan diadakan besok" Arsen hanya pasrah, karna tak ada yabg bisa membantah mominya bahkan daddynya yang bengis itu akan tetap tunduk pada mominya ini.

"Bagus, momi aka mengurus semuanya biar Allena bisa kita bawa pulang besok sebelum acara berlangsung"
"Kalian beristirahatlah, aku akan berjalan-jalan dulu bersama laura karna kai kesini tanpa persiapan" ucap Amanda beruntun lalu segera menarik paksa tangan laura keluar dari ruangan Allena.

"Apa kau benar bahagia, dengan hadirnya buah cinta kita?" tanya Arsen saat kedua wanita dewasa itu menghilang dari balik pintu.

"Tentu, kau tak perlu khawatir setelah anak ini lahir dan keyna dan daniel bersatu aku akan merawat anak ini sendiri" ucap Allena mencoba menguatkan dirinya karna ia paham akan posisinya disini.

"Apa kau sudah tak waras, aku tak akan membiarkan itu terjadi. Aku tak akan pernah melepaskanmu bersatu atau tidaknya mereka. Kau tetap miliku Allena!" bentak Arsen karna Allena tak mengerti juga bahwa Arsen sudah tak bisa lepas dari sosoknya.

"Istirahatlah ada sesuatu yang harus ku urus" Allena hanya menangguk pasrah karna badannya masih sangat lemah saat ini pasca kuretisasinya beberapa jam yang lalu beruntung pendarahan yang dialami Allena tak sampai parah tapi cukup membuat salah satu anaknya meninggal.

Setelah kepergian suaminya Allena kembali menangis sambil mengelus perutnya sambil merapalkan kata maaf untuk anaknya karna tak bisa menjaganya dengan baik  hingga akhirnya Allena tertidur karna kelelahan.

Lega besok lagi, cari-cari ide dulu saia nya 💋💋

Late To Realize Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang