5. Boyfriend

11.7K 1.1K 42
                                    

Mohon votenya meskipun cerita ini sudah selesai. Terimakasih dan selamat membaca

***

Hermione terbangun dengan perasaan luar biasa senang. Gadis itu tak menyangka orang yang di taksirnya dari tahun ketiga akan menyatakan perasaan padanya dan menembaknya.

Ia pun menuju ke kamar mandi sembari bersenandung kecil. Hati yang berbunga memang sulit dicegah. Sepanjang malam dia begitu senang bahkan sampai lupa membaca buku tebal yang sudah menjadi rutinitasnya setiap malam.

Ditengah jalan tanpa sadar Hermione menabrak Draco yang juga akan menuju ke Kamar mandi.

"Kau buta Granger? Tolong perhatikan langkah mu. Dasar rambut semak idiot" Kata Draco kasar.

Kebahagiaan yang bersarang dalam Hermione kini berubah menjadi segerombolan rasa kesal dan jengkel.

"Santai saja Malfoy. Kau ini sedikit sedikit marah. Kau tahu? Sekarang kau terlihat seperti perempuan yang sedang bulanan. Dan aku bukan semak, ferret!" Balas Hermione yang terpancing juga karena emosi jelek Draco.

Draco pun segera berlalu ke kamarnya. Dan pembicaraan mereka di akhiri oleh suara bantingan pintu keras yang dihasilkan Draco.

Hermione hanya mampu geleng-geleng kepala. Ia tidak habis pikir apa yang terjadi dengan orang aneh itu. Sudahlah. Hermione malas mengurusi ferret tidak jelas seperti Draco.

Ia pun segera mandi dan sarapan dan mengikuti kelas Herbology. Namun sialnya, hari ini jadwal Gryffindor dan Slytherin. Hhh Merlin semoga beruntung Mione.

***

"Hari ini kita akan membuat kreasi tanaman jalar bebas secara berpasangan. Aku akan mulai dengan pembagian kelompok." Ucap Prof. Sprout dengan riang. Anak-anak muridnya hanya menatap tidak antusias ke lantai.

"Yah... mungkin Mr. Malfoy dengan Ms. Granger. Dan selanjutnya...."

Omongan Prof. Sprout hanya ditangkapnya sampai disitu. Hermione sudah terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri. Kenapa lagi, lagi, lagi, dan lagi-lagi Malfoy!?!

Sedangkan yang bersangkutan tengah memamerkan seringaian menyebalkannya pada Hermione. Hermione benar benar merasa ingin mentransfigurasinya menjadi musang-ferret melambung. Rasanya Hermione akan memuntahkan kentang tumbuk yang tadi di santapnya. Pelajaran berlangsung begitu lama daaan membosankan.

Seusai kelas herbology, Hermione mengajak Ron berjalan bersama menuju aula besar untuk makan siang.

"Hai semua." Sapa Ron dan Hermione pada beberapa anak Gryffindor yang sudah bertengger disana secara bersamaan.

"Hai juga." Balas Harry, Ginny, Neville, Brown, dan lainnya pada Hermione dan Ron. Mungkin sudah kelihatan kalau mereka tengah berpacaran. Gosip memang mudah sekali tersebar oleh si kembar dari Gryffindor itu.

"Ehem, terlambat karena apaa??" Tanya Ginny mulai menggoda Hermione.

"Jangan di tanyakan, Gin. Mungkin terlambat karena terlalu asik bercumbu di koridor." Tambah Harry.

"Demi Godric, Harry Potter! Kenapa kau begitu vulgar?!? Kami tidak berciuman. Memangnya kami seperti kau dan Ginny!!" Jerit Hermione dan disambut gelak tawa teman-temannya.

"Bercanda, Mione. Astaga kau berlebihan sekali." Kata Harry takut terkena amukan badai sahabat karibnya itu. Hermione akan jadi sebelas dua belas dengan si gila Bellatrix jika sedang murka.

Mereka pun bercanda bersama seperti biasanya sampai jam makan siang mereka usai.

Saat Ron akan beranjak, tangannya diselipkan sepotong kecil perkamen yang bertuliskan 'Temui aku di danau hitam 1 jam lagi. Lav lav' sudah jelaskan siapa yang melakukannya? Melirik gugup ke arah pacarnya, Ron menyelinap pergi diam-diam tanpa disadari oleh Hermione.

"Apa Brown? Aku sedang dengan Hermione sekarang. Aku tidak bisa lagi bersama denganmu." Kata Ron dengan wajah merasa bersalah bercampur jengkel.

"Tapi Won won... aku sangat sayang padamu. Kapan taruhanmu dengan si anak Ravenclaw akan berakhir?" Kata Lavender sembari menangis pilu.

"Maaf Lav... Aku memang menyukaimu, tapi aku juga tidak ingin mengkhianati Mione saat sedang menjalin hubungan dengannya. Aku pergi dulu. Mione sudah menungguku." Ron pun berjalan pergi berusaha mengabaikan isak tangis Lavender.

***

"Hey, maaf karena lama." Kata Ron pada Hermione

"Tak apa Ron, kau habis dari mana?" Balas Hermione bertanya.

"Hanya ke toilet. Kau sedang apa?" tanya Ron memperhatikan Hermione yang terlihat sibuk dengan perkamen dan pena bulu.

"Tidak, hanya mengerjakan tugas seperti bias-" pena bulu Hermione terjatuh dan ia berniat mengambilnya saat Ron juga berniat melakukan hal yang sama. Hal itu membuat jarak wajah mereka begitu dekat.

Suasana common room yang sepi amat mendukung mereka menjalin kasih disana.

Ron segera menangkup wajah Hermione dan mencium bibirnya. Hermione menikmati ciuman Ron yang lembut itu. Hermione membalas lembut lumatan Ron pada bibirnya.

Namun saat ciuman itu berubah semakin menuntut, Hermione menghentikan Ron. Ia mendorong bahu pemuda itu. Ia merasa semua salah karena berlangsung terlalu cepat.

"Apa?" tanya Ron agak terganggu.

"Aku belum siap, Ron." sahut Hermione lesu.

"It's okay, bukan salahmu" jawab Ron.

"Uh aku ke tempat Seamus dulu ya. Kau disini saja." Pamit Ron.

Hermione mendesah, merasa bersalah karenanya.

***

Ron melangkahkan kaki nya menuju danau hitam, menendangi batu batuan kecil yang terjangkau oleh kaki panjangnya. Angin danau bertiup membelah kepenatannya beberapa saat lalu.

Sebuah isakan pelan menghentikan langkah kakinya. Alangkah terkejutnya dirinya saat melihat Lavender masih terisak disana.

Pemuda itu duduk di rerumputan sepelan yang ia bisa.

"Ya ampun, kau masih disini?" Kata Ron terkejut. Wajahnya suntuk dan kekesalan masih tergambar jelas disana.

"Won-won? Kau kenapa?" Tanya Lavender begitu mendengar suara Ron.

"Hermione menolak kucium. Well, aku merasa bersalah juga. Aku rasa dia tidak menyukainya." Sahut Ron.

"Oh won won... Tidak perlu merasa tidak enak. Mungkin dia tidak terbiasa."

Lavender membawa Ron dalam pelukannya. Mengelus kepala nya lembut. Menyalurkan sedikit energi positif pada pria yang ia cintai itu.

Entah siapa yang memulai, mereka mulai mendekatkan bibir mereka. Saling mengecap dan merasakan.

Dan semakin dalam mereka dengan pengkhianatan ini, semakin keras mereka akan di tampar kenyataan. Namun inilah asiknya bermain api. kau akan merasakan kenyamanan diluar teritorimu, dan akan mati tenggelam perlahan didalam sana, tanpa ada kesempatan untuk kembali lagi.

***

Setelah selesainya makan siang, Gryffindor dan Slytherin masih memiliki mata pelajaran Potion.

"Granger, uhm.. soal tadi pagi... emosi ku sedang tak stabil. Jadi.. uhmm yah well ak akuuu aku mi miin mint-"

Sebelum Draco menyelesaikan perkataannya, tawa Hermione pecah seketika melihat betapa lucu nya Malfoy ferret melambung mencoba meminta maaf.

"Bilang maaf saja pakai gagap segala. Kau memang aneh, Malfoy. Sudahlah aku tak mempermasalahkan itu kok." Kata Hermione menghentikan tawanya melihat wajah partner nya sudah sekeruh air kali.

Ron sendiri sedang menajamkan matanya melihat Mione nya sedang tertawa lepas bersama Malfoy.

***

Kelar deh part yang ini... Mohon supportnya ya dengan nge vote dan comment... :D

See u next chap.

[END] Dramione-Because of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang