32. Pair of Eyes : Gift

10.2K 831 26
                                    

Hayo hayooo si Astoria mau apaaa??

Wkwkwkwkwk

Makasih lagi2. Wkwkwk buat kalian yg udh bersedia vomment di chapter sebelumnya. Makasih ya. Jujur aja itu bener2 bkin semangat.. :D

Yaudah daripada lama2 lg, mending langsung aja deh...

Selamat membaca ^.^

***

Ginny menoleh kesana kemari untuk mencari Draco.

Ia bingung kemana pergi nya pria itu. Padahal saat Hermione sadar, dialah orang yang paling antusias.

Dan betapa bingung nya ia saat mendapati pria pirang itu menghampirinya diikuti oleh Astoria Greengrass dengan wajah separuh gosong beserta ibunya.

"Kau sudah selesai berbicara dengannya?" tanya Draco pada Ginny.

Ginny mengangguk mengiyakan.

"Ehm. Dan sekarang ia mencarimu." Jawab Ginny.

Lalu mereka semua, termasuk Harry, Ginny, Ron, Lavender, dan Narcissa pun masuk ke dalam dengan penuh tanda tanya di kepala mereka.

Mereka bingung apa yang diinginkan Astoria dari Hermione.

***

Hermione menajamkan pendengarannya. Ia mendengar suara pintu di buka dan langkah kaki mulai mengarah mendekatinya.

"Draco?" pamggil Hermione sambil mengarahkan tangannya kedepan, menjamah udara.

"Ya, mione. Aku disini" jawab Draco.

Lalu ia menggenggam tangan Hermione yang masih menggapai gapai udara kosong itu.

Ia sedih melihat Hemione seperti itu.

"Hai, lumpur... Oops maaf. Aku masih terbiasa memanggilmu seperti itu." Kata Astoria lemah.

Deg!

Hermione terkejut karena mengenali suara itu

"Apa maumu, Greengrass" Kata Hermione sengit.

"Kau ingat aku berkata akan mengambil Dracomu? Kau tahu, aku hanya bermulut besar. Well, pada akhirnya ia tetap memilihmu. Pasti semua orang mengira aku ini makhluk jalang, eh?" oceh Astoria.

Hermione dan semua orang disana hanya diam menyimak semua perkataan Astoria.

"Dan aku juga tak bisa bersama sama Draco. Aku lelah. Kemarin saat terserang, aku tiba2 berpikir untuk menjadi manusia berguna sekali saja." Kata Astoria, air mata meleleh keluar dari matanya dan ia mengusapnya cepat.

Lalu ia diam sejenak memandang ke arah Hermione.

"Dan kau. Kenapa kau begitu baik? Aku selalu saja mengganggumu, meledekmu, dan menghinamu. Tapi kenapa kemarin kau menolongku?!" lanjutnya lagi.

"Karena aku tidak membencimu. Aku hanya membenci kelakuan dan sifatmu." Jawab Hermione.

"Dan lagi setiap orang pantas untuk di selamatkan, tidak perduli bagaimanapun dirimu." Lanjutnya lagi.

Air mata Astoria segera tumpah lagi.

"Sepertinya aku membuat keputusan tepat. Mom, aku minta maaf karena belum bisa dan tidak akan bisa menjadi anak yang berbakti untukmu. Maafkan aku mom." Isak Astoria pada ibunya.

Kini ibu Astoria hanya menangis tanpa suara. Bingung bercampur sedih melihat putrinya.

"Ini hadiah dariku, Hermione. Sepasang jendela hatiku untukmu. Agar aku bisa tetap melihat melaluimu. Sampai jumpa Mom. Aku sangat menyayangimu" Kata Astoria.

Hermione yang mengerti maksud Astoria segera menjerit.

"DRACO! KUMOHON HENTIKAN DIA DRACO. KUMOHOOON!!!"

Namun terlambat. Sinar kemerahan itu sudah keluar dari tongkat Astoria dan menghantam tepat di jantung gadis itu.

Tak lama ia pun jatuh dari kursi rodanya.

"TORIIII....!!" jerit Mrs Greengrass melihat putrinya.

Namun putrinya sudah tak dapat meresponnya.

Ia sudah terbujur kaku  di bawah kaki kaki orang yang terkejut hebat akan aksinya.

"Kenapa kau melakukannya! Aku tidak butuh matamu! Sialan!" kata Hermione benar benar berteriak sekarang...

Tangisan demi tangisan mulai bermunculan. Mengiringi kepergian gadis itu. Gadis menyebalkan yang selalu mengganggu Hermione, namun berhati mulia. Ia memberikan matanya. Untuk gadis lain yang dicintai pria yang dicintainya.

Ironis.

***

Semua orang berpakaian hitam itu tersedu di hadapan sebuah makam.

Astoria Margaretha Greengrass.

Hermione bersimpun didekat nisan yang bertuliskan nama Astoria.

Ia membelainya lembut.

"Terima kasih Astoria. Kau masih mengijinkan aku melihat dunia, melihat anak anakku, melihat Draco....  Terima masih..." isak pilu Hermione di depan makam itu. Ia menangis dalam pelukan Draco.

Mrs Greengrass akan memberikan bagian mata Astoria pada Hermione sesuai keinginan anaknya.

Operasi pada mata Hermione akan di lakukan besok di St. Mungo.

Hermione berjanji dalam hatinya. Jika kelak ia memiliki anak perempuan, ia akan menamainya Margaretha untuk mengenang jasa Astoria padanya.

Setelah cukup lama ia berada di pemakaman, Hermione dan Draco segera kembali ke rumah sakit setelah sebelumnya pamit dan mengucapkan terima kasih pada pasangan Greengrass.

***

"Hadiah terakhir darinya benar benar indah. Sebentar lagi aku akan melihat mu, Draco." Ucap Hermione

"Ya, mione. Jagalah mata itu baik baik. Jangan pernah lagi bahayakan dirimu demi diriku. Aku janji, akan melindungimu dan anak anak kita sebaik mungkin" kata Draco.

Hermione tersenyum lembut kearah depan.

Tangan mereka bertemu dan saling bertautan dengan pas, seolah memang tangan itu dibuat untuk saling melengkapi satu sama lain.

Dan Draco menuntun Hermione dengan sabar sampai mereka tiba di rumah sakit.

Menyambut banyak hal.

Mata baru, anak mereka, dan, kebahagiaan.

***

Sampai jumpa ^.^

[END] Dramione-Because of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang