22. Winter Vacation

11.7K 892 16
                                    

Haiii aku kembali lagi...Gimana yang chapter kemarin? Maaf bgt updatenya lama

***

Draco melihat ke arah Hermione.

"Tapi apa yang ingin kau lakukan di sana nanti?" tanya Draco.

"Bersantai. Aku menemukan sebuah taman bunga dengan air terjun kecil di dekatnya. Hhh pasti rasanya sejuk sekali berbaring disana" Jawab Hermione.

"Yasudah" Balas Draco.

"Hmm... Aku jadi ingat saat kau melihat Hagrid menetaskan telur naga. Kau dengan bodohnya berlari melapor pada Prof. McGonagall dan hasilnya kita diberi detensi tengah malam.

Detensi yang menurutmu adalah pekerjaan pelayan. Kau bahkan takut saat masuk ke Forbidden Forrest waktu itu. Hahahahaha. Tampang mu bodoh sekali karena ketakutan" Kata Hermione kembali mengingat masa kecilnya.

"Bisakah kau tak mengingat nya lagi? Aku sudah tidak seperti itu, kau tahu?" Kata Draco.

"Hahahaha... Oke oke..." Balas Hermione.

Mereka pun sampai ditempat yang di maksud Hermione.

Seperti yang dikatakan Hermione, tempat itu benar benar indah.

Berumput hijau, banyak bebungaan serta terdapat air terjun mini di dekatnya. Membuat tempat itu sejuk dan nyaman.

"Ini aneh. Bukankah sekarang sedang turun salju? Kenapa rumput disini tidak tertutup salju?" Tanya Draco

"Kurasa ada mantra yang bekerja didalamnya. Ayo... Aku ingin bersandar di pohon besar itu" Ajak Hermione.

Ia  bersandar di pohon itu. Draco pun menggunakan paha Hermione sebagai bantal dan menutup matanya, merasakan semilir angin yang bertiup tiup sejuk.

Mereka merasakan kedamaian disana. Tanpa menyadari hal mengerikan yang akan datang pada mereka.

***

Tempat itu kotor. Mengerikan dan mencekam dengan kegelapannya. Tempat itu dingin. Dan didalam sebuah jeruji, beberapa orang itu berkumpul menjadi satu..

"Kau dan keluargamu akan mati, Malfoy" Kata seorang lelaki berjanggut dan berambut panjang di dalam sana.

Ia menyayat nyayat foto keluarga Malfoy dengan pisau yang ia genggam dengan kuat di tangan kanannya.

Ia menyeringai keji. Menyayat jarinya dan menumpahkan darah di atas foto yang tersayat itu. Hingga semua objek di foto itu bermandikan darah.

***

"Draco bangun." Panggil Hermione.

Ia juga menepuk nepuk pipi Draco yang terbaring di pahanya.

"Eugh..." racau Draco.

"Bangun Draco... Ini sudah siang" Kata Hermione.

Tak lama Draco terbangun. Dengan mata terpejam ia bangkit untuk duduk.

"Euhm.. Aku cuci muka sebentar" Pamit Draco. Dan ia pergi menuju ke air mancur dan membasuh wajahnya disana.

Setelahnya ia kembali pada Hermione.

"Kenapa kau masih duduk? Ayo kembali" Ajak Draco.

"Aku tidak bisa berdiri... Kakiku kesemutan. Dan ini semua gara-gara kau" Jawab Hermione.

"Yasudah naiklah kepunggungku." Kata Draco berniat meng-piggyback Hermione sampai ke Hogwarts.

Hermione meraih leher Draco dan bersandar dengan nyaman di punggung Draco yang lebar dan hangat.

Mereka berjalan kembali ke asrama mereka.

Hermione dan Draco kembali ke asrama mereka yang hangat.

Berada disana seharian, saling menghangatkan satu sama lain di balik selimut, menunggu waktu keberangkatan mereka saat liburan musim dingin.

Hermione sekarang bahkan sudah membereskan kopernya.

Tak lupa ia siapkan kandang Crookshank agar kucing gempal itu tak tertinggal di Hogwarts.

Hermione juga membantu Draco membereskan kopernya.

Setelah semua beres, Hermione mandi untuk menyegarkan tubuhnya.

***

Pagi telah tiba, Hermione dan Draco terlihat sedang bersiap siap.

Mereka membawa koper mereka ke stasiun dan mencari kompartemen yang tersisa.

Namun sialnya adalah, satu satunya yang tersisa adalah kompartemen dengan Harry Ron dan Ginny di dalamnya.

Hemione hanya mengatupkan rahangnya dan mengajak Draco untuk masuk kedalam.

Dan Kelima orang itu hanya sama sama terdiam. Canggung.

Tak ada satupun yang memulai percakapan sampai kereta itu mulai berjalan.

Harry hanya dapat menekan perasaannya. Melihat sahabatnya yang sangat ia rindukan. Jujur saja ia paling menghindari untuk bertengkar dengan Hermione. Gadis itu sangat keras kepala jika menyangkut siapa yang benar dan siapa yang salah.

Ron sendiri juga terdiam. Ia memendam perasaan antara malu, marah, dan rindu.

Sama dengan Ginny yang merasakan ketiga perasaan itu. Namun apa daya ia terlalu gengsi untuk meminta maaf.

"Kau tahu, Dad punya perpustakaan pribadi di manor. Dan menurut Mom, buku buku nya sangat menarik. Kau boleh melihat lihat jika kau mau." Kata Draco di tengah heningnya kompartemen mereka.

Hermione yang tadinya menatap keluar jendela langsung tertarik mendengar kata perpustakaan.

Bagaimana tidak, menurut Hermione rumah dengan perpustakaan pribadi adalah hal yang menarik sekali.

"Oh tentu saja aku mau. Aku bahkan berharap Lucius tidak akan keberatan aku meminjam beberapa untuk kubawa ke Hogwarts. Dan aku penasaran dengan selera buku Mom." Cerocos Hermione dengan senyum lebar.

"Selera bacaan Mom kurang lebih sama denganmu. Buku nya tebal, mengangkat topik unik, dengan bahasa penyampaian yang luwes " jawab Draco.

"Kuharap bukunya tidak akan mengecewakan." Gumam Hermione lagi.

Ketiga orang lainnya hanya dapat berpura pura tidak mendengar percakapan 2 orang lainnya.

Mereka terus terdiam sampai akhirnya mereka tiba di stasiun King' Cross.

Hermione dan Draco segera menuju ke Malfoy Manor. Ke rumah yang pernah menjadi mimpi buruk Hermione dan sekali lagi akan menjadi mimpi buruk Hermione.

***

Jgn lupa vomment ^^ see u next chap.

[END] Dramione-Because of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang