Dua bulan kemudian..
Kini semua telah membaik seperti semula. Hubungan antara Jessi, Hilo dan Kevin hanya sempat merenggang beberapa hari setelah semua ulah Kevin terkuak. Bahkan Dona kini telah ikut bergabung bersama mereka. Duduk ditanah beralaskan rumput taman kampus dengan laptop diatas pahanya. "Gak kuliah gak sekolah sama-sama banyak tugas, gak sesuai ekspetasi" keluh Dona dengan jari tangan yang sibuk bermain diatas keyboard.
"Di tipi-tipi anak kuliah tuh bebas gak terbebani sama tugas. Realitanya nyrusuk" timpal Bobi.
Kini mereka telah seminggu lebih menjadi maba disalah satu universitas ternama di Jakarta.
"Balik aja ayo" ajak Kevin "tugas kaya gitu bisa copy temen elah" lanjutnya.
Plakk
Hilo memukul kepala Kevin dengan buku tebal yang dia bawa dari perpustakaan. "Setan ye lu" ujarnya.
Kevin mengusap-usap kepalanya yang sedikit terasa pusing. "Iyadeh yang rajin yang mau jadi calon pengusaha muda" cibirnya sinis.
Jessi mengerutkan dahinya mendengar ucapan Kevin. "Hilo mau jadi pengusaha? Bukannya ambil jurusan musik ya?" tanyanya bingung entah kesiapa.
Semua menoleh kearah Jessi lalu berganti ke Hilo. "Emang lu gak ta-"
"Gak kok Jessi. Kevin mah asal nyeplos, mana nyambung perusahaan sama musik, ngaco" kilahnya cepat memotong ucapan Tasya.
Jessi menatap Hilo curiga. "Gak tau apa, Tas?" tanya Jessi kemudian menatap kearah Tasya.
Tasya melirik kearah Hilo. Sedangkan yang dilirik terus menatapnya tajam. "Tasya" panggil Jessi.
"Ehmm..itu..kan ehmm bener kata Hilo kalo Kevin suka ngaco. Masa lu gak tau si kalo Kevin suka ngaco, gak nyambung banget dari musik ke pengusaha hehe" jawabnya dengan tersenyum kikuk.
Jessi memicing menatap Tasya mencari kebenaran akan jawabannya. "Ouh" ujarnya setengah curiga namun dia acuhkan.
Semua bernafas lega saat dirasakannya Jessi yang percaya akan ucapan Tasya. Hampir mati gua batinya Tasya mengelus dada.
"Gua cabut" pamit Hilo menyampirkan tasnya kepundak sebelah kanan. "Ayo Jess" ajaknya.
Jessi mendongak menatap wajah yang kini telah berdiri. Kemudian mengangguk "Iya" ucapnya yang kemudian ikut berdiri.
"Yah gak seru gak komplit, ikut balik ah" keluh Tasya.
Dona menghentikan tangannya yang sedang mengerjakan sesuatu, menoleh kearah Tasya. "Ayo deh balik" ucapnya menutup laptop.
"Lu pada jangan balik ntar gua kemari lagi" cegah Hilo.
"Ogah ah nunggu lu disini panas" protes Bobi.
"Mekdi lah" timpal Kevin.
"Bosen ah mekdi, starbucks lah" sela Dona.
"Yee gayaan starbucks, biasa makan diwarteg juga" sinis Tasya.
"Jangan starbucks ah malah, gada dana" keluh Bobi.
"Dasar pasangan kere" kekeh Kevin.
"Nabung buat modal kawin euy"
"Nikah Bob bukan kawin" ralat Tasya.
Hilo berdecak sebal. "Starbucks gua bayarin" usulnya langsung mendapatkan respon cepat.
"Siap bos" jawab Dona seraya melipat tangannya kesamping dahi memberi hormat.
"Let's go, cabut gengs starbucks kita" ucap Bobi berdiri langsung pergi dan diikuti yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Waktu
Teen FictionTentang mereka yang terjebak di friendzone ✔ Tentang mereka yang saling kode tapi sama-sama gak peka ✔ Tentang mereka si raja takut jatuh cinta dan si ratu gengsi ✔ ________ "Aku harap kamu bisa membaca pikiranku, disana semua tentangmu" - anonym.J ...