Bag. 22

219 12 0
                                    

31 Desember
23.09

Jessi duduk dihadapan meja pendek yang telah penuh dengan makanan. Mereka semua membuat penyambutan tahun baru di halaman rumah Kevin dengan beralaskan karpet.

Bukan penyambutan dengan latar barbeque atau semacamnya. Namun hanya makanan berisi ciki-ciki dan beberapa kaleng soda. "Woi bagi-bagi kek" Bobi merampas keripik singkong yang berada dipelukan Dona. "Gak boleh makan banyak, nanti gendut!" lanjutnya.

"Cih, cewek lu noh gendut" nyinyir Dona. "gapapa enak dipeluk, empuk. Ya kan beb?" timpal Tasya yang dijawab acungan jempol oleh sang pacar.

"Mau tahun baru masih aja pada betah jomblo" sindir Bobi seraya merangkul pinggang Tasya, menyenderkan dagu dipundak pacar merupakan hobinya. "Malu atuh sama kucing yang tiap hari kawin" lanjutnya.

"Cih situ pacaran apa kredit motor? Awet banget kaya swalo gak putus-putus" Kata Dona yang langsung mendapat kuaci dari lemparan Tasya "Lu do'ain gua putus?" tanyanya emosi.

"Kalo iya kenapa?" tanya Dona menantang. "Heh, nyolot ya lu dasar jomblo boraks" ucap Tasya yang langsung menghujani Dona dengan kuaci digenggamannya. "Bacot bucin" timpal Dona.

"Donaaa..." Merasa dirinya dipanggil, ia menoleh. Melihat kearah Kevin yang tersenyum sedang menepuk-nepuk samping tempat duduknya. "Sini duduk sama aa Kevin sayang, daripada disitu jadi juragan kuaci, sini-sini aa pangku kalo gak mau"

Dona bergidik ngeri mendengar perkataan Kevin yang menurutnya abstrak "Dasar jomblo lapuk" desisnya yang langsung menggenggam tangan Jessi yang duduk di dekatnya. "Jess, pulang yuk" ajaknya kesal.

Sedangkan yang diajak hanya diam di tempat. Tidak bergerak seincipun dengan pandangan lurus kedepan meneliti setiap bayang-bayang masalalu yang menurutnya hanya sebuah ilusi.

"Hahaa gak ada yang mihak sama lu dasar jom-" Tasya langsung bungkam saat suara yang sangat ia kenali terdengar pilu penuh dengan kesesakkan.

"Dulu Hilo yang duduk disini. Ngelerai kalian kalo lagi pada kumat. Sekarang apa kabar?"

Seakan seperti titah sang guru yang menyuruh diam, semua mendadak membisu. Ikut duduk membuat lingkaran kecil. "Inget gak si? Dulu leher gua sering diapit diketeknya, jaman-jaman sekolah abis basket haha bau kringet gila" ucap Bobi dengan tawanya yang sumbang.

Semua menunduk lesu, ikut terbawa kearus nostalgia yang Jessi buat. "Dia selalu cemburuan kalo lu dipegang sama cowok lain, boro-boro cowok lain sama gua aja masih suka cemburu" timpal Kevin tersenyum saat ingatan tentang keposesifan sahabatnya muncul.

"Jessi kangen" lanjutnya lesu.

"Nanti kalo dia balik kita bakal bisa ngumpul lagi kok, tenang ajasi gak usah melow gini" ucap Tasya mencoba mencairkan suasana.

Setelah mereka terbawa arus nostalgia dengan sosok Hilo, tanya disadari pergantian tahun telah melewati beberapa detik.

"Ayo ayo,, moga ditahun ini kita bisa kumpul terusssss" ucap Bobi dengan merangkul pundak Kevin.

"Yang pasti semoga tahun ini Hilo bisa pulang, dan cewek disebalah gua gak bakal galau lagi" lanjut Tasya dengan kedua tangan menyatu seperti memohan, tersenyum lembut kearah Jessi.

Jessi membalas senyuman Tasya dengan begitu lebar, mencoba untuk tersenyum sebisa mungkin. Semua harapan dia amin kan dalam diam. Berharap lekas untuk jadi kenyataan.

"Dan semoga, kamu masih milik ku" batinnya.




•Tbc


Tentang WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang