Detektif Ichsan 7 : Detective's Destiny.

9. Saat Itu Tahun 2016.

"Saya Pak Kadirun, Kadirun Marunda," kata bapak anggota dewan yang ternyata bukan anggota dewan. "Pengacara,"

"Bapak sering ke warung kopi sini?"

Pak Kadirun mengangguk.

"Kenal seorang bernama Raden?"

"Rhanto, Sergam, Mintoha, juga Anton yang dikabarkan terkurung portal enkripsi juga saya kenal," kata Pak Kadirun.

Deg!

Ichsan ngeri sendiri. Ini pengacara tahu orang-orang Serikat Jaringan, jangan-jangan dia anggota baru.

"Wajah kau mirip Sergam, anak muda," komentar Pak Kadirun.

Ichsan masih mati kata, Pak Kadirun tanya balik. "Sebenarnya kau ada urusan apa sih dengan Serikat Jaringan atau lebih tepatnya Raden, detektif? Obat pengubah identitas?"

"Satu itu. Dua, saya perlu info kontrakan murah, saya pendatang dari Bandung," Ichsan tidak mungkin terang-terangan beritahu Pak Kadirun tugas sebenarnya, mencari anak perempuan Pak Harudin.

"Oh, itu," Pak Kadirun tidak heran. "Kau obok-obok saja pemukiman padat belakang SD Harapan 3 Distrik Tambora, ntar juga ketemu. Kalau ditawar 250 perbulan dapat,"

Ichsan manggut-manggut.

"Tapi hati-hati ya, di sana banyak polisi sama preman jalanan. Itu kan bahaya buat kau, buronan," pesan Pak Kadirun.

Ichsan hendak mengangkat kedudukannya dari bangku ketika Pak Kadirun berujar lagi. "Kau juga menyelidiki Serikat Jaringan kan, detektif?"

"Ya, kenapa?" Ichsan duduk lagi.

"Apa saja yang kau tahu tentang Serikat Jaringan selain mereka mafia dagang pasir?" tanya Pak Kadirun.

"Sebagian anggotanya berasal dari Serikat B, tersangka kasus JKA," jawab Ichsan.

"Tahu sejarah Serikat B sebelum itu?"

Ichsan geleng kepala.

"Seharusnya kau tahu," Pak Kadirun mulai bercerita. "Dahulu, ada seorang penjelajah asal Belanda, tapi keenam anaknya semua orang pribumi. Sebelum wafat dalam agresi militer 1949, dia berwasiat pada anaknya yang nomor lima,"

Kau seorang pewaris.

Meninggalnya penjelajah asal Belanda itu berdampak pada sengketa besar pada tahun 1950. Sang pewaris bertindak bijaksana, dia memilih menyingkir.

Sejarah berulang ketika sang pewaris wafat, keturunan penjelajah asal Belanda itu kembali bersengketa. Saat itu tahun 2016.