29. Sore Itu.

53 3 0
                                    

Ichsan mengatur waktu kapan harus memakai dan melepas saputangannya.

Di hadapan Noor dan Dini wajib pakai, selain itu tidak usah. Mereka pasti terkejut begitu tahu wajah tetangga pintu atas berubah, sampai saat yang tepat.

Pertama ada Sersan Safrul, menatap Ichsan tajam menusuk.

"Untung kau hilangkan Mintoha, Detektif Husin Sodiki," katanya dalam hati. "Polisi gadungan berkurang,"

Gadung, gadung!

Kedua, Ichsan bertemu Pak Samsunar - guru Bahasa Indonesia SD Harapan 3, Pak Samsoen - guru Bahasa Indonesia SMP Harapan 7, dan Nursifa - anak perempuan Pak Samsoen sekaligus teman sebangku Dini semasa SD.

"Kasus yang kau selidiki lancar, Husin Sodiki?" tanya Pak Sunar.

Ichsan mengangguk.

"Sekarang Husin kelas tiga, kan?" tanya Pak Sams. "Lama tidak nampak,"

"Lanjut sekolah di Bandung," jawab Ichsan.

Bingung?

Begitulah warga Distrik Tambora mengenal Detektif Ichsan dalam wujud aslinya, Husin Sodiki. Giliran Ichsan bertanya pada Sifa.

"Masih teman sebangku Dini Safitri?"

Nursifa mengangguk.

Lewat sedikit, Ichsan berpapasan dengan Yasa - teman sekelasnya dulu masa di SMA Harapan 7, dan Pak Soen Yat Die.

"Yasa, kau jangan banyak boloslah," Pak Soen menasihati muridnya yang rajin mengamen itu. "Kapan mau lulus?"

"Secepatnya," jawab Yasa.

Secepatnya, bukan berarti putus sekolah, kan? Ichsan mengalami hal yang sama karena penyelidikan.

"Husin?" sapa Pak Soen. "Bagaimana penyelidikanmu di Distrik Cikampek?"

"Lancar," jawab Ichsan.

Ichsan hanya lewat Distrik Cikampek dua kali selama penyelidikan. Pulang-pergi ke Bandung, itu saja.

Terakhir, Ichsan bertemu Bu Nin. "Akhirnya kau kembali, detektif anak baik,"

"Ya bu, bagaimana meretas deep web nya, lancar?" Ichsan basa-basi.

"Anggap saja begitu," jawab Bu Nin.

Ichsan balik lari pagi lebih cepat daripada warga lainnya. Saatnya... push rank!

Siang menjelang. Berhubung stok pop mie Ichsan sudah habis, terpaksa Ichsan keluar cari nasi Padang.

Di ibu kota, nama Akad Ichsan - dan Husin Sodiki - disegani semua preman jalanan.

"Detektif Husin Sodiki," kata Noor sore itu. "Ada yang perlu kita bicarakan,"

Detektif Ichsan 7 : Detective's Destiny.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang