28. Lari Pagi.

49 3 0
                                    

Whush.

Ctut.

Argh!

Kejadian selanjutnya hanya sekelebat di mata Ichsan. Seketika preman jalanan itu sudah tergeletak pingsan, sementara Noor berdiri di depan pintu kontrakan dengan mengacungkan kedua telunjuk.

Noor mengincar titik syaraf kesadaran preman jalanan itu, di bawah bahu.

"Hah," Ichsan menghirup nafas. "Terima kasih, Noor. Bukan. Ran,"

"Siapa kau sebenarnya, detektif?" Noor mengulurkan tangan hendak membuka saputangan Ichsan.

Tapi sebelum Noor sempat melakukannya, dengan sisa-sisa kekuatannya, Ichsan menutup sebelah mata dengan dua jari.

Portal ruang mengantar Ichsan ke kontrakan pintu atas yang disewanya.

Malam yang melelahkan.

Ichsan langsung tidur pulas tanpa bermimpi, sampai seseorang mengetuk pintu kontrakan waktu pagi buta.

"Hoahem!" Ichsan menguap lebar. "Siapa? Ganti jaga ronda kah, Sersan Safrul?"

Sudah balik ke wajah aslinya, Ichsan tidak takut lagi sama Sersan Safrul. Ichsan ingat masa polisi gadungan - gadung, gadung! - itu dibuatnya mati kutu dalam kasus JKA.

"Ini pengacara Kadirun Marunda, Detektif Akad Ichsan!" kata tamu di depan pintu.

Ichsan segera buka pintu, masih setengah sadar. "Silakan masuk pak,"

Ichsan menghidangkan enam bungkus pop mie untuk tamu-tamunya. Pak Kadirun datang bersama empat keponakannya dari klan Suprapat Murni - Intan, Yati, Bella, dan Rozya - dan Pak Dao, yang mengurus Bella dan Rozya di Distrik Balaraja.

"Jadi begini," Pak Kadirun menjelaskan perkaranya. "Kabar dari preman jalanan Tugu Pancoran yang kau kalahkan, detektif, Serikat Jaringan sudah kau antar ke dunia warisan. Kami menyusul,"

Tidak perlu lagi dijelaskan bagaimana mereka, keturunan penjelajah asal Belanda Van de Glank, mengenal dunia warisan.

"Kalian mau ke mananya dunia warisan?" Ichsan bertanya seakan-akan dia sopir mobil carteran.

"Jatilegawa," kata Pak Kadirun.

"Petualangan dan penjelajahan," kata Pak Dao. "Bisa melepaskan saya dari rutinitas membosankan sopir angkot,"

Sekali lagi, Ichsan tidur pulas sampai pagi.

Minggu, 7 Januari 2018.

6.45 pagi waktu Distrik Tambora.

Lari pagi di bawah naungan Jembatan Kali Angke, adalah kesempatan warga Distrik Tambora bertemu.

Detektif Ichsan 7 : Detective's Destiny.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang