17. Orang Tua Bijak.

62 3 0
                                    

Sepertinya tadi pagi Ichsan datangnya masih kesiangan, jadi ia tidak sempat ketemu Dini Safitri. Ichsan baru sempat keluar menjelang malam, sedangkan Dini sudah balik sekolah sejak tadi.

Menekan biaya hidup, Ichsan bepergian guna kuasa portal dua jari.

19.30 malam waktu Tugu Pancoran.

"Buka saputangan itu, detektif buronan," parintah Pak Kadirun. "Apa perkembangan yang sudah kaucapai untuk penyelidikan?"

"Nama satu orang ini mungkin membantu," kata Ichsan. "Bu Nin, hacker amatir,"

"Hmm," Pak Kadirun melinting kumis. "Saksi kunci kasus JKA, ya? Itu saja?"

"Kedua, Dini Safitri, pelajar SMP," Ichsan menambahkan petunjuk yang mungkin tidak perlu.

"Kalau ngantuk, pesan kopi dulu!" Pak Kadirun memastikan Ichsan tidak ngomong ngelantur. "Baru ngomong!"

"Tidak, bagaimana juga dia punya peran dalam penyelidikan," Ichsan menyangkal dugaan Pak Kadirun kalau dia ngelamun.

"Hoo, begitu ya?" Pak Kadirun - meskipun bukan detektif - mulai faham duduk perkaranya. "Terbalik, bukan?"

"Apanya terbalik?" Ichsan telat mikir.

"Kau nyebut orangnya terbalik, detektif!" Pak Kadirun menjelaskan semuanya. "Kau ketemu Dini Safitri terlebih dahulu, dia tunjukkan jalan ke kontrakan Bu Nin, lalu kau pergi ke rumah Bu Nin buat pesan kontrakan, begitu, kan?"

Ichsan manggut-manggut.

"Kenapa kau tidak jelaskan, detektif?"

Pak Kadirun ini koplak, ya?

"Kan Pak Kadirun sudah tahu," jawab Ichsan, cerdas.

"Saya tidak tahu," sangkal Pak Kadirun. "Tapi memastikan kebenaran apa yang sudah saya tahu,"

Deg.

Pengacara ini mengajari Ichsan sesuatu.

"Sekarang kita bicara langsung ke intinya," kata Ichsan. "Soal Raden anggota Serikat Jaringan. Apa informasi yang sudah bapak kumpulkan seputar orang itu?"

"Tongkrongannya," jawab Pak Kadirun. "Warung kopi Rasuna Said,"

Ichsan tepuk jidat.

Semudah itu?

Jadi suara berat yang tempo hari mengenali dia sebagai detektif adalah orang itu?

Ano kata?

Mengejutkan, Ichsan nyengir tidak simetris. "Tidak mungkin hanya itu, pak,"

"Tentu saja, detektif buronan," Pak Kadirun enggan menyebut nama Ichsan. "Kerjanya gosok batu, terus kau bicara dengannya sopan sikit, dia orang tua bijak,"

Detektif Ichsan 7 : Detective's Destiny.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang