58. Tidak bisa

6.1K 293 4
                                    

Jangan lupa vote komen dan follow!

Follow juga instagram role player cerita ini :

@rajaaldrian
@rasyacherylholda
@vianca.rosaulina
@ryan.gylson

👑👑👑👑

"Raja?" Panggil Rara setelah ia menemui Raja di Kantin yang seperti biasa duduk di ujung kantin dengan Aksa,Dirga,Galvin,Acep,Farhan dan Tegar. Tumben kali ini ada Tegar biasanya ia akan berjemur di tengah lapangan basket

Raja menoleh begitupun dengan teman temannya. Ia melihat Rara yang sudah di berdiri di sebelahnya

Rara beralih menatap teman teman Raja "boleh gue bicara berdua dengan Raja?"

Aksa,Galvin,Tegar,Acep dan Farhan bersiap berdiri namun di cegah oleh Raja "biar gue dengan dia yang pergi,kalian disini aja" Raja berdiri lalu berjalan duluan. Rara mengikutinya dari belakang. Ia harus menjelaskan semuanya kepada Raja

"Maafin gue" ucap Rara setelah ia dan Raja sudah berada di rooftop.

"Gue gak marah"

Rara menatap Raja serius melihat manik mata Raja lebih dalam terlihat jelas kekecawaan di dalam sana. Sekuat apapun Raja menutupnya. Ia tak bisa mengelak. Karena mata adalah jendela hati seseorang

Rara tertawa kecil "gue gak bego Ja" Raja mengalihkan pandangannya "gue tau lo marah. Gue tau lo kecewa dengan gue. Gue jahat Ja. Gue tau itu"

"Lo salah" Raja berjalan menuju sofa yang ada disana,ia duduk lalu melepas kaca matanya "karena gue gak pernah tau cara nya marah ke lo. Gue gak tau"

Rara berdiri di hadapan Raja menatap Raja yang menatap langit biru

"Gue hanya tau cara mencintai lo,menjaga lo tapi tidak tau dengan cara marah ke lo,kecewa. Gue pernah tau caranya" Raja melihat Rara yang sudah duduk di sebelahnya lalu kembali menatap langit "kalau pun gue tau caranya,gue gak akan bisa."

Rara terdiam. Raja berbicara sangat panjang. Sangat. Raja berbicara seolah itu semua isi hatinya. Sebesar itu kah cinta Raja? Hingga ia sudah tak bisa lagi marah dan kecewa.

"Gue bahagia ngeliat orang yang gue cinta bahagia. Itu sudah cukup" Raja menatap Rara yang menunduk,ia meremas roknya seperti biasa.

Saat seperti ini,membuat Raja merasa bersalah karena sudah membuat gadisnya merasa takut. Raja menarik dagu Rara,melihat kelopak mata Rara yang sudah penuh dengan genangan air yang siap jatuh jika Rara mengedipkan matanya.

"Gue benci ngeliat lo nangis karena gue" Raja menutup mata Rara dengan tangan kanannya,dan membuat air mata Rara jatuh,Raja menghapus air mata Rara dengan jarinya

"Gue gak marah" Raja tersenyum kecil memberi isyarat bahwa ia memang tidak marah.

Bukan.

Tidak bisa marah tepatnya.

Rara yang melihat senyuman dari Raja membuat ia tersenyum manis juga. Dengan cepat ia membenamkan kepalanya di dada bidang Raja. Raja terdorong kebelakang akibat Rara yang memeluknya dengan kencang,ia juga sedikit kaget dengan perlakuan Rara. Ada getaran lembut di dadanya yang membuat ia sesak.

Rara dapat merasakan getaran di dada Raja sangat kencang. Rara tertawa lalu melepaskan pelukannya dan menatap Raja "gue seneng denger degupan jantung lo"

Raja tertangkap basah. Ia malu. Namun,ia membuang rasa malu itu jauh jauh,ia tak ingin lebih malu jika Rara mengetahuinya malu karena ia malu.

Rara menarik tangan Raja lalu menggenggam nya erat tak memberi celah untuk siapapun menyetuh tangan kekar Raja.

Rara mengeluarkan sesuatu dari sakunya lalu mengaitkannya di pergelangan tangan kiri Raja. Gelang hitam polos.

Rara mengangkat tangan kanannya yang juga di hiasi gelang yang sama. Pertanda bahwa ia adalah milik Raja. Dan Raja adalah miliknya. Sederhana.

👑👑👑

Raja memarkirkan motornya di bagasi rumah setelah ia mengantar Rara pulang. Menurutnya,hari ini adalah hari yang memang di ciptakan untuk ia berbahagia. Semoga setelah ini tak ada lagi kejadian yang membuat hari nya hancur

Baru saja Raja menginjak kaki menuju tangga,langkah terhenti ketika melihat wanita berpakaian jas dan rok se lututnya

"Raja,lihat lah papa mu sebentar di rumah sakit,ia membutuhkan mu" lirih Vanya

Hendric - papa Raja sudah di rawat sejak 2 hari yang lalu akibat serangan jantung. Dan Raja tidak ingin mengetahui apapun tentang papanya. Menurutnya itu sama saja membuang waktunya secara percuma.

"Membutuhkan saya? Dimana dia dulu saat mama saya membutuhkannya? Dimana?" Raja tertawa sinis "biarkan dia merasakan apa yang mama saya rasakan dulu. Bukannya tuhan adil dalam kehidupan? Ya ini cara tuhan" setelah mengatakan itu Raja berjalan menuju kamarnya dan meninggalkan Vanya yang masih disana

Tok tok

"Siapa?" Tanya Raja karena mendengar suara pintu kamarnya di ketuk dari luar

"Gue. Dirga"

Raja berjalan membuka pintu kamarnya setelah mendengar siapa yang datang. Ia mempersilahkan Dirga masuk.

"Mau apa lo?" Tanya Raja dingin seperti biasa. Ia melanjutkan game yang sempat ia pause tadi

Dirga duduk di sebelah Raja yang duduk bersila di depan layar televisi yang menampilkan sebuah game. Dirga meraih stik yang nganggur lalu ia juga ikut bermain.

"Bokap lo butuh lo Ja" ucapan Dirga membuat Raja menoleh ke arahnya dengan tatapan tajam

"Bagaimana pun ia itu bokap lo. Darah nya ngalir di tubuh lo. Kalau gak ada dia,lo gak bakal ada didunia ini" Dirga mempause gamenya ia juga menatap Raja serius. Ia harus membuat sahabatnya ini memaafkan kesalahan Hendric - papanya.

"Lo gak tau gimana hancurnya gue dulu"

"Gue tau. Gue sangat tau" Dirga tertawa miris melihat Raja "gue ini saksi bisu hidup lo"

Raja juga ikut tertawa sinis "kalau lo tau,lo gak bakal berpihak kepada dia"

Dirga menepuk bahu Raja "gue gak berpihak kepada siapapun. Gue hanya menengahi. Tuhan saja maha memaafkan. Gimana lo-"

"Gue bukan tuhan" Raja memotong cepat omongan Dirga

"JA! PAPA LO ITU SEKARAT. DIA MAU MINTA MAAF SAMA LO. MAAFKAN DIA JA! DAN SETELAH ITU TERSERAH LO MAU BERBUAT APA! BIARKAN BOKAP LO PERGI TANPA MERASA BERSALAH!" Dirga membanting stik itu kuat. Rahangnya mengeras akibat keegoisan Raja

Raja juga ikut emosi dan membanting kuat juga stik itu "NYOKAP GUE GAK AKAN MENINGGAL KARENA DIA. GUE BENCI DIA. ANJING LO!" Raja siap meninju Dirga,namun ia menahannya lalu menurunkan kembali tangannya

"PUKUL! PUKUL GUE! PUKUL JA! LAKUIN APAPUN KE GUE ASAL LO BISA MAAFIN BOKAP LO!" Dirga mengambil tangan Raja lalu memukulnya di kepalanya sendiri

Raja melepas kuat tangannya lalu menetralkan emosinya

"Keluar!"

"Gue bakal keluar. Gue harap lo bisa memaafkan bokap lo. Lo memang gak tuhan tapi lo hambanya yang harus memaafkan sesama" setelah mengatakan itu Dirga berlalu dari sana dan menutup kencang pintu kamar Raja

Raja meninju kuat tembok kamar nya,membuat jari jarinya mengeluarkan darah segar. Namun,sakit itu sama sekali tidak membuatnya sakit. Sakit yang sebenar nya ia rasakan adalah perkataan Dirga. Benar katanya, ia hanya hamba tuhan yang harus memaafkan. Ia harus bisa.

_________------------__________

Haiii haiii🙋🙋
Jadi,ini udah masuk bulan maret,dan ujian ujian sudah di mulai:(( jadi mungkin aku bakalan update tidak setiap hari lagi:(( tapi dalam satu minggu aku akan update kok,ntah 4 kali atau 3 kali😙😙

jujurnya,aku pengen selesaikan Raja akhir mei. Insyaallah. Doain aja aku bisa ya hehehe😙😙

Goodnight!💙

Ig: sucikhairunnisa.a

Raja (Comlepeted)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang