Raja (Comlepeted)✔

68. Pulang

JANGAN LUPA VOTE KOMEN dan FOLLOW!

Follow juga akun instagram ROLE PLAYER cerita ini :

@rajaaldrian
@rasyacherylholda
@vianca.rosaulina
@ryan.gylson

Note: baca challenge di bawah jika ingin part selanjutnya

👑👑👑

Rara bernafas lega saat Ryan mengantarnya pulang. Ia keluar dari mobil Ryan dengan hembusan nafas pelan. Ia berjalan masuk ke rumahnya,ia melihat mobil Bagas tak ada. Kemana?

Saat membuka pintu Rara terlonjak kaget melihat seseorang yang ia rindu selama ini,yang seharusnya tempat ia menangis. Dengan cepat Rara memeluknya,namun seseorang itu menolaknya

"Vi?" panggil Rara heran. Sejak tadi tatapan Via sangat sangat tak bersahabat

"mana janji lo?" kata Via datar

"janji?"

"munafik ya lo" bibir Via terangkat sebelah

"Vi? Lo kenapa?"

"LO YANG KENAPA ANJING!" teriakan Via membuat Rara berjalan mundur

"SELAMA INI KENAPA LO GAK ANGKAT TELFON GUE?! GAK BALAS CHAT GUE?! KENAPA?!"

"Vi-"

"APA?! APA YANG MAU LO JELASIN LAGI RA?! APA? DAN,APA HUBUNGAN LO SAMA RYAN?!"

Mendengar nama itu membuat air matanya jatuh sempurna. Padahal,sejak tadi ia menahan untuk tak menangis

"LO TAU KAN RA RYAN ITU JAHAT.MALAH LO YANG BILANG GITU KE GUE.TAPI?" Omongan Via terputus,nafasnya ngos ngosan akibat emosi dan teriakannya tadi

Satu tetes air mata turun dari kelopak mata Via "tapi apa? Lo yang malah begini Ra" suara Via memelan

"Vi,gue ngelakuin ini ada alasan Vi" bela Rara,ia mendekat Via dan menggengam tangan Via

Via diam. Mata terus menusuk mata Rara,tak satu pun gerakan matanya yang lewat dari Via

"ALASAN YANG GILA!" teriak Via

"Vi,deng-"

"gue rela ninggalin sekolah gue untuk balik ke indo ngeliat lo,lo ga mikir apa sekhawatir apa gue? Lo ga mikir apa setakut apa gue saat liat ig Ryan?" Via memilih duduk di sofa rumah Rara,namun matanya terus menatap Rara yang menahan tangisnya

"lo bahkan ga balas chat gue,telfon gue gak lo angkat. Lo boleh Ra nyimpen rahasia lo dari gue. Tapi, balas chat gue yang bahkan ga lo read. Sebenarnya gue ini siapa sih Ra?"

"dan kalau Fathin gak cerita ke gue kalau lo putus dengan Raja,mungkin gue gak tau Ra. Lo mikir ga sih Fathin itu khawatit juga sama lo. Buka mata lo,hati lo. Liat siapa yang peduli dan siapa yang tidak."

Via mengetuk ngetuk kepalanya dengan telunjuknya seolah olah memberi isyarat 'mikir-pakai-otak-lo'

Rara bukan tak ingin membalasa pesan atau telfon dari Via. Akhir akhir ini ia jarang sekali menyentuh benda pipih itu,menurutnya tak ada waktu untuk bersantai lagi dengan ponselnya. Masalah kali ini cukup berat untuk dirinya. Jauh di lubuk hatinya ia ingin sekali berbagi semuanya kepada Via. Namun,karena ia mengetahui Via yang sangat mudah emosional membuat ia mengurungkan niatnya. Ia pasti memberi tahu semua. Pasti. Tapi,tidak sekarang

"lo tau Ryan itu pembunuh. Gue takut Ra. Kalau gue punya pilihan buat tinggal dengan lo. Gue bakal tinggal di Indo Ra. Meski lo gak pernah berbagi kesedihan lo ke gue,lo tetep sahabat gue" Isakan Via terdengar membuat Rara merasa bersalah. Ntah berapa kali ia sudah membuat Via menangis di waktu yang dekat