5

2K 270 1
                                    



Debaran jantungku mulai tak karuan, manakala kulihat wajahmu begitu dekat. Aku sebenarnya tak sanggup menatap.
Kepolosanku lah yang membuatku ingin menatapnya, lebih lama dari apapun dan tak ingin berjarak sejauh mungkin.




Suara berisik memasuki halaman depan rumah.
Pria berkemeja putih keluar untuk melihat siapa yang datang dengan mobil.

Ditutupnya pintu mobil kencang. Setelah terdengar balasan dari suara mobil, gadis itu memasukan kunci mobil barunya ke dalam saku jeans.

Jennie membeli sebuah mobil baru.

Taehyung baru tahu gadis ini bisa mengemudi sendiri.

"Ahjussi, kau tidak membersihkan gudang?"

"Sudah."

"Oh good..."

Jennie memasuki pintu rumah yang terhalang setengah badan Taehyung.

"Tuan Kim ..."

Suara perempuan itu.
Jennie ingin berbalik melihat kedatangannya.
Dengan cepat ia berlari mengambil tas yang biasa ia pakai bekerja di club dan kembali ke halaman depan rumah.

Bae Irene tersenyum manis. Jennie dapat melihat dari kacamata hitam yang dikenakannya.
Sekarang Taehyung sedang bersama mahasiswi itu.

"Kau tahu kan, aku tidak punya siapa siapa di sini. Dengan komputer itu aku dapat menghasilkan uang dan membeli tas Fendi pertamaku." Terang Irene polos pada Taehyung.

Karena Jennie melewatinya ia pura-pura melambatkan langkah untuk mencapai pintu mobil. Mobil itu tak jauh jaraknya dari tempat berdirinya Irene.

Pelan sekali gerakan tangan Jennie akan membuka pintu mobil. Seperti adegan Slo-mo di film action.
Ia lakukan hanya untuk mendengar apa yang akan dibicarakan mahasiswi cantik itu selanjutnya.

"Jennie, kau sudah punya SIM?"
Taehyung bertanya dari ambang pintu.

Irene menoleh, mengikuti arah pandang Taehyung. Dua orang itu menatap Jennie.

"Tidak!"
Ia keceplosan.

"Tidak di sini. Di club SIM-ku."
Jennie berbohong.








***






"Huuuuuuu!!! Menyebalkan"

Teriaknya pada bartender yang menjaga meja bar.

"Jennie ssi. Kau tampak tua jika marah marah."

"Apa?!"

"Ma- maksudku, cantikmu akan hilang."

"Terserah! Ambilkan aku soju."

"Y ya baikk"

"Anyyeong, Jennie-ya! Ada yang datang dengan mobil baruuu."

"Hhh."

Jisoo merangkul pundak temannya. "Jangan bersedih apalagi berkesal kesal hati~"

"Bagaimana laporan yang kuminta tadi? Kau mengerjakannya bukan?"

"Aigoo aku tidak mungkin menyelesaikannya secepat itu."

"Apa? Kau tidak memeriksa laporan dari accounting?"

"Eiy, kau bahkan memecat dua bulan lalu karena menuduhnya korupsi 2 juta Won."

Jennie lupa rupanya.
"Oh, lakukan pelaporan keuangan. Aku mau lihat kerugian bulan ini sama seperti bulan lalu atau tidak."

𝙎𝙚𝙧𝙫𝙞𝙘𝙚 𝙙𝙚 𝘽𝙖𝙧 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang