7

1.7K 217 3
                                    


Merindukanku?

Jennie tersentak.
Tau kan, seperti terbangun dari tidur tetapi dalam tidurmu itu seolah kau jatuh dari lantai dua dan saat terbangun. Jantung rasanya mencelos.

Apalagi, di dalam mimpi mu. Kau didatangi pria dewasa yang jarak usianya cenderung jauh. 15 tahun.
Kenapa Taehyung hadir di mimpinya ?!

Tidak bisa ditolerir.

Jennie keluar kamar. Menatap pintu di seberangnya.

Sudah seminggu. Ia tidak berbicara kecuali berbasa basi mengenai 'sapaan selamat pagi'.
Bukan Jennie marah padanya. Memang benar, ia tidak suka Taehyung ikut campur.
Lagipula yang mau kuliah kan ia. Kenapa Taehyung repot repot menanyakan.

"Huh, apa itu khawatir ?"

Ceglek

Taehyung keluar dari kamarnya.
Jennie sempat terkaget mendengar pintu terbuka.
Dan dua duanya sama-sama tidak membuka obrolan.

Kalau di film-film. Mereka ini seperti pasangan serumah yang marahan. Bertemu. Tinggal serumah tapi tidak ngomong apa-apa.

"Emang apa juga yang mau dibicarakan ?" Gumam gadis yang sedang memotong buah.

"Apa?"

Jennie tertegun di dapur. Saat Taehyung mengambil air di dispenser.

"Tidak!"
Jennie kikuk.
Kenapa coba sekarang mereka harus satu lantai.
Diliriknya pria itu, setelah mengambil air rupanya ia bersantai di depan TV.

Karena Jennie tak mau melihatnya. Ia memilih sarapan buah di kamarnya saja.

"Heol khawatir endas mu!"
Ya mau bagaimanapun juga, Jennie enggak bisa membiarkan rasa marahnya terus membuncah. Ia bertindak seperti biasa. Seolah enggak terjadi apa apa. Mengenai Taehyung yang khawatir. Ya tentu saja terus masih dipikirkannya.


Apa itu cuma sekedar ungkapan karena mereka satu rumah?
Atau karena Taehyung enggak suka lihat Chanyeol menciumnya?

"Aha!"
Jennie punya ide.
Entah bisa dibilang baik atau buruk.











"Apa? Pesta?"

Jennie mengangguk. Jisoo menatapnya heran.

"Kenapa mendadak sekali?"

"Kau yang bilang sendiri kan mau liburan?"

"Ya tapi kan itu beda, kau pakai embel embel pesta. Di rumahmu lagi. Jadi, dimana konsep family gathering nya?"

"Jisoo. Ayolah, club tutup sehari dan adakan pesta di rumahku. Kamu juga bukannya enggak suka pesta, kan?"

"Terus, karyawan wajib datang." Sambung Jisoo.
Jennie mengangguk.

"Kamu undang teman teman mu cuma mau bilang ini sekedar pesta?" Jisoo mengernyitkan dahi.
Jennie menggeleng, "No No, ini perayaan atas berdirinya Alexis club-ku yang ke..."
Jennie menghitung jarinya. "-15 tahun."

"Oke. Kalau dibilang gitu. Tapi aku belum puas ya, kita harus adakan family gathering pokoknya."

Apa sih yang membuat Jisoo kebelet liburan dengan rekan kerja di club.
Ke luar kota segala lagi.
Untuk mempercepat keinginannya ya sudah Jennie mengangguk saja.














𝙎𝙚𝙧𝙫𝙞𝙘𝙚 𝙙𝙚 𝘽𝙖𝙧 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang