Namanya Jaewon.
Pria yang baru beberapa hari berada di Seoul ini, nekat kabur dari rumahnya di negeri Paman Sam. Pria. Sungguh nekat."Han—"
Ucapannya terputus manakala datang seorang gadis dengan setelan hitam. Kaos dan celana jeans. Rambut panjangnya yang terurai nampak membuat gadis itu manis. Dilihat dari sisi manapun."Jaewon—a ini bossku."
Jennie tersenyum ramah memperkenalkan diri. "Namaku Jennie Kim. Panggil Jennie."
"Aku—"
Terputus lagi.Jisoo datang membawa sebuah laporan dan map di tangannya. "Jennie! Ini dia CV dan surat lamaran— ups! Jaewon." Katanya melirik pada pria di hadapan Jennie.
Jaewon dan juga Hanbin.Rasanya Jisoo ingin pura-pura latah. Tersandung atau keceplosan. Memeluk Hanbin adalah hal yang saat ini ingin dilakukannya. Tidak melihat pria itu beberapa hari di Meja bar rasanya seperti kulkas tanpa makanan dan minuman. Kosong. Begitulah isi hatinya.
"Jisoo. Terimakasih. Jaewon, aku akan membaca ini dulu sebelum memutuskan menerimaku atau tidak."
Setelah itu Jennie meninggalkan dua pria di dekat kursi-kursi club. Mereka terdiam.
Suara langkah kaki Jisoo-lah yang memecah keheningan keduanya. Jisoo pergi mengikuti bossnya—Jennie."Pssst... Jennie, Tak ku sangka Jaewon ternyata tampan. Kukira dia tidak lebih tampan dari Hanbin."
Mereka berdua duduk berhadapan di ruangan Jisoo. Jennie tak menanggapi dan sibuk membaca kertas riwayat hidup milik pria yang dibicarakan Jisoo.
"Dia bisa bahasa asing.""Wah jadi nilai tambah."
"Dia juga pernah jadi DJ."
"Pantas keren sekali!"
"Dia... sedang kuliah—?"
Kali ini Jisoo tidak menanggapi perkataan Jennie.
Raut wajah Jennie sulit diterka saat ini. Jisoo juga hanya diam menatapnya.
"Apakah dia minta part time di sini???"
Jennie bangkit dari duduknya hendak melangkah keluar. Satu tangan Jisoo menahannya."Jennie."
Jennie menoleh pada sahabat baiknya itu. Kedua pasang mata Jisoo seperti tengah berkaca. Saatnya drama permohonan dimulai.
"Aku mohon biarkan Hanbin ikut membantunya. Mereka bisa berganti shift bersama. Tentunya kau harus mengurangi upah mereka. Kau tahu kan, aku menyukai Hanbin. Untuk saat ini saja..."
Jennie masih terdiam.
Jisoo akan mengatakan satu kalimat lagi saja. Jika Jennie tidak membuatnya berhenti.
"Baiklah." Begitu katanya.
Jadi, Jisoo tidak mengatakan apa-apa lagi."Jadi mereka—??"
Jisoo mengikuti bossnya yang hendak melangkah keluar ruangan.Sampai di hadapan Hanbin dan Jaewon. Jisoo berdiri di belakang Jennie.
"Aku menerimamu—." Kata Jennie. "Dengan syarat kau dan Hanbin bekerja di sini. Kalian harus berganti shift. Tidak bisa Jaewon sepenuhnya."
"Apa? Tapi aku, aku" Hanbin tergagap. Jaewon buru-buru menyambung, "Oke baik. Aku dan Hanbin bisa bergantian. Kami akan mengatur jadwal sehingga meja bar tidak kosong. Aku bisa diandalkan."
Jennie mengangguk setuju. Kemudian menyuruh Jisoo untuk memperbarui kontrak Hanbin dan membuat Jaewon menyetujui kontrak pekerjaan.
***
"Ahjussi."
Jennie mendapati ruangan kosong di hadapannya. Taehyung tidak ada di kamarnya. Setelah beberapa menit lalu Jennie mencari-carinya ke seluruh ruangan di rumah ini. Ia tak dapat temukan kehadiran sosok pria setengah om itu dimanapun. Termasuk kamarnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙎𝙚𝙧𝙫𝙞𝙘𝙚 𝙙𝙚 𝘽𝙖𝙧
RomanceGadis itu benci saat malam menjelang subuhnya terusik dengan bunyi cetak cetuk dari arah kamar si tukang servis yang menjadi penyewa kamar di rumahnya. Dengan segala cara ia akan membuat si penyewa kamar pindah dari rumahnya. #1 servis (02/03/19)