10

1.5K 209 9
                                    



Waktu itu, senyum manismu mengingatkanku. Bahwa rasa sakit masih ada obatnya.
Dan putus asa selalu menghadirkan harapan setelahnya.
Kemudian, sedihku hilang sirna seketika ketika kau menatapku sambil berkata—



Kemudian, sedihku hilang sirna seketika ketika  kau menatapku sambil berkata—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Hanya hampir sembuh.
Itu yang dipikirkan Taehyung.


"Eungh..."
Lenguhan panjang pria di sampingnya mengkhawatirkan Jennie.

"Ahjussi bangun..."
Belum juga bangun dengan satu gerakan di bahunya. Jennie menangkup wajah Taehyung di kedua tangan.
Menatap luka luka di wajah pria itu yang sepertinya sudah tidak begitu memar.

"Ahjussi..."
Panggil Jennie dengan pelan— pelan sekali. Seperti sedang berbisik.

"Jennie?"

"Ya?"

"Apa yang sedang kau lakukan?"

Menyadari tangannya masih menangkup rahang Wajah pria Kim. Jennie menariknya dengan cepat.

"Hanya..."

Taehyung bangkit dan menuju kamar mandi.
Jennie menatap kepergian punggung pria yang semakin menjauh.
Kupikir kita semakin dekat.

Tak lama langkah kaki Taehyung mendekat, ia datang dan melemparkan handuk ke kasur.
"Tidak mandi?"
Taehyung melirik sekilas pada kamar Jennie.

"Ya ya tentu saja mandi!"

Taehyung mendekat ke arah Jennie. Mencoba menggodanya.
"Tidak mandi —"
"Tentu saja aku mandi sekarang!!!" Potongnya cepat.

Secepat kilat Jennie berlari ke kamarnya.
Siapa juga yang mau mandi bareng? Memangnya aku semurahan itu?!

"Jen!"
Taehyung mengetuk pintu kamar Jennie dari luar.

"Aku akan mandi!" Balas Jennie dengan teriakan yang kemudian bergegas masuk ke kamar mandi di dalam kamarnya.

"Aku tahu, nanti kita ke perpustakaan ya!" Suara Taehyung mengecil di luar sana karena jarak Jennie yang semakin menjauh.

Perpustakaan? Memangnya mereka akan baca buku?
Senyuman manis timbul di bibir Jennie.
Woah! Ini— jangan bilang ini kencan?!

***








Endasmu kencan Jen!

Taehyung sibuk membaca buku di hadapannya. Sementara dirinya dipaksa pria ini membaca materi yang akan diujikan saat ujian masuk universitas nanti.

𝙎𝙚𝙧𝙫𝙞𝙘𝙚 𝙙𝙚 𝘽𝙖𝙧 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang