Irene pulang kerumah calon suaminya itu dan ia menemui tuan dongwook.
“Tuan..aku berterimakasih padamu karna telah membayari adikku biaya rumah sakitnya..”kata irene
“Itu bukan apa-apa yang terpenting ayahmu sudah mentaati janjinya..”kata dongwook tersenyum
“Bolehkah aku keluar sebentar? Aku ingin menjenguk adikku” kata irene
“Tentu..ajaklah felix ikut juga” kata dongwook menyarankan
“Hm tidak..dia sepertinya sangat lelah..biar aku sendiri” kata irene beranjak pergi
Irene telah membayari administrasinya namun ia tidak berani untuk menjenguk adiknya. Ia tau adiknya pasti sangat kecewa padanya jika tau tentang semua ini.
“Ini sus..saya bayar administari untuk obatnya..kalau rawat inapnya sudah kan sus?” Kata irene
“Iya sudah lunas mba..” kata suster
Irene pun tersenyum dan ia hanya tau kabar adiknya lewat suster bernama lisa. Ia bertemu dengan lisa.
“Sus..saya sangat berterimakasih pada suster..suster sudah merawat adik saya” kata irene
Lisa tersenyum dan ia menganggukan kepalanya.¤¤¤
Akh. Aaa! Akkh.. Sakitt!!” Teriak Jungkook pagi hari ini di kamarnya.
Ia sudah seminggu di rumah sakit ini dan ia baru ingat sekarang. Ia memiliki kakak yang bernama Irene, ia hanya berdua tanpa ayah dan ibu.
Sebelumnya Jungkook juga telah mengingat banyak kejadian kejadian aneh namun ia selalu tampak tak terawang melihat kejadian itu.
Lisa mendengar teriakan jungkook ia pun masuk kedalam.
“Jungkook..” kata lisa
“G-gue udah inget semuanya!” Kata jungkook menatap lisa dengan senang
“Yang bener? Syukur kalo kamu sudah ingat” lisa memeluk jungkook entah kenapa lisa ingin saja ada di dekapan jungkook
Jungkook agak terkejut namun ia bisa menerimanya, ia pun perlahan merangkul lisa.
Jungkook boleh pulang besok hari .Jungkook bingung dimana kakaknya berada saat ini.Jungkook juga sedih karna akan berpisah dengan lisa. Kini ia merasakan cinta.
Setiap ia berada di dekat suster cantik itu ia merasa kenyamanan, dan tak ingin lepas dari pandangannya. Orang berkata benar cinta itu buta tapi berarti lain tulus dan tak memandang fisik ataupun status.
Keesokan harinya lisa kembali bekerja dengan murung. Ia sangat-sangat terpukul, dokter seokjin mengajak lisa ke ruangannya dan lisa sangat sedih karena ibunya telah meninggal dunia.
Dokter seokjin sangat prihatin ia pun menyenderkan kepala lisa ke bahunya dan memberikan lisa kebebasan untuk mencurahkan hatinya.
“Gue harus ucapin makasi ke Lisa, Gue harus bilang kalo gue nyimpen perasaan sama. Kira-kira dia diruangan mana ya?” Kata jungkook menebak nebak
Jungkook pun bertanya pada seorang suster yang bekerja di bidang administrasi.
“Sus, suster lisa di ruangan mana ya?” Kata jungkook
“Ohh dia pasti ada di ruangan dokter seokjin di sebelah barat ya” kata suster itu sambil tersenyum
“ trimakasih ya sus” jungkook pun mencari ruangan itu
“Ketemu, ini dia ruangannya” kata jungkook berada di depan pintu ruangan
Ia pun membuka pintu tersebut dan melihat dokter seokjin dengan lisa saling merangkul.
Hati Jungkook amat sakit melihat ini semua. Ia pun membuang bunga itu didepan dokter seokjin dan lisa yang terkejut meliat jungkook.
Jungkook pun menghampiri dokter seokjin dan langsung melayangkan tinjuangnya ke pipi dokter itu hingga membuat dokter itu jatuh ke lantai.
“Jungkook!!” Kata lisa menahan jungkook dan mendorong nya agar minggir
Lisa membangun kan dokter seokjin.
“Jungkook! Harusnya kamu jangan asal main kasar seperti ini!” Kata lisa
“Gue.gue menyesal punya perasaan ke lo lis! G-gue benci sama lo!” Kata jungkook menatap lisa, linangan air matanya seperti tertelan tak ingin menangis karna cinta.
Lisa hanya diam dan akhirnya mengeluarkan air matanya. Namun jungkook memilih pergi dan tak menghiraukan lisa lagi.
Bunga yang tadi jatuh ke lantai sengaja jungkook injak sambil berjalan keluar.