"Silahkan masuk". ujarnya dengan senyuman yang manis.
🍁
"Perhatian-perhatian. Ya anak-anak, hari ini kita kedatangan teman baru, silahkan perkenalkan namamu". titah ibu paruh baya ini, dari tampilannya sudah jelas dia adalah seorang guru.
"Salam kenal semua, nama saya Erelle Raneva, saya pindahan dari Jogja. Semoga kita bisa berteman dengan baik". ujarnya, sedikit gugup pasti.
Banyak yang menatapkan suka, selebihnya biasa saja.
"Kalau begitu Erel, kamu boleh duduk dengan.. Hm.. Dengan Sheila, karna dia masih duduk sendiri sepertinya". Tunjuk bu guru. Mata Erel terbelalak melihat tetangga barunya. Ah, kemarin memang mereka tidak membahas tentang sekolah barunya ini. Pantas dia kaget kalau Sheila bersekolah ditempat yang sama sepertinya, apalagi jadi teman sebangkunya lagi sekarang.
Tapi Sheila sepertinya tidak menyadarinya. Gadis itu nampak sedang... Tertidur?
"Sheila Azellya!". pekik bu guru mencoba membangunkan Sheila yang kepergok tidur. Erel hanya terkikik kecil melihatnya. Sheila tak pernah berubah, dia masih menjadi gadis yang pemalas.
"Eh, iya bu?". Sheila tersadar dengan wajah tablo khas baru bangun tidur. Siapapun yang melihat wajah Sheila saat ini pasti akan tertawa.
"Kamu malah tidur lagi. Hufftt...Sekarang kamu punya teman sebangku". jelas bu guru mencoba bersabar, Sheila mangut-mangut dan melihat teman sebangkunya. Dia juga sama kagetnya saat tau teman sebangku barunya itu adalah Erel.
"Rel?". ucap Sheila saat Erel sudah duduk disamping bangkunya.
"Apa?". -Erel.
"Anjir, ternyata beneran. Gue kira gue lagi ngigo kita comeback lagi". ujarnya.
"Sheila, sekarang bukan waktunya ngobrol... Baik anak-anak, kita kembali keawal. Sekarang, coba kalian kerjakan Uji Kompetensi, di bab 3, sampai bagian 4, ibu tinggal sebentar". Si bu guru keluar kelas setelah memberi tugas.
Dan murid-murid pun, rata-rata memilih tidak perduli. Mungkin hanya beberapa yang mengerjakan, dan selebihnya tidak, mungkin juga nanti akan terjadi contek-mencontek secara massal.
🍁
"Rel, kekantin gak?". tanya Sheila. Baru 30 detik yang lalu bel istirahat sekolahnya berdering.
"Ayo, sekalian liat sekolah baru". sahutnya antusias.
Dan sekarang mereka beriringan menuju kantin. Baru saja sampai dikoridor depan kelas mereka. Ada anak laki-laki yang menatap Erel ganjen.
"Hai Erel. Salam kenal, namaku Deren, panggil Dear juga gak pa-pa kalau sama kamu mah". Jujur saja sebenarnya Erel jijik, ia menatap cowok yang bernama Deren ini dengan alis tertaut.
"Ngapain lo playboy cap kaki tiga. Gak usah ganggu Erel deh, mending lo kembali ke habitat lo". sergah Sheila. Nampak dari wajah gadis itu menatap Deren dengan... Sengit.
"Kenapa La? Cemburu?". tanya Deren, yang kini malah mencoba menggoda Sheila. Hm, sepertinya benar ucapan Sheila kalau lelaki yang dihadapannya ini ialah seorang playboy.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Imagination
Ficção AdolescenteKau bumi, aku matahari Jika ku dekati, maka kau akan hancur karena ku Maka dari itu, lebih baik seperti sebelumnya Sebelum kita tak saling mengenal saja Kita yang tak ada hubungan Mungkin lebih baik kesemula Tapi apakah bisa? 〜〜〜〜 NOTE: CHAPTER BEBA...