Part.7[Mistakes]

19 4 0
                                        

"Terlambat, terlambat aja. Gak usah ngehindar dari hukuman". jantungnya serasa berhenti berdetak. Erel panik, karena ia yakin betul sekarang dia sudah ke- gep melakukan hal nekat ini.

Matanya menoleh kebelakang. Menatap orang yang bersuara tadi.

"Cowok itu?" -batinnya.

🍁

"Ish.. Lepasin tangan gue" dihempasnya tangan itu. Dan terlambat, dia sekarang sudah ada ditengah lapangan. Untung saja sekolah sudah sibuk dengan kegiatan KBM. Mungkin kalau tidak, mereka sudah jadi pusat perhatian sekarang.

"Sekarang lo hormat di tiang bendera" titah cowok itu. Cowok yang sejak awal dia bertemu saja memang Erel sudah antipati padanya.

"Emangnya lo siapa seenaknya nyuruh-nyuruh gue" balasnya dingin.

"Hormat, atau gue kasih hukuman yang lebih berat" Erel tetap acuh dan memilih meninggalkan lapangan.

Lagi-lagi pergelangannya ditarik kencang, mungkin jika Erel tidak menjaga keseimbangan, dia akan tersungkur.

"Sialan! Lo siapa si emangnya ngatur-ngatur gue. Kenal aja engga. Udah gue mau pergi, permisi" Erel mencoba pergi dari sana.

"Pergi gue laporin ke BP" ancam cowok itu, sialan kalau begini Erel tidak bisa berkutik.

Kekesalannya sudah ada diubun-ubun. Baiklah dia mengalah. Membantah malah makin parah.

"Hormat!" titah cowok itu tak terbantah.

"Iya iya, nih gue hormat. Puas lo?" sentaknya. Dan cowok itu tetap menatapnya datar. Sampai Erel memilih mengalihkan pandangannya.

Terik matahari ini yang menemaninya. Sungguh jangan ditanya seberapa tak nyamannya dia sekarang. Peluhnya mulai mengalir dari pelipisnya.

Erel menatap tiang bendera dihadapannya. Matanya berkali-kali mengerjap kala cahaya matahari yang terlalu terang langsung ia pandang.

"Tetap hormat sampai jam istirahat pertama. Jangan coba-coba lari dari hukuman lo". Suara cowok disampingnya ketus.

Dan harus kalian tau. Cowok itu ialah cowok si perampas air mineralnya kala itu, tepatnya saat Erel sedang jogging dengan Papa dan Bundanya. Dunia yang memang sempit atau entah bagaimana mereka bertemu lagi, tapi sepertinya hanya Erel yang menyadari kalau sebelumnya mereka sebenarnya pernah bertemu.

Ingat kembali jika kalian lupa kejadian itu.

Erel hanya membalasnya dengan tatapan yang tak mengenakkan. Jujur saja sampai sekarang Erel masih tak suka dengan cowok itu.

Selepasnya cowok itu pergi entah kemana. Dan Erel tetap menjalani hukumannya dengan tak ikhlas.

Sudah terhitung 30 menit Erel tak mengubah posisinya. Dan sialnya, cuaca hari ini mulai mendung, tak ada kemungkinan, kalau setelahnya hujan tak akan turun.

Benar saja. Rintik-rintik itu mulai ia rasa dan lama-kelamaan semakin deras. Erel memilih tak perduli saja dengan hukumannya. Toh si pemberi hukumannya saja seenaknya meninggalkannya setelah memberi titah.

"Sialan, awas aja tuh cowok" umpatnya.

Gadis itu berlari ketepi lapangan. Baru kakinya sampai menginjak perbatasan koridor, langkahnya terhenti karna suara itu.

My ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang