Part.16[Mama Mertua]

10 4 4
                                    

Hari ini dibalik pilar parkiran sekolah, Erel sedang menunggu cowok benama Ariel itu tiba.

Sengaja dia datang getap, biar tidak ada yang melihat mereka nantinya.

Tak lama, mata Erel menangkap cowok yang ditunggunya memasuki area parkir sekolah.

Erel menoleh kekanan-kekiri, memastikan jika nanti dia menghampiri Ariel, tidak ada siswa lain yang melihat.

Di rasa aman, sepatu kets yang dia gunakan mulai berarah ke arah dimana seorang cowok tampan itu sedang melepas helmnya.

"Eh Ariel, gue mao ngomong sama lo" ujar Erel tanpa meminta persetujuan dan langsung menarik tangan Ariel untuk berbicara ditempat yang sepi karena bagi Erel ini adalah rahasia terbesarnya.

Setelah tiba diarea lorong gudang barulah Erel melepas tangannya yang menggenggam tangan Ariel barusan.

"Ada apa?" tanya cowok itu dengan tatapan canggung.

"Huh, gue mau kita buat kesepakatan" lugas Erel mantap.

"Kesepakatan?" ulang Ariel, dia bingung kenapa Erel mau membuat kesepakatan dengannya.

"Iya. Gue mau lo gak kasih tau siapa-siapa soal kita yang kemarin" mantap Erel.

Ariel menatap Erel dengan tawa yang dia tahan, tidak disuruh pun Ariel akan melakukannya. Tapi sepertinya seru juga kalau ngerjain cewek dihadapannya ini.

"Tapi ada syaratnya" Erel menatap Ariel geram, ribet memang kalau punya urusan sama cowok tengil begini.

"Apaan gc!" suruh Erel kesal.

Ariel tampak berfikir, lalu dia menyeringai yang mampu membuat Erel ngeri. "Janji gak bakal nolak?" Erel mengangguk malas.

"Selama dua minggu lo harus jadi babu gue, gimana?" tegas Ariel.

Erel melotot mendengar ucapan Ariel, orang gila, ogahlah!

"Dih, lo bener-bener punya dendam kusumat ya sama gue?" komen Erel karena andil cowok itu.

Ariel mengangguk menyetujui ucapan Erel, Erel terkesima dengan jawaban cowok itu. Apa dia akan di siksa nantinya jika menjadi babu Ariel? Sepertinya benar.

"Gak ada yang lain?" tawar Erel, harap-harap ada hukuman yang lebih baik, seperti mentraktir atau apalah, asal jangan sampai membuatnya lebih lama berurusan dengan cowok dihadapannya ini.

"Ada" jawaban Ariel mampu membuatnya tertarik. "Apa?" tanya Erel.

"Lo jadi cewek gue"

🍁

Saat ini setelah pulang sekolah tadi dan Erel langsung menuju RS, pikirannya tentang kejadian pagi di parkiran itu belum juga hilang.

Dia sudah menyetujui keputusan Ariel, dan terpaksa memilih opsi pertama. Menjadi babu cowok itu selama dua minggu.

"Rel kamu kenapa? Bunda liat ngelamun terus" ujar Bunda, Erel menatap bundanya lalu tersenyum.

"Itu bun biasa, tugas banyak" alibinya.

"Segala bohong kamu. Ada masalah apa jujur dong sama bunda" Bunda emang gak pernah bisa dibohongin, apa Erel jujur aja? Tapi yakali, bunda ngira apaan nanti kalo tau anaknya udah, Erel langsung menggelengkan kepalanya mengingat kembali memori yang ingin dia amnesiakan.

"Engga bun serius deh, mending Bunda bobo ya, Erel pijitin" Bunda akhirnya mengangguk, alhamdulillah aman pikir Erel.

Ting!

My ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang