17:: Hard To Trust

2.1K 119 5
                                    

Semua tentang aku dan diri mu

Kini berubah.

Hidup yang semula kelabu

Kini mulai berwarna.

Semuanya nampak jelas

Ketika aku melihatnya di mata mu.

Author POV

Aleandra menggapai uluran tangan Nathan. Mereka sudah sampai di kediaman keluarga Luke. Hal itu tentu membuat Aleandra merasa gugup. Apa lagi dia sudah tidak pernah bertemu dengan kedua orang tua Nathan lagi. Tidak hanya gugup karena hal itu, masih banyak hal lain yang membuatnya gugup. Salah satunya karena Aleandra takut kedua orang tua Nathan sudah tidak menyukainya lagi seperti dulu.

"Ale, kamu gugup?" Tanya Nathan saat merasakan suhu tangan Aleandra.

"Pasti gugup Nat! Gila jika aku terlihat santai santai!"

Nathan hanya terkekeh menanggapi kekesalan Aleandra. Nathan tahu apa yang dirasakan Aleandra. Nathan pernah merasakannya saat berhadapan dengan Irwan, Sandra, juga Alex. Apa lagi respon Irwan dan Alex benar benar tidak enak. Jadilah tangan Aleandra ia genggam lebih erat, bermaksud menenangkan.

"Jangan gugup. Kamu tahu Ale, mommy ku merasa sangat antusias saat aku memberitahunya tentang kedatangan mu. Jadi jangan takut kalau orang tua ku tidak menyukai mu ya?" Aleandra hanya mengangguk mengiyakan.

Lalu masuk lah mereka ke dalam rumah yang megah itu. Beberapa pelayan berjejer sambil menunduk hormat untuk menyambut mereka. Di ujung jejeran para pelayan itu, Aleandra bisa melihat sepasang suami istri yang usianya sudah tidak bisa dibilang muda lagi.

Orang tua Nathan.

"Astaga!" Rania, ibu Nathan, memekik kegirangan. Nathan pun maju sambil tersenyum tipis, bermaksud menyambut ibunya yang terlihat berjalan menghampirinya. Namun senyum Nathan memudar saat melihat Rania hanya melewatinya begitu saja. Lian, ayah Nathan, berdehem pelan, berusaha menyembunyikan tawanya. Nathan yang melirik Lian hanya mendengus tidak suka.

Sementara Aleandra benar benar merasa canggung saat Rania tiba tiba memeluknya. Aleandra pikir, Rania akan lebih dulu menyambut Nathan yang notabenya adalah anaknya.

"Aleandra kan? Kamu berubah sekali nak, bukan seperti Alexa. Tapi kamu tetap saja cantik seperti dulu." Rania tersenyum senang sambil melepaskan pelukan mereka. Sebenarnya sebelumnya Nathan sudah mengingatkan kedua orang tuanya agar tidak memanggil Aleandra dengan nama Alexa. Karena nyatanya Aleandra membenci nama itu. Bukan membenci sebenarnya, hanya saja terasa sakit saat nama itu terucap.

"Tante." Aleandra mencium punggung tangan Rania sambil tersenyum hangat. Hal itu membuat mata Rania berbinar kesenangan.

"Sayang, lihat calon menantu kita ini sangat sopan! Hei Ale, tante kira kamu sudah terpengaruh dengan budaya Barat." Rania menoleh ke arah Lian sebentar, lalu menatap Aleandra lagi. Lian hanya tertawa geli melihat keantusiasan istrinya. Lalu pria yang sudah tua itu melangkah mendekati Aleandra.

"Om." Aleandra juga mencium punggung tangan Lian.

"Selamat datang kembali Ale." Lian tersenyum hangat, membuat kegugupan Aleandra hilang sebagian. Lian memang terlihat pendiam dan agak dingin, sama seperti Nathan. Namun sambutan hangat dari Lian ini benar benar di luar dugaan Aleandra. Apa lagi sambutan dari Rania, benar benar di luar dugaan sekali.

"Lebih baik sekarang kita segera melaksanakan makan malamnya." Nathan menyela acara sambut menyambut yang cukup heboh karena Rania itu.

Mereka semua pun segera beranjak menuju meja makan. Entah kenapa, samar samar Aleandra mendengar suara Jonathan, anak Elisa dan Vito, juga suara Rio. Suara mereka saling bersahut sahutan diiringi dengan suara bayi perempuan.

Her Old Pain (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang