Author POV
"Nona Aleandra kelelahan dan agak banyak pikiran sepertinya. Dia juga mengalami dehidrasi sedang. Jadi tolong diperhatikan pola makan dan minumnya agar kondisi nona Aleandra bisa membaik." Alex, Jack, juga Martha mendengarkan baik baik penjelasan dokter yang menangani Aleandra.
"Terima kasih dok kalau begitu." Alex memberi kode pada Martha untuk mengantar dokter wanita keluar. Martha pun mengangguk, lalu melaksanakan tugasnya.
Selepas kepergian Martha dan dokter tersebut, Alex menatap Jack dengan pandangan datar. Bagaimana bisa pria yang sangat ia percayai ini lalai dalam menjalankan tugasnya untuk memantau Aleandra?
"Bagaimana bisa kamu lalai Jack? Memangnya sejauh apa Aleandra pergi sampai kamu tidak memantaunya?!" Alex berucap keras. Gemas dengan wajah Jack yang hanya menunjukkan raut datar.
"Saya diperintahkan nona Aleandra untuk tidak mengikutinya. Nona Aleandra berkata jika ada urusan pribadi yang tidak bisa saya campuri. Karena nona Aleandra adalah majikan saya, saya menuruti perintahnya." Jelas Jack yang malah membuat Alex gemas sekaligus kesal. Kalimat terakhir yang Jack ucapkan tadi seolah menyindirnya bahwa ia bukan majikannya. Aleandra lah majikannya yang baru.
"Yayaya aku tahu aku bukan tuan mu lagi, tidak usah menyindir seperti itu. Tapi kamu seharusnya berada di sekitar Aleandra. Entah Aleandra memiliki hal pribadi atau apa pun itu, kamu seharusnya tetap di sekitarnya. Bukannya malah diam di sini hingga Aleandra datang!" Alex mengusap wajahnya frustasi.
"Maafkan saya tuan. Saya tidak akan mengulangi kesalahan saya lagi." Jack menunduk dalam. Kenapa ia bisa menjadi sebodoh ini? Betul sekali perkataan Alex tadi. Namun sungguh, hal itu sama sekali tidak terpikirkan oleh Jack entah kenapa.
Sayangnya semua sudah terlambat.
"Aku akan masuk ke kamar Aleandra. Berjagalah di depan dan jangan biarkan siapa pun masuk. Apa lagi pria brengsek itu." Jack mengangguk paham. Ia juga sudah tahu siapa yang Alex sebut sebagai pria brengsek. Alex pun masuk ke kamar Aleandra, sementara Jack pergi untuk melaksanakan tugasnya.
****
Ketika Alex memasuki kamar Aleandra, pria itu melihat Aleandra yang sudah bangun dari pingsannya. Wanita itu terlihat linglung dengan keadaannya sendiri. Namun dapat Alex lihat bibir pucat Aleandra bergetar kedinginan.
"Ale!" Alex menghampiri Aleandra yang tersadar akan kedatangannya. Tangan Alex segera mengambil segelas air yang terletak di atas nakas. Mungkin Martha yang meletakkannya di sana.
"Minum." Dengan penuh perhatian, Alex membantu Aleandra untuk minum. Setelah itu, Alex kembali membaringkan tubuh Aleandra dan menyelimutinya.
"Kenapa kamu ada di sini Lex?" Suara serak Aleandra terdengar.
"Kenapa? Tentu saja karena keadaan mu yang parah ini. Kenapa kamu begini? Keadaan mu sunggu menghawatirkan orang lain Ale! Bagaimana jika mommy tahu dengan keadaan mu yang seperti ini? Dia pasti sedih. Lagi pula kenapa kamu membiarkan diri mu dehidrasi dan kedinginan?" Alex mulai mengeluarkan apa yang dipikirkannya. Dia terlalu kawatir dengan keadaan Aleandra.
Terakhir kali Alex melihat Aleandra bertingkah aneh seperti ini adalah delapan tahun lalu. Ketika Nathan dan teman temannya menyakiti hati adik satu satunya ini.
Tunggu!
Nathan?!
"Nathan?! Pria itu menyakiti mu lagi?!" Alex berteriak penuh kemarahan. Bagaimana bisa Nathan menyakiti adiknya yang sudah tidak setegar dulu ini lagi? Bahkan setelah dengan susah payahnya Alex berusaha mempercayai Nathan. Alex kecewa dan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Old Pain (COMPLETED)
Romance(SEQUEL MY ICE HEART, BISA DIBACA TERPISAH) Dia adalah Aleandra Rose Seorang designer terkenal di New York yang menjadi incaran para pria. Rambut pirangnya yang bergelombang, tubuh tingginya yang ideal, dan wajahnya yang terpahat sempurna membuatnya...