Nathan tengah serius mendengarkan hal yang sedang dibahas oleh para petinggi di perusahaannya di tengah meeting saat ponselnya berdering lama. Panggilan pertama dan kedua ia abaikan karena rapat kali ini sangat penting dan ia harus fokus. Namun ponselnya terus menerus berdering tanpa henti.
Sekretaris Nathan yang menyadari bahwa Nathan mengabaikan panggilan tersebut, mulai menegur Nathan. Mungkin saja itu panggilan penting kan?
"Maaf pak, mungkin itu panggilan penting. Bisa saja itu dari istri anda kan?"
Dan benar saja. Saat Nathan melihat siapa yang sedari tadi menelponnya, nama istrinya tertera di sana. Tanpa mengucapkan apa pun, Nathan keluar dari ruang rapat untuk mengangkat panggilan tersebut. Bahkan pria itu mengabaikan panggilan para petinggi perusahaannya.
"ANAK NAKAL! KENAPA BARU DIANGKAT SEKARANG?" Suara teriakan ibunya terdengar di seberang sana, membuat Nathan meringis. Tapi kenapa ibunya yang menelpon? Bukan kah seharusnya Aleandra yang menelpon?
"Kenapa mom? Di mana Aleandra?"
"ISTRI MU JATUH DAN HARUS DIOPERASI UNTUK MELAHIRKAN SEKARANG! Cepat susul kami di rumah sakit milik keluarga Ale!"
Jantung Nathan berpacu sangat cepat setelah mendengar ucapan mommynya. Tanpa mengucapkan apa pun, Nathan segera mematikan sambungan telpon. Ia tidak peduli jika nanti ibunya itu akan mengomelinya karena tidak sopan. Segera ia kembali ke ruang rapat untuk pamit. Tidak mungkin kan jika ia pergi begitu saja tanpa pamit di saat rapat tengah membahas hal yang begitu penting.
"Maafkan saya. Mungkin ini memang tidak profesional, tapi istri saya akan segera melahirkan dan saya harus ke rumah sakit sekarang. Saya beri wewenang kepada kalian semua untuk memilih akan melanjutkan rapat tanpa saya dan saya akan menilai setelah kalian semua memberikan laporannya, atau menunda rapat dua hari lagi. Sekali lagi maafkan saya, saya permisi." Setelah menjelaskan, Nathan cukup merasa tenang saat dilihat para bawahannya tidak keberatan dengan ketidak profesionalannya kali ini dan memilih untuk menunda rapat hingga lusa. Bahkan mereka mengucapkan kata selamat dan doa untuk Nathan.
Dan di sini lah Nathan sekarang. Berlarian di koridor rumah sakit yang seharusnya tidak diperbolehkan, namun Nathan tidak peduli. Yang terpenting adalah segera menemui istrinya yang saat ini mungkin sudah berada di ruang operasi. Salahkan saja ketidak pekaannya yang mengabaikan panggilan penting tadi dan kemacetan di jalan hingga ia menghabiskan waktu hampir 1 jam di tengah jalan.
Nathan semakin mempercepat jalannya saat berhasil melihat ibu dan ayahnya yang ada di depan sebuah ruangan. Dan Nathan harus menerima sebuah pukulan di kepalanya saat ia sampai di hadapan kedua orang tuanya.
"Sebegitu pentingnya pekerjaan mu sampai sampai kamu mengabaikan telpon penting yang ada sangkut pautnya dengan keadaan istri dan calon anak mu, hah?" Rania cukup kesal dengan Nathan. Karena wanita itu tidak ingin Nathan kembali mengulang kesalahan yang sama. Kesalahan di mana saat itu Nathan tidak ada di samping Aleandra yang tengah berjuang melahirkan anak pertama mereka, Dominic Alelio Luke.
Nama Alelio memang terdengar sangat asing. Karena nama itu dibuat sendiri oleh Nathan dan Aleandra. Alelio berasal dari kata Alel, yaitu Al dan El. Masih ingatkah kalian dengan panggilan itu? Panggilan yang digunakan Nathan dan Aleandra saat mereka bertemu untuk yang pertama kalinya.
"Maafkan aku. Aku tadi sedang ada meeting penting. Aku pikir tadi hanya panggilan tidak penting." Ucap Nathan dengan rasa penuh sesal.
"Sudah sayang, Nathan kan tidak tahu jika begini. Jadi kamu jangan terlalu menyalahkan Nathan, oke? Yang terpenting Nathan ada di sini sekarang." Bela Lian sambil menenangkan istrinya yang terlihat gugup karena kawatir dengan keadaan Aleandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Old Pain (COMPLETED)
Romansa(SEQUEL MY ICE HEART, BISA DIBACA TERPISAH) Dia adalah Aleandra Rose Seorang designer terkenal di New York yang menjadi incaran para pria. Rambut pirangnya yang bergelombang, tubuh tingginya yang ideal, dan wajahnya yang terpahat sempurna membuatnya...