Author POV
"Ale?"
Aleandra terdiam kala mendengar suara Nathan dari sambungan telpon. Suara itu berhasil membuatnya merasakan kecewa yang teramat. Mungkin terlalu berlebihan. Namun sungguh, tidak untuk Aleandra. Tidak untuk dia yang sudah sering tersakiti, oleh orang yang sama. Nathan.
"Ale?" Suara Nathan terdengar kembali.
"Yes, Aleandra here." Aleandra berucap pelan, sambil berusaha menguatkan hatinya sendiri.
"Where are you? I want to meet you darling. I miss you so much."
Is he call me darling?! Batin Aleandra berteriak. Bukan, bukan berteriak karena senang namun berteriak karena jijik.
"Aku sibuk hari ini. Mungkin besok kita bisa bertemu."
"Ale, are you mad at me?"
"No. I'm just tired."
Hening sejenak. Aleandra benar benar tidak berniat untuk memulai pembicaraan. Pikirannya sudah kacau karena kalimat kalimat yang Nathan lontarkan selalu bernada santai. Seolah tidak ada yang Nathan sembunyikan dari dirinya.
"Take a rest, Ale. Aku tidak mau kamu sakit, mengerti?"
"Ya."
"Oke. Besok saat makan siang aku akan ke kantor mu. Kita makan siang bersama."
"Oke, bye Nat."
Aleandra mematikan sambungan telpon itu. Lalu, mata birunya menatap ke arah luar jendela mobilnya yang terbuka lebar. Di sana, berdirilah JQ dengan gagahnya. Aleandra pun keluar menghampiri pria itu.
Di daerah terpencil ini lah tempat yang Aleandra pilih untuk bertemu dengan JQ. Selain karena Aleandra tidak ingin dicurigai oleh Jack, tempat ini dekat dengan posisi markas tersembunyi JQ yang entah berada di mana.
Tidak ada yang tahu.
"Sebegitu ahli kah aku, sampai sampai sepupu jauh ku yang cantik ini selalu mengandalkan ku?" JQ tersenyum jahil, membuat Aleandra mendengus.
"Kamu memang ahli, jadi aku mengandalkan kamu. Tapi tidak perlu sesombong itu JQ."
"Astaga Ale, selera humor mu berubah ya?"
"Lupakan JQ. Cepat beri tahu aku tentang wanita itu."
JQ menatap Aleandra lebih dalam sekaligus serius. Pada akhirnya, JQ berhasil menemui raut tersakiti yang Aleandra berusaha sembunyikan. Jangan lupakan JQ yang seorang agen. Sudah pasti JQ memiliki ketelitian yang wow. Apa lagi ketelitian dalam hal membaca raut wajah seseorang.
"Sia Carolina Tanuwijaya namanya."
"Benar benar Carol ke dua rupanya." Aleandra tertawa hambar. Dirinya kembali mengingat Carol, mantan sahabatnya yang ia dengar kini tengah sekarat karena percobaan bunuh diri. Bahkan wanita itu belum waras dari penyakit gilanya.
"Keluarga Tanuwijaya yang awalnya kaya raya dan terkenal, sudah tidak lagi semenjak ayah Sia meninggal dunia. Perusahaan keluarga itu bangkrut sekitar satu tahun setelah ayah Sia meninggal. Itu karena kehidupan Sia, adiknya, dan ibunya yang tidak teratur. Mereka juga tidak ahli dalam berbisnis."
"Tentang hubungan antara dia dan Nathan, ternyata cukup mengejutkan. Sia teman kuliah Nathan yang digosipkan memang menyukai Nathan. Bahkan setelah ayah Sia meninggal, mereka berdua menjadi sangat dekat. Selalu berdua hampir setiap saat. Bahkan yang aku tahu, mereka sempat akan melakukan pertunangan. Namun pertunangan itu batal karena Sia yang pergi bersama keluarganya ke luar negeri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Old Pain (COMPLETED)
عاطفية(SEQUEL MY ICE HEART, BISA DIBACA TERPISAH) Dia adalah Aleandra Rose Seorang designer terkenal di New York yang menjadi incaran para pria. Rambut pirangnya yang bergelombang, tubuh tingginya yang ideal, dan wajahnya yang terpahat sempurna membuatnya...