20:: They Care

1.9K 94 6
                                    

Author POV

"Sudah minum obat Ale?" Jessi bertanya dengan wajah teduhnya. 

Lagi lagi Aleandra melihat wajah teduh seperti yang dimiliki Devira. Namun kali ini ia melihat wajah teduh itu di wajah Jessi. Aleandra rasa Jessi sudah benar benar berubah. Wanita itu sudah benar benar menyayanginya. Sebagai adik juga sahabat.

"Sudah Jes. Terima kasih sudah mau peduli dengan ku." Aleandra tersenyum tipis. Hatinya menghangat karena kini tidak hanya Devira yang akan menjadi sahabatnya.

Tasya dan Rosa? Aleandra masih ingat dengan mereka. Yang Aleandra sesalkan adalah, mereka sama sekali tidak mengunjunginya untuk sekedar menyapa dan meminta maaf. Tapi Aleandra tidak mempermasalahkannya. Di sini masih banyak yang menyayanginya.

"Itu tugas seorang sahabat sekaligus calon kakak ipar kan?" Jessi tertawa geli.

Namun setelah itu ia merutuki dirinya sendiri saat menyadari bahwa ia terlalu percaya diri jika Alex dan dirinya akan menikah. Namun Jessi sungguh berharap bahwa Alex benar benar akan membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius.

Pernikahan.

"Ya. Aku jamin kamu yang akan jadi kakak ipar ku Jes." Aleandra berucap seolah mengerti apa yang Jessi pikirkan. Dan seperti biasa, pipi Jessi merona karena digoda.

Tiba tiba saja suara teriakan anak kecil terdengar keras sekali dari luar kamar Aleandra. Aleandra hafal suara anak anak itu! Suara teriakan penuh kebahagiaan Jonathan dan tangisan Gea, anak Vito dan Elisa. Tidak hanya mereka, ada suara teriakan David, anak Devira, yang terdengar tak kalah keras. Aleandra juga dapat mendengar suara gaduh entah berasal dari siapa.

Jessi yang ada di samping ranjang Aleandra hanya tersenyum geli. Mereka terlalu heboh untuk mengunjungi dan memberi semangat kepada Aleandra.

Jessi menghitung dalam hati, masih dengan senyum gelinya.

satu

dua

tiga

"KEJUTAN!!!"

Pintu kamar Aleandra terbuka lebar. Menampakkan wajah wajah penuh keceriaan dari orang orang terdekat Aleandra. Mata Aleandra menatap mereka satu persatu dengan was was. Seolah mencari keberadaan seseorang. Namun Aleandra memang sedang mencari seseorang sekarang.

Syukurlah tidak ada Nathan di antara mereka.

Ya, Nathan lah yang Aleandra cari. Sungguh, dia belum siap bertemu dengan Nathan.

"Tante! Jangan bengong!" Teriakan nyaring Jonathan terdengar mendekat ke arah Aleandra. Sontak Aleandra mengembangkan senyumnya sambil merentangkan tangannya. Wanita itu menyambut Jonathan dengan pelukan penuh kerinduannya.

Mata Aleandra menatap satu per satu orang yang masih memasang wajah cerianya. Tidak ada raut sedih atau pun kawatir saat melihat keadaan Aleandra yang terbaring lemah di ranjangnya. Hal itu lah yang membuat Aleandra terharu.

Ada Alex, Jessi yang entah sejak kapan sudah bergabung dengan mereka, Devira dengan David yang ada di gendongannya, Reza yang merangkul Devira mesra, Ken yang ada di sebelah mommy dan daddynya, Elisa yang sedang menggendong Gea, dan Vito yang berada di samping Elisa. Bahkan terdapat Jack dan Martha yang tersenyum sopan di urutan paling pojok.

Alex maju terlebih dahulu menghampiri Aleandra yang masih tersenyum haru.

"Kami sudah tahu apa yang terjadi Ale. Dont be sad." Alex tersenyum ceria, bukan tersenyum prihatin. Alex tahu, jika Aleandra tidak suka dikasihani. Jadi lah Alex merencanakan sebuah kejutan sederhana namun berkesan ini dengan konsep menunjukkan wajah ceria.

Her Old Pain (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang