CHAP 11 : SEKOLAH

130 4 0
                                    

Didepan pintu kelas sudah ada Ana yang siap mendengarkan semua keluh kesah dan kesedihan Visya.
“Ya ampun Sya, kamu ngga papa kan. Yaudah kita masuk kedalam aja yuk. Ntar kamu ceritain semuanya, aku siap kok dengerin semua curhatan kamu.” Ucap Ana yang kelihatannya juga sedih melihat sahabatnya yang benat-benar terpuruk. Visya hanya mengangguk pelan sambil mengusap air matanya yang terus berjatuhan. Ana pn menuntun Visya duduk di bangkunya dan siap mendengarkan apa yang sahabatnya itu rasakan.
“Kamu udah lihat semuanya yah Sya? Kamu yang sabar yah. Mungkin Alif itu bukan yang terbaik buat kamu.” Ana yang kini mengelus-elus pundak sahabatnya itu membuat Visya semakin tidak bisa membendung air matanya. Akhirnya Visya mencoba membuka mulutnya dan meceritakan semuanya kepada sahabatnya itu.
“Kenapa Alif tega banget sam aku Na?” Tubuh Visya  bergetar menceritakan masalahnya itu kepada sahabatnya. Tidak ada alasan Ana untuk tidak memeluk tubuh Visya yang benar-benar lemah dan tidak bisa menerima keadaan ini.
“Kamu yang sabar yah Sya. Semoga nanti Alif ngasih kamu penjelasan yang bisa memperbaiki hubungan kalian. Karena aku juga yakin kok Sya, kalau Alif ngga kayak gitu.” Jelas Ana yang berusaha menguatkan sahabatnya itu.
“Iya Na, semoga apa yang aku liat ngga seperti yang aku bayangin. Tapi tadi aku udah minta putus sama Alif.” Suara Visya mulai terbata-bata menjelaskan semuanya.
“Udah, kamu jangan nagsis lagi. Kita kan belum tau jawaban Alif kek gimana. Bel udah bunyi tuh, hapus air mata kamu, nanti ibu guru lihat.”
Dengan cepat Visya menghapus air matanya dan mengikuti pelajaran hari itu.

MENGIKHLASKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang