Sesampainya dirumah, Visya langsung shalat ashar dan dilanjutkan dengan membaca novel kesukaannya. Novel karya Elda Rina takdir yang berbeda. Visya baru membaca 3 lembar novel itu, tiba-tiba handfhonenya bunyi dan yang menelfon adalah Ana sahabatnya.
"Halo assalamu'alaikum Na, ada apa? Tadi aku kerumah kamu tapi kamu ngga dirumah. Huuuuhhhh."
"Iya maaf, tadi aku pergi ngga ngabarin kamu, soalnya tadi aku buru-buru banget."
"Emangnya kamu dari mana?"
"Habis nganterin mamah ke super market. Maaf banget yah Sya."
"Iya ngga papa kok. Tugasnya kan masih 5 hari lagi, jadi masih ada waktu buat ngerjain."
"Iya juga sih. Eh udah dulu yah Sya, mau bantuin mamah masak. Assalamu'alaikum."
Tut..tut.tut.
Belum sempat jawab salam. Ana langsung mematikan telefonnya.
Visya melanjutkan bacaan novelnya, dan tiba-tiba ada pesan masuk di handfonenya. Dan ternyata pesan dari Rian.
"Sya, tadi ada yang nelfon ke aku, katanya kamu mau ngejauhin aku karena kamu pengen memantaskan diri jadi lebih baik. Aku sih terima alasan kamu cuman yang ngga aku terima, kok bukan kamu yang ngomong langsung ke aku, kenapa harus lewat perantara orang lain? Aku kan jadi ngga enak Sya."
"Iya Rian aku minta maaf. Soalnya aku ngga berani ngomong sama kamu, aku takut. Makanya aku minta bantuan sama sepupu aku. Sekali lagi aku minta maaf."
Dengan rasa bersalah, Visya terus minta maaf dengan Rian. Visya juga merasa ngga enak sama Rian. Seharusnya Visya ngomong langsung sama Rian, ngga perlu pake perantara segala.
"Iya gak papa. Lagian nasi sudah menjadi bubur. Jika itu yang terbaik buat kamu, maka lakukan lah."
Visya tidak lagi membalas pesan Rian. Di read saja tidak. Visya ngga tau mau ngomong apa lagi. Visya memilih ngga membalas pesan Rian.
Tiba-tiba pesan masuk dari kakak sepupu Visya.
"Assalamu'alaikum dek, tadi kakak udah ngomong sama cowo itu. Dia cuman bilang iya iya aja tadi pas kakak nelfon."
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakaatuh. Iya kak tadi dia juga udah ngasih tau Visya, kalau kakak nefon dia. Tapi aku ngga enak kak sama dia, soalnya dia malu karna yang ngomong sama dia tuh bukan akunya langsung."
"Udah lah dek gak papa. Kamu ngga usah tanggepin pesan maupun telfon dari dia. Kamu banyak-banyak beristigfar aja. Semoga Allah kasih kamu kemudahan dek. Tetep istiqomah yah dek yah."
"Iya kak, makasih juga udah bantuin ngomong ke dia. Oiya kak udah dulu yah. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakaatuh."
Sejak hari itulah Visya mengikhlaskan Rian dan berharap mereka bakal disatukan kelak dalam ikatan yang halal yaitu pernikahan."
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGIKHLASKAN
Fiksi RemajaAda kalanya mencintai tidak dengan menghalalkan segala cara, dan ada masa rindu tidak butuh temu.