Makanan dikantin pun membuat Visya menelan ludahnya. Namun Visya tetap ingat pesan ibunya, Visya tidak boleh jajan sembarangan, apalagi makanan cepat saji. Kalau bukan Nasi kuning, apa lagi yang bisa Visya makan.
Bukannya Visya anak yang dimanja, cuman orang tua Visya mengkhawatirkan anak perempuannya itu, karena Visya sudah terlalu sering masuk RS hanya karena penyakit Mag yang di deritanya.
“Tante, nasi kuningnya satu yah.” Pinta Visya sama pemilik kantin yang kerap dipanggil Tante oleh siswa disekolah Visya.
“Sebentar yah.” Teriak ibu kantin yang berada di dapur kantin.
Melihat sahabatnya yang hanya makan roti dan air putih, bawelnya Visya kumat lagi.
“Na, kamu nggak makan?” Tanya Visya kepada sahabatnya itu.
“Lagi diet. Hihi”
“Ya ampun Na, badan kamu yang udah mau putus gitu masih diet? Hahaha”
“Enak aja loh” Protes Ana sambil memanyunkan bibirnya yang warna merah jambu.
Memang sih, dibanding Visya, Ana lebih suka make up.
“Lagian ngapain sih diet, cowo yang beneran sayang sama cewe, ngga bakalan nuntut hal kek gituan”
“yeeeee, kok malah baper?”
“Gue ngga baper kok, cuman laper doang. Hahaha” Mereka berdua pun tertawa.
Ibu kantin yang membawakan nasi kuning Visya, pun ikut tertawa dengar pembicaraan mereka berdua.
Setelah makan Visya sama Ana membayar makanan dan kembali kekelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGIKHLASKAN
Fiksi RemajaAda kalanya mencintai tidak dengan menghalalkan segala cara, dan ada masa rindu tidak butuh temu.