Untuk part ini bagi kalian yang suka K-Pop apalagi hobi nonton drama korea, aku yakin 100% kalian nggak ada yang polos.
Jadi kalo mau baca part ini yang ngakunya masih polos jangan baca yaa...
.
.
.Jung Chaeyeon pov
Kehadiran Mingyu di hidupku tentunya membuat hari-hariku terasa berbeda dari sebelumnya.
Berada dalam suatu hubungan yang ambigu membuatku merasa spesial tidak, asing juga tidak. Aku sendiri bingung mendeskripsikannya.
Bagaimana tidak? Lihatlah apa yang akhir-akhir ini dia lakukan.
Pertama, dia bertindak layaknya kekasih sungguhan. Tidak seperti awal yang hanya bertindak seperti itu di depan ibuku. Di luar pandangan ibuku pun dia seperti itu.
"Kau sudah makan?"
"Kapan aku harus menjemputmu?"
"Mari kita jalan-jalan sebentar."
Kedua, dia sering datang ke rumahku dengan alasan yang aneh. Aku tak paham sebenarnya, apa sih yang dia inginkan?
"Kau masih bertanya mengapa aku ke rumahmu?" Mingyu bertanya dengan melipat kedua tangannya di atas perut.
Aku hanya memiringkan kepala menanti jawaban selanjutnya.
"Aku adalah kekasih yang sering tersiksa karena rindu. Kau paham sekarang?"
Sungguh, pernyataanya membuatku menggelitik.
Ketiga. Kali ini hampir mirip dengan poin yang pertama, namun berbeda aspek. Jika yang di poin pertama dia menunjukan sebuah perhatian, lalu yang di poin ketiga ini Mingyu menunjukkan kesetiaan.
Jujur aku ingin berterima kasih kepadanya. Tapi aku tak yakin atas dasar apa aku harus berterima kasih.
Jika ku lakukan, pasti akan membuatnya salah paham. Aku tahu Mingyu adalah pria dengan tingkat percaya diri yang tinggi. Aku tak mau dia mengira bahwa aku sudah mulai tertarik dengannya. Tidak! Itu tidak mungkin.
"Chogiyo...," aku mencolek bahu pria yang tengah terlelap di atas meja. Tangannya masih menggenggam pena dan sekitarnya penuh akan buku-buku yang super tebal.
"Mingyu-ssi," akhirnya aku memanggil namanya lirih.
Perlahan dia terbangun. Sesekali menyipitkan matanya karena silau.
"Eoh! Kau sudah selesai rupanya. Mari kita pulang!" masih setengah tersadar Mingyu merapikan barang-barang miliknya.
Aku mengangguk sebagai jawaban dan menunggu Mingyu selesai berkemas. Sampai akhirnya kami berjalan beriringan keluar cafe tempatku bekerja.
"Aku ingin makan Ramyeon dekat jalan sini." kataku
"Hu uh? Kau jadi belum makan? Apakah kau tidak diizinkan makan apapun selama bekerja? Keterlaluan sekali," Mingyu syok.
"Bekerja di cafe bukan berarti aku bisa makan apapun seperti pembeli. Aku sudah makan tadi siang, tapi sekarang aku ingin Ramyeon yang di sana," aku menunjuk salah satu toko yang tak jauh dari jarak kami berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fake Boyfriend (Mingyu-Chaeyeon)
FanfictionTidak ada yang salah dari perkataanmu. Yang salah adalah hatiku yang menghempaskan kebencian menjadi kerinduan terhadapmu. -Jung Chaeyeon. Awalnya aku pikir aku gila karena kelemahanku. Tapi ternyata aku memang lebih dari gila saat mengatakan itu...