Tidak ada yang salah dari perkataanmu. Yang salah adalah hatiku yang menghempaskan kebencian menjadi kerinduan terhadapmu. -Jung Chaeyeon.
Awalnya aku pikir aku gila karena kelemahanku. Tapi ternyata aku memang lebih dari gila saat mengatakan itu...
Gimana kabar kalian? Masih stay, kan? Vote? Comment? Jangan lupa ya :')
Cuss!
Happy Reading! . . .
Jung Chaeyeon pov
"Apakah kau cemburu pada Wonwoo karena kejadian semalam?"
Siapa mengira bahwa semalam saat tiba-tiba Wonwoo menempelkan bibirnya ke bibirku, tidak sengaja aku melihat sepasang mata mengintip dari dalam celah kecil pintu kamar.
Sebenarnya karena situasi itu membuatku gelagapan ketika bertatap muka dengan Mingyu, yang notabennya memiliki hubungan saudara dengan Wonwoo. Rasanya aku tidak ingin kejadian semalam membuat Mingyu salah paham. Padahal aku tahu Mingyu pastinya memang tidak peduli sama sekali.
Dihadapannya aku menangkap ekspresi Mingyu yang mencoba mengelak. Dia pikir aku tidak tahu apa bahwa semalam dia mengintip apa yang terjadi antara aku dan Wonwoo semalam.
"Memang apa yang terjadi semalam?" jawabnya dengan lancar meski dengan kebohongan, "...dan tidak ada gunanya aku cemburu,"
Sebentar. Biarkan aku menata akalku saat ini.
Yaa, Jung Chaeyeon! Kemana akal sehatmu? Kau tidak mungkin mengharapkan Mingyu cemburu, kan?
"Benar juga, lagi pula akan rumit jika sampai kau menaruh perasaan pada hubungan kita yang palsu ini." Aku hanya menyetujui perkataan Mingyu meskipun sebenarnya aku enggan.
"Berbicara mengenai hubungan ini, kapan aku harus berhenti jadi kekasih pura-puramu?" tanya Mingyu.
Aku yakin ada yang salah dengan diriku. Tiba-tiba aku merasa sedih saat memikirkan bahwa hubungan ini memang tidak harusnya bertahan lama. Pastinya juga Mingyu ingin memiliki hubungan dengan wanita yang dia sukai. Tidak selalu denganku yang hanya kekasih palsunya saja. Tidak sepertiku yang tiap harinya mengajaknya bertengkar. Aku pikir aku salah dengan mengurung Mingyu dalam status palsu ini.
"Satu minggu lagi, kau masih mau menunngu? Ibuku akan pulang ke desa satu minggu lagi dan semuanya aku pastikan kau dapat hidup normal seperti saat sebelum kau mengenalku." Aku merasakan sesak saat mengatakan kalimatku dengan seutas senyum simpul.
"Baiklah, setidaknya beban hidupku akan berkurang dengan berakhirnya drama ini."
***
Author pov
Ketika langit menjelang petang, alih-alih pulang Mingyu justru sedang berada di perpustakaan kampusnya untuk memenuhi permintaan seseorang sekaligus membaca buku ilmiah. Itung-itung untuk menambah pengetahuannya saja.
Sesekali dia melirik ke depan dimana ada seorang wanita tengah duduk dengan meletakan kepalanya di atas meja.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
